39

767 37 1
                                        


~♡~♡~♡~♡~

Setelah menghabiskan 3 jam perjalanan udara dari Kerajaan Brujaya, akhirnya jet pribadi yang Mateen tumpangi telah mendarat sempurna di tanah Indonesia.

Dengan mengenakan balutan kemeja kasual dan jeans hitam, ia pun mulai menuruni sebuah tangga jet pribadinya dan langsung berjalan memasuki sebuah mobil yang sudah terparkir tak jauh dari jet sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan mengenakan balutan kemeja kasual dan jeans hitam, ia pun mulai menuruni sebuah tangga jet pribadinya dan langsung berjalan memasuki sebuah mobil yang sudah terparkir tak jauh dari jet sana.

Dengan mengantongi alamat dari anak buah Paman Doni yang dulu mengintai rumah milik Alona, Mateen berharap jika alamat itu benar-benar akurat.

"Saya akan mengubah apa yang tertulis dalam takdir itu. Sebentar lagi saya akan melihatmu dan saya yakin kita telah diberikan kesempatan kedua bahwa alam semesta telah memutuskan kita hal itu" Batinnya dengan senyuman hangat sambil menyaksikan ramainya jalanan Ibukota dari dalam mobil mewah ini.

Setelah menghabiskan 30 menit perjalanan, akhirnya mobil itu berhenti tepat di sebuah rumah berwarna krem.

Mateen tak bisa lagi membendung perasaan bahagianya. Senyum riangnya ia paparkan semenjak dirinya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke halaman rumah itu. Akhirnya ia mengunjungi rumah Alona yang selama ini tidak ia ketahui. Hatinya begitu tak sabar bertemu dengan pujaan hatinya yang sudah berbulan-bulan tak ia lihat.

Tok... Tok... Tok...

Suara ketukan kepalan tangan Mateen mengetuk rumah tingkat bergaya minimalis itu. Tidak perlu menunggu waktu lama seseorang sudah membukakan pintunya.

"Tante!" Seru Mateen ketika ia melihat kalau Mama Alona yang membukakan pintu

"Ini, Ini Mateen?" Tanya Mama Alona memastikan. Ia menatap lekat-lekat dari ujung rambut hingga ujung kaki Mateen. Wajah wanita paruh baya itu tampak sangat terkejut, seakan tak percaya.

Mateen mengangguk cepat, "Iya Tante, saya ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang saya perbuat kepada Alona. Saya sudah mengetahui segala sandiwara yang terjadi dan sekarang saya sangat ingin bertemu dengan Alona untuk menjelaskan semua kepadanya" Jelas Mateen dengan rasa haru

Nafas wanita paruh baya itu mulai memburu sejak mendengar penjelasan Mateen. Wajanya terlihat merah padam.

"AIVA, AIVA!!!" Pekik Mama Alona ke arah dalam rumah itu. Ya, ia memanggil nama sahabat Alona.

Lantas pemilik nama itu langsung bergegas menghampiri asal suara yang memanggilnya. Aiva berjalan cepat menuju ke arah Mama Alona yang masih berdiri di ambang pintu menyaksikan tamu yang datang.

"Tante, ada apa?" Tanya Aiva bingung. Namun kebingungannya terjawab saat ia memalingkan tatapannya ke arah tamu yang berdiri di depan wanita paruh baya itu. Ya, Aiva mengenali Mateen walaupun ia belum pernah bertemu dengannya.

"Pangeran... Mateen?" Kata Aiva tak percaya

"Ya, kamu sahabatnya Alona yang bernama Aiva itu, bukan?" Tanya Mateen yang langsung dibalas anggukan oleh Aiva. Namun wajah tercengangnya belum bisa Aiva singkirkan.

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang