22

646 41 2
                                    


~♡~♡~♡~♡~

"Alona, saya ingin menikah denganmu" Seketika Alona melepas dekapan dari tubuh Mateen. Tatapannya langsung ia arahkan ke kekasihnya itu, namun Alona memilih tak mengucapkan sepatah katapun.

Mereka masih terduduk di sofa semenjak Mateen selesai menelepon Ayahnya.

"Tolong berilah responmu, jangan hanya diam saja" Timpal Mateen

"Jadi apa yang tadi kamu katakan pada Ayahmu benar, bahwa kamu ingin menikahiku? Mateen, tapi beliau tak merestui hubungan kita. Apa kamu benar-benar yakin? Aku begitu terkejut saat mendengarnya karena aku kira kamu tak serius denganku" Ucap Alona yang tampak terlihat bimbang

"Alona, selama ini saya benar-benar serius menjalani hubungan denganmu. Kita tak pernah melakukan hal macam-macam karena saya tahu kalau saya belum memilikimu seutuhnya dan juga kita belumlah menikah. Selama ini saya benar-benar menjagamu dan membahagiakanmu seperti janji saya pada Papamu" Balas Mateen yang menatap kuat ke arah Alona. Pria itu mulai meraih tangan kekasihnya lalu menggenggamnya dengan erat,  "Tolong janganlah ragu hanya karena pertentangan hubungan ini. It's okay kalaupun Ayah saya tidak pernah merestui hubungan kita, tapi saya yakin kalau orangtuamu pasti akan merestuinya"

"Apa kamu sudah memikirkan resiko dan konsekuensinya jika kita menikah? Pikirkanlah pengaruhnya jika kamu memilih aku sebagai istrimu. Kamu tahu kan betapa marahnya Sultan saat beliau tahu kamu berpacaran denganku? Dan sekarang di tambah bahwa kita akan menikah" Terang Alona

"Ya, saya sudah memikirkannya dengan matang. Benar, memang Ayah pasti akan terus mencari kita tapi setelah menikah saya akan mengajakmu pergi dari semua ini, Alona. Kita akan tinggal di suatu tempat yang tak di ketahui oleh siapapun, hanya kita berdua saja. Bahkan Roy ataupun para bodyguard tidaklah tahu"

"A... aku tidak tahu harus berkata apa" Gumam Alona sambil terbata-bata, "Mateen, kamu rela melakukan ini dan bertengkar dengan keluargamu hanya demi memilih aku. Yang dimana aku hanyalah seorang gadis biasa dan sebenarnya tak sepadan denganmu"

"Sssttt... jangan merendahkan dirimu seperti itu. Kamu begitu spesial bagi saya, Alona. Apapun akan saya lakukan untukmu karena baru di dirimulah saya benar-benar merasakan memiliki kehidupan yang nyata, hanya kamu yang benar-benar membuat saya bahagia. Tak apa jika harus ada pertentangan dari semua itu dan berpengaruh pada status saya yang seorang Pangeran"

Mateen melepas genggaman tangan Alona, tangannya beralih ke saku belakang celananya, tiba-tiba Mateen mengeluarkan sebuah cincin dengan mata berlian yang sangat indah. Ia memperlihatkannya kepada Alona, "Lihatlah ini, saya sudah mempersiapkan cincin ini sejak lama dan berharap bahwa kamu akan setuju dengan pernikahan kita"

Mata Alona berbinar, ia menutup mulut dengan satu tangannya karena tak menyangka melihat Mateen melakukan ini, "Jadi maksudmu, kamu melamarku?" Tanya Alona yang sudah berlinangkan air mata

Mateen tersenyum manis dan mulai beranjak dari duduknya untuk kemudian berlutut dengan satu kaki menghadap ke arah kekasihnya, "Ya Alona, kamu mau kan menerima saya menjadi suamimu?"

Alona mengangguk cepat, "Ya Mateen, tentu saja"

Sekarang Mateen merubah posisinya dari yang tadinya berlutut dengan satu kaki menjadi berdiri untuk memasangkan cincin di lingkaran jari Alona. Gadis itu menatap haru jari manisnya yang terhiaskan cincin berlian yang sungguh berkilau.

 Gadis itu menatap haru jari manisnya yang terhiaskan cincin berlian yang sungguh berkilau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang