TDOTL : CHAPTER 13

1.3K 271 51
                                    

"Apa yang lebih indah dari sunyi? Ketika aku seorang diri, dan tiba-tiba puisi datang merobek isi kepala, mengeluarkan segala luka yang ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang lebih indah dari sunyi? Ketika aku seorang diri, dan tiba-tiba puisi datang merobek isi kepala, mengeluarkan segala luka yang ada. Apa kabar luka? Masihkah kau tersimpan rapi dalam senyum pura-pura?"

-αlright?-

Perlahan namun pasti, mata sayu itu terbuka menampilkan langit-langit putih dan bau bahan kimia yang begitu menyengat hidungnya. Tangan kanannya itu ditimpa oleh sesuatu yang entah apa membuat Beomgyu melihat kesana.

Yeonjun.

Laki-laki itu tertidur dengan wajah yang disembunyikan ke tangan Beomgyu, bisa dipastikan bahwa kakaknya ini sangat capek karena mengurusnya selama di Rumah Sakit.

Kondisinya yang seharusnya sudah pulang, masih tetap harus berada disini karena beberapa hal yang membuat rasa sakitnya kambuh. Beomgyu semakin membenci dirinya sendiri ketika banyak membuat repot orang lain.

Cklek

Pintu ruangan inap itu terbuka membuat Beomgyu mengarahkan pandangannya ke dua pemuda yang selama ini ia nantikan kedatangannya. Sudah dua bulan lewat Beomgyu menantikan kedua sahabatnya itu yang sedang melakukan studi di luar negeri, menjalani program pertukaran pelajar yang seharusnya dirinya juga ikut kesana.

Namun lagi-lagi Beomgyu harus mengikhlaskannya karena salah satu temannya ingin melakukan pertukaran itu. Jadilah, kuotanya disia-siakan begitu saja.

"Kai, Tae."

Senyuman tipis itu terulur indah di wajah Beomgyu, bahkan kedua laki-laki yang baru saja masuk itu dikejutkan dahulu oleh panggilan suara Beomgyu.

"Gyu, lo udah bangun?" tutur Hueningkai langsung menaruh kantong plastik yang ia bawa di atas meja depan sofa yang memperlihatkan televisi disana.

"Belum."

Taehyun sendiri sudah maju mendekat ke Beomgyu dan tersenyum senang karena sahabatnya itu sudah melewati fase yang sulit sekali.

"Kak Yeonjun," ucap Beomgyu menggantung dibalas anggukan oleh Taehyun, sementara itu Hueningkai dengan tampang polos tanpa dosanya tidak tahu dengan kedua sahabatnya sedang saling melemparkan tatapan seolah-olah sedang telepati.

Mereka ngapain sih?

Kok gue nggak di ajak telepati?

Tapi kan gue nggak bisa

Eh tapi emang mereka berdua bisa?

"Heh, bisa-bisanya kalian tatapan berdua doang, ikutan dong gue."

Taehyun dan Beomgyu menatap ke arah Hueningkai yang langsung kelabakan hendak melihat ke siapa di antara keduanya.

"Nah, susah kan? Makanya, enak berdua aja dari pada bertiga. Jadi orang kok bego," cetus Taehyun langsung digeplak oleh Hueningkai dengan santainya.

Beomgyu tertawa setelahnya, tak sengaja Yeonjun yang merasakan adanya gerakan dari sang pemilik tangan itu pun akhirnya mendongakkan wajahnya dan menatap Beomgyu sudah tersadar dari kondisinya tadi.

Hueningkai dan Taehyun pun terdiam karena sudah tidak sengaja membuat Yeonjun terbangun dari tidurnya. Karena itu keduanya sekarang sedang perang jempol kaki dibawah sana, saling menginjak dan mendorong hingga tatapan sinisnya juga tergerak satu sama lain.

"Ada yang sakit?" Beomgyu menggelengkan kepalanya menjawab ucapan kakaknya itu dan tertawa kecil melihat kedua sahabatnya sedang bertengkar kecil disebelahnya.

"Awas kalo bohong lagi, ngaku nggak padahal lagi sakit."

Beomgyu menganggukkan kepalanya pasrah mendengar ucapan Yeonjun, melihat Yeonjun akan pergi itu pun akhirnya Beomgyu memegang tangan kakaknya yang membuat Yeonjun berhenti dan menghadap ke arah Beomgyu lagi.

"Maaf, Kak. Gue ngerepotin lo sama kak Soobin, gue selalu ngerepotin kalian berdua dan bikin kalian capek," ujar Beomgyu tulus.

Namun itu malah membuat Yeonjun mati-matian menahan air matanya, Yeonjun maju dan merengkuh tubuh Beomgyu yang sedang terkekeh namun mengeluarkan air matanya itu.

"Jangan sok mellow deh, biasanya aja bikin rame sampe malu-maluin orang lain. Dah, jangan cengeng," tutur Yeonjun yang tidak sadar diri karena matanya kini juga mengeluarkan air mata.

"Jangan sakit kayak gini lagi, gue nggak suka."

Beomgyu menganggukkan kepalanya dan Yeonjun melepaskan pelukannya, matanya sudah diusap oleh tangannya sendiri tadi dan sekarang melihat wajah Beomgyu yang memerah karena acara menangisnya itu membuat Yeonjun meneteskan air matanya lagi namun secara cepat ia usap lagi.

"Jangan ikutan, Kak. Anjir mata gue pipis nggak bisa berenti nanti," celetuk Beomgyu menangis lebih deras lagi, Yeonjun juga sama namun dirinya kesal kepada Beomgyu itu.

"Lo berenti dulu, gue juga ikutan kalo lo nggak berenti."

"Lah, kan gue nggak berenti karena lo nggak berenti, Kak."

Hueningkai dan Taehyun yang menyaksikan ketololan kedua kakak beradik itu pun hanya mampu menghela nafasnya pelan, lega karena keduanya sudah tidak diliputi rasa khawatir dan juga lelah karena kegilaan kakak beradik itu kambuh lagi.

"Tae, jempol lo bisa diem ga?"

Taehyun menoleh dan tetap melakukan hal yang tadi ia lakukan, menginjak jempol Hueningkai.

"Tae, anjing lo! Jempol lo ada ototnya apa gimana sih? Sakit bego," umpat Hueningkai dibalas acuh oleh Taehyun.

Ctak

Hueningkai tersenyum misterius menatap Taehyun yang melihat dirinya murka, siapa suruh membuat Hueningkai muncul dengan kejahilannya.

"Gue betot lo, Kai!"

Tbc.

Bagaimana perasaannya babiess?

Kayak rollercoaster ya?

Naik turun, besok kubikin kiri kanan aja

Biar kayak naik gunung tinggi-tinggi sekali.

Biar kayak naik gunung tinggi-tinggi sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Darkness of The Light [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang