15

896 59 0
                                    


~♡~♡~♡~♡~

Saat Roy dan Mateen membuka pintu unit apartemen Alona, betapa terkejutnya Mateen melihat apa yang ada di hadapannya.

"Alona, apa-apaan ini?! Apa yang kamu lakukan?" Tanya Mateen saat melihat koper dan tas Alona yang berada di dekat sofa

Alona hanya melihat ke arah Mateen sekilas lalu membuang kembali pandangannya ke arah depan. Ia tak mempedulikannya.

Mateen menghampiri kekasihnya yang tengah duduk termenung dengan tatapan yang kosong.

Setelah duduk tepat di samping Alona, kemudian Mateen menggenggam erat tangan kekasihnya itu dengan penuh kekhawatiran.

"Alona...."

Gadis itu menatap wajah Mateen dengan sangat dalam,  "Mateen, aku ingin pergi dari sini" Ucap Alona

Mateen mengernyitkan dahinya, "Kamu ingin kemana? Saya akan ikut bersamamu kemanapun kamu pergi"

Alona menggeleng, "Tidak, jangan. Aku ingin pergi sendiri"

"Apa maksudmu, Alona? Kenapa sikapmu menjadi seperti ini?" Tanya Mateen heran

Alona membuang pandangannya ke arah jendela di ruang tengah. Rasanya tak kuat untuk berlama-lama menatap wajah Mateen,  "Kamu sepertinya tak mengerti perasaanku. Kejadian tadi benar-benar membuat keadaanku menjadi kacau!"

"Mateen, aku ingin pergi saja dari hidupmu..." Sambung Alona

"Tidak, saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Lihatlah, perjalanan ini sudah kita mulai dan kamu sudah menjadi teman seperjalanan saya. Sekarang lebih baik kita hadapi ini bersama-sama, saya akan lakukan apapun untukmu asalkan kamu tidak meninggalkan saya"

"Kamu tidak perlu memikirkan ucapan Paman Doni. Dia hanya marah karena saya tidak pulang ke Istana" Tambah Mateen

Alona kembali mengarahkan pandangannya ke wajah Mateen, "Bagaimana bisa aku tidak memikirkan ucapannya? Kata-katanya sungguh menusuk hatiku. Dia menghinaku dan mengatakan bahwa aku ini hanya memanfaatkan hartamu saja. Aku sudah terlalu kecewa, jadi kali ini biarkan aku pergi, aku benar-benar butuh kesendirian" Ungkapnya

Mateen memasang raut wajah yang sedih setelah mendengar ucapan Alona, ia benar-benar merasa bersalah atas kejadian tadi,  "Saya minta maaf atas segala ucapan Paman Doni yang menyakitimu. Okay, saya tidak ingin mengekang ataupun memaksamu. Saya akan berikan waktu untukmu. Tapi ini hanya sementara, setelah itu kamu harus kembali kepada saya. Beritahu tempat penginapanmu agar saya bisa selalu mengecekmu kesana. Berjanjilah untuk tidak macam-macam dan segeralah kembali"

Alona hanya mengangguk. Lalu gadis itu segera beranjak dari duduknya dan kemudian mengangkat tas serta menarik kopernya.

"Alona, biarkan Roy yang membawakan barang-barangmu dan saya akan minta supir untuk mengantarmu" Ucap Mateen

Alona menggeleng, "Tidak usah. Aku bisa sendiri dan tak perlu di antar" Tolaknya ketus

Mateen heran. Sikap Alona dingin sekali.

Kemudian Mateen beranjak dari duduknya lalu melangkah menghampiri Alona,  "Hei, saya tahu kondisimu saat ini sedang tidak baik-baik saja tetapi janganlah merubah sikapmu pada saya" Mateen mulai memegang pundak Alona,  "Jaga dirimu ya, saya akan terus menunggumu disini. Jangan lupa untuk menghubungi saya" Ucap Mateen dengan sangat lembut

"Sekarang biarkan Roy membawakan barang-barangmu dan sehabis itu kamu naiklah ke mobil agar supir bisa mengantarmu" Sambungnya

Kemudian mereka keluar bersama dari apartemen. Mateen dan Roy mengantar Alona sampai ke lobby. Selanjutnya, Alona ditemani oleh Mosta dan pak supir untuk pergi ke penginapan yang baru saja di pesankan oleh Mateen.

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang