Soobin langsung saja mengendarai mobilnya begitu cepat saat Minhyuk menghubungi dirinya bahwa Beomgyu telah siuman dari posisi kritisnya. Perasaan membuncah hadir dalam dirinya yang saat ini sudah berlarian di koridor.
Sampai dimana pintu ruangan inap Beomgyu itu ia buka, Soobin merapalkan banyak doa dan syukur karena Tuhan telah mengabulkan doanya untuk membiarkan adiknya itu baik-baik saja.
Cklek
Nafas Soobin masih saja terengah-engah dan melihat disana Beomgyu menerjapkan matanya lemah melihatnya seolah kaget akan kehadiran Soobin secara tiba-tiba.
Taehyun mundur untuk duduk kembali ke sofa dan membiarkan Soobin mendekat ke arah Beomgyu itu.
Boleh Soobin mengatakan dia lelah?
Boleh Soobin mengatakan dirinya butuh kehadiran Beomgyu disaat kakaknya sekarang juga ada di ruangan berbeda sedang menjalani operasi?
Boleh Soobin menuangkan segala keresahannya sekarang?
Soobin diam, dirinya tidak tahu harus mengucapkan apa lagi. Taehyun pun kini lebih memilih menunggu diluar saja dan merasa bahwa kedua saudara kandung itu harus diberikan ruang untuk saling berbicara.
Beomgyu mengartikan kediaman Soobin dengan artian lain, dirinya merasakan bahwa kakaknya itu marah kepada dirinya karena tidak ingin menurut bahkan meninggalkan kedua sahabatnya hanya demi ingin sendiri.
Beomgyu takut Soobin akan membencinya.
Tes
Beomgyu terkesiap melihat Soobin menangis didepan matanya saat ini, tangannya memegang pergelangan Soobin dan menggelengkan kepalanya pelan. Beomgyu berusaha untuk membuat dirinya sendiri terbangun dan dibantu oleh Soobin saat itu juga.
Belum saja Beomgyu bersandar di bangsalnya, Soobin langsung menarik dirinya ke dalam pelukannya. Dirasakannya bahwa tubuh Soobin bergetar karena tangisannya.
Bohong kalau Beomgyu tidak merasakan kesedihan kakaknya ini, dirinya merasa bahwa dirinya telah keterlaluan kepada Soobin. Karena Soobin menginginkan dirinya untuk sehat, bukan sakit lagi dan berakhir di tempat ini.
"Beom," lirih Soobin membuat Beomgyu langsung saja menitikkan air matanya.
Suara Soobin yang selalu mengalun lembut kini digantikan dengan suara paraunya karena menangis sesenggukan.
"Kakak minta maaf,"
"Kakak gagal jaga kamu sama Kak Yeonjun,"
"Seharusnya kakak jagain kamu selama kamu di sekolah,"
"Kakak ... kakak capek, Beom."
Akhirnya Soobin mengutarakan apa yang ia rasakan pada kalimat paling akhir yang diucapkan oleh mulutnya.
Beomgyu mengusap pelan punggung kakaknya itu dan menahan air mata berikutnya supaya tidak jatuh saat ini juga.
"Kak, Beomie minta maaf juga. Beomie salah, nggak seharusnya Beomie ngerepotin kakak lagi. Maaf juga buat kakak capek selama ini, Beomie minta maaf kak."
Soobin menggelengkan kepalanya, pelukannya ia lepas dan menatap ke arah Beomgyu didepannya tengah menunduk.
"Kakak bukan cape ngurus kamu, kakak capek karena kakak selalu gagal buat jagain kamu sama Kak Yeonjun." Jelas Soobin membuat Beomgyu mendongak.
"Jangan sakit lagi, kakak ga suka liat kamu ada di tempat ini."
Beomgyu menganggukkan kepalanya patuh akan ucapan Soobin barusan. Semoga saja semesta memberikan kebahagiaan kepada dirinya dan juga kehidupannya. Setidaknya sampai Soobin benar-benar tidak lagi mengkhawatirkan dirinya, barulah Beomgyu bisa pergi dengan tenang.
Cklek
Dari pintu ruangan inap yang terbuka itu, Arin menatap keduanya secara bergantian dan menyadari bahwa Soobin telah menangis karena masih ada lelehan air mata di ujung kelopaknya.
"Kak Arin!" Panggil Beomgyu tersenyum ke arah Arin yang kini juga tersenyum melihatnya.
Arin mendekat dan mengusap pelan kepala Beomgyu itu, "Udah nggak pusing lagi kan?"
Beomgyu menggeleng sebagai jawabannya, mata Arin sekarang beralih ke arah Soobin yang sejak tadi menatap dirinya itu.
"Kak Yeonjun baik-baik aja kok, lukanya nggak dalam dan bakalan sadar beberapa menit lagi." Jekas Arin kepada Soobin yang masih saja terdiam menatapnya itu.
Beomgyu bingung, keadaan Yeonjun dan juga-
"KAK YEONJUN KENAPA?"
Teriakan Beomgyu itu membuat Soobin tersentak kaget dan juga Arin yang langsung memalingkan wajahnya ke arah Beomgyu.
"Kak Yeonjun gapapa kok, cuma kecapekan doang." Jelas Soobin pelan dan dibalas oleh anggukan ragu Beomgyu.
Namun pada akhirnya Beomgyu mempercayai apa yang diucapkan oleh Soobin kepada dirinya. Setidaknya, Beomgyu tahu bahwa kakaknya itu baik-baik saja.
Dilihatnya bahwa Arin dan Soobin memiliki masalah lain yang bersangkutan dengan persoalan lain, Beomgyu merasakannya. Keadaan yang begitu sangat tidak biasa ia rasakan disini hingga ia melihat Soobin langsung saja menarik Arin untuk pergi dari ruangan inapnya.
Beomgyu bernafas lega, "Kalo udah bucin beda lagi levelnya."
Pada akhirnya Beomgyu kembali berbaring dan tidur dengan nyaman lagi sebelum Taehyun kembali ke ruangannya ini dan mengomelinya karena tidak jadi memakan bubur yang diberikan oleh Taehyun tadi kepada dirinya.
"Gyu, abisin dulu buburnya."
"Udah tidur orangnya," jawab Beomgyu membuat Taehyun berdecak kesal kepada sahabatnya ini.
"Tolol emang."
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkness of The Light [END]
Teen FictionTuhan tahu itu, semua rasa yang terbalut asa yang tak utuh. Bahkan sejumlah angin meresap nyaman melewati celah kalbu yang ada dan selalu membantu dalam setiap nyawanya. Katanya, senja itu sempurna. Katanya, mereka itu bahagia. Katanya, semua kes...