26

511 36 0
                                    


~♡~♡~♡~♡~

"Silahkan Pangeran, Nona" Roy menyuguhkan 2 gelas teh hangat ke hadapan Mateen dan Alona

"Terima kasih Roy" Ucap Alona

Saat ini Mateen dan Alona tengah berada di home theater yang terdapat di dalam unit villa mereka.

"Roy, kamu bisa kembali ke kamarmu untuk istirahat" Ucap Mateen kemudian

"Baik, Pangeran. Saya permisi" Roy melangkah pergi meninggalkan kedua kekasih itu.

"Alona, kamu sedang tidak sehat kenapa malah mengajak menonton film di tengah malam seperti ini? Lebih baik kamu pergi tidur agar kesehatanmu terjaga" Ujar Mateen dengan perasaannya yang khawatir. Namun Alona bersikap acuh, ia hanya tetap menikmati teh hangatnya sambil tatapannya yang fokus menonton film.

"Apa kamu keberatan, Pangeran?" Tanya Alona dengan nada yang mengejek

"Tidak, tidak seperti itu Alona. Saya hanya mengkhawatirkan kondisi kesehatanmu saat ini" Jawab Mateen

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan kalau aku baik-baik saja?! Sekarang peluk aku dan kita nikmati filmnya" Balas Alona

Mateen menuruti perkataan Alona. Ia mulai menyamankan posisi duduknya dan kemudian merangkul kekasihnya. Ah, tuan puteri satu ini sungguh manja sekali.

Belum sampai 10 menit film diputar, Mateen sudah merasa jenuh karena Alona hanya diam saja dan tidak mengajaknya berbicara. Karena biasanya walaupun mereka sedang menonton film, pasti Alona akan banyak bicara mengomentari mengenai isi filmnya.

Mateen mulai melirikkan pandangannya ke arah Alona. Ketika dilihat ternyata kekasihnya itu sudah tertidur lelap.

"Wow, dia sendiri yang marah-marah meminta untuk menonton film tetapi coba tebak apa yang terjadi? Dia malah mengantuk dan kemudian tertidur. Ah, bilang saja bahwa dia minta untuk ditemani tidur" Celetuk Mateen yang terkekeh sendiri

Mateen menyentuh lembut pipi Alona sambil menatap kuat ke wajah kekasihnya yang tertidur pulas. Entahlah, rasanya Mateen merasakan perasaan yang tak pernah ia rasakan. Entah apa itu yang membuatnya kali ini sungguh merasa tenang berada di samping kekasihnya.

Cukup lama Mateen menatap wajah Alona sampai-sampai membuatnya menjadi ikut mengantuk. Mateen mulai menyandarkan kepalanya di atas kepala Alona dan selang beberapa waktu, akhirnya Mateen pun ikut terlelap.

-------

Mateen tiba-tiba terbangun dari tidurnya di karenakan Alona yang terus bergerak dalam pelukannya. Dengan kondisi setengah sadar Mateen mencoba membuka matanya dan ia melihat kalau Alona seperti sedang merasa kesakitan sambil nafasnya yang terengah-engah. Mateen mulai panik, entah apa yang sedang terjadi pada Alona. Wajah dan bibir gadis itu begitu pucat. Tubuhnya panas dan begitu juga dengan nafasnya.

"Alona, demammu semakin tinggi!" Ucap Mateen dengan panik saat menaruh punggung tangannya di leher serta kening Alona.

Gadis itu tidak bisa berkata apa-apa, ia sudah setengah pingsan. Yang bisa ia lakukan hanyalah menggenggam erat tangan Mateen.

Tanpa pikir panjang lagi Mateen langsung menggendong Alona di lengannya dan berlari keluar dari theater ini menuju ke ruang tengah.

"HEYYY! ROY! ROY!" Teriak Mateen begitu kencang hingga suaranya menggema di seluruh sudut unit villa ini.

Seketika Roy, Sabira serta para bodyguard berlarian keluar dari kamar menuju asal teriakan Mateen. Mereka semua panik ketika melihat Mateen yang menggendong tubuh lemas Alona.

"Pangeran, apa yang terjadi dengan Nona Alona?!" Tanya Roy panik

"ALONA DEMAM TINGGI! AYO, BANTU SAYA! KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG"

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang