TDOTL : CHAPTER 38

698 127 20
                                    

Setelah beberapa menit Minhyuk mengecek beberapa hal tentang kesehatan Yeonjun, dirinya mengecek bahwa saturasi oksigen Yeonjun lebih stabil dibandingkan sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa menit Minhyuk mengecek beberapa hal tentang kesehatan Yeonjun, dirinya mengecek bahwa saturasi oksigen Yeonjun lebih stabil dibandingkan sebelumnya.

Minhyuk memilih untuk memberitahukan kepada Taehyun yang sedang menuntun kursi roda berisikan Beomgyu sedang makan jelly vanilla kesukaannya itu.

"Sebentar lagi sadar kok, kalian boleh masuk."

Uhuk uhuk

Beomgyu menepuk dadanya kuat ketika mendengar penuturan dari Minhyuk itu, membuat Taehyun langsung saja merampas jelly milik Beomgyu dan membantu menepuk pelan punggung Beomgyu.

Minhyuk bahkan menggelengkan kepalanya ketika melihat bagaimana Boemgyu sewaktu terkejut dan langsung tersedak secara bersamaan.

"Gue duluan, sepupu."

Taehyun mengangguk dan membuang makanan Beomgyu tadi ke sampah sebelah yang langsung dipelototi tajam oleh Beomgyu.

"Kok dibuang!?"

Taehyun hampir saja kehilangan gendang telinganya karena teriakan Beomgyu barusan. Tangannya langsung ia gunakan untuk menyentil dahi Beomgyu dan mendapatkan protes dari Beomgyu langsung.

"Sakit jingan, jangan teriak di telinga pas dong!" Kesal Taehyun dan menatap sengit Beomgyu.

"Lo sih, ngapain coba dibuang makanan gue? Aduh mana rasanya enak lagi."

Taehyun menghela nafasnya kasar dan membuka pintu ruangan inap Yeonjun yang langsung saja disambut keheningan. Bahkan Beomgyu langsung saja terdiam melihat kakaknya terbaring disana, selayaknya orang sakit yang memiliki wajah pucat serta banyak tancapan selang yang ada dalam diri Yeonjun.

"Tae, gue mau keluar aja."

Taehyun tau, bahkan untuk melihat satu menit pun Beomgyu enggan sekali. Kondisi kakaknya itu membuat Beomgyu ketakutan dan teringat akan kematian sang ibunda. Beomgyu takut ditinggalkan oleh orang yang ia sayang untuk kesekian kalinya.

"Lo coba bicara dulu sama kak Yeonjun, Gyu."

Beomgyu menggelengkan kepalanya, dirinya tercekat melihat bahwa kakaknya juga harus transfusi darah disana. Terpampang jelas bahwa ada stok darah yang tergantung dan tertancap di tangan kakaknya.

Matanya memanas seakan tidak bisa dicegah bahwa dirinya mungkin akan menitikkan airnya untuk beberapa detik lagi.

Taehyun tahu, maka dari itu dirinya memutuskan untuk meninggalkan Beomgyu disini berbincang dengan Yeonjun, sementara itu dirinya menantikan kedatangan Hueningkai di depan ruangan Yeonjun.

"Gue mau ke depan dulu, lo disini aja. Biacarain semuanya ke kak Yeonjun, jangan merasa bersalah karena ini semua bukan karena lo."

Selepas kepergian Taehyun, Beomgyu mencoba untuk berdiri dari kursi rodanya dan menggenggam kuat-kuat pinggiran kursi roda untuk ia gunakan sebagai sanggahan badannya.

Beomgyu bahkan tidak perduli kakinya sedang sakit dan gemetar ketika dibuat berdiri karena yang ia inginkan sekarang hanyalah berada di samping kakaknya.

Pelan namun pasti, Beomgyu duduk di samping Yeonjun dan meringis pelan.

"Sshh, perut gue. Astaga, bisa gak sih, jangan sakit dulu," gumamnya dan memejamkan matanya kuat-kuat seraya menggenggam selimut milik Yeonjun itu.

Nafasnya mulai teratur dengan rasa sakit yang perlahan menghilang itu, Beomgyu menatap pelan Yeonjun dan mengingat dimana posisinya yang begitu sangat fatal, tidak seharusnya Beomgyu melawan ayahnya dan juga Daniel.

Jika saja dirinya tidak melawan, maka kejadian ini tidak akan pernah terjadi.

Yeonjun tidak akan pernah sakit seperti ini.

Tes

"Beomie minta maaf, Kak."

"Maafin Beomie ...."

Tidak sadar ada sepasang manusia yang menatapnya dari pintu dengan rasa sesak yang sama, tak sadar hingga tangan kecil lainnya mengenggam hangat tangannya.

Membuatnya lebih berharga sedikit dan tenang.

"Jangan sedih, ini bukan salah kalian bertiga, Bin."

"Kok masih panggil saya pakai nama?"

"Terus maunya apa?"

"Sayang," dan saat itu juga Arin menyeret Soobin untuk keluar dari ruangan Yeonjun. Langkahnya meninggalkan Soobin dan Taehyun yang tidak tahu ada apa dengan keduanya.

"Kak Soobin, kalian berantem?"

Soobin menggelengkan kepalanya, "Emang salah saya panggil pacar saya sama sebutan sayang?"

Taehyun menghela nafasnya pelan, sedikit kesal dengan ketidakpekaan kakak sahabatnya ini.

"Bukan gak boleh kak, tapi malu lah. Salting."

"Salting? Apa itu? Saya baru dengar."

Memijat pelipisnya pelan dan menatap lelah ke arah Soobin, "Udah kak sana kejar Kak Arinnya, dia tuh pengen dikejar sama kakak." Desak Taehyun kesal dengan Soobin lama-lama.

"Perasaan tadi dia langsung lari deh, kapan bilang kalo mau saya kejar?"



Tbc.

Sy capek sama Soobin

Begoknya natural

The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang