20

759 50 1
                                    


~♡~♡~♡~♡~

Sedari Mateen pergi, Alona sudah mulai memasak untuk sarapan mereka pagi ini. Ia hanya memasak makanan sederhana, yaitu nasi goreng. Mateen lah yang memintanya membuat masakan itu. Karena menurut Mateen, nasi goreng buatan Alona sungguhlah enak.

Saat sedang menyiapkan segala peralatan makan di atas meja tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi dari dalam unit villa mereka.

Ting...tong...ting...tong...

"Itu pasti Mateen!" Seru Alona

Gadis itu mulai menyusuri ruang tamu hingga ke arah ruangan depan untuk membukakan pintu.

"Hei! kamu sudah pulang!" Seru Alona yang baru saja melihat Mateen

"Saya punya kabar baik untukmu" Ucap Mateen yang langsung membuat Alona tersenyum

"Apa kabar baiknya?"

"Hmmm.. kamu sudah selesai memasak?" Tanya Mateen

"Sudah kok, semua makanan sudah siap di meja makan" Jawab Alona

"Ya sudah yuk, saya akan memberitahu kabar baiknya sembari kita sarapan"

"Ya boleh, sini biar aku gantungkan jaketmu" Ujar Alona yang meraih jaket dari lengan Mateen

"Thank you, sayang" Kecup Mateen pada kening kekasihnya. Kemudian Mateen mulai merangkul pundak Alona lalu mereka berjalan bersamaan menuju ke ruang makan.

 Kemudian Mateen mulai merangkul pundak Alona lalu mereka berjalan bersamaan menuju ke ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uh, wow keliatannya sungguh enak!" Seru Mateen

"Ya, sesuai dengan permintaanmu" Balas Alona senang

Kemudian mereka asik menyantap sarapan masing-masing sembari mengobrol tentang kabar baik yang Mateen bawa.

"Jadi, kabar baiknya adalah....." Mateen menggantung bicaranya

"Apaaa?!" Seru Alona penasaran

"Saya berhasil membujuk Paman Doni untuk pulang ke Istana! dan setelah ini dia tidak akan bisa mengganggumu ataupun mengganggu hubungan kita lagi" Ungkap Mateen

"Wow, serius? Kamu berhasil membujuknya pulang? Tapi benar kamu tidak memakai cara kekerasan, kan?"

Mateen menggeleng cepat, "Tidak Alona. Saya benar-benar memintanya dengan cara baik-baik"

"Wah, syukurlah. Aku sungguh merasa lega mendengarnya"

"Tapi apa nanti Ayahmu tidaklah marah pada Paman Doni?" Tanya Alona kemudian

"Sudahlah biarkan saja Paman Doni yang menanggung itu, yang terpenting sekarang kita sudah bebas dan kamu tidak merasa terancam lagi" Jawab Mateen

"Iya, tapi aku jadi merasa bersalah pada Paman Doni"

"Sssttt... tidak Alona! Kamu tidak perlu merasa bersalah. Ini yang kita inginkan, bukan? Sekarang kita bisa menjalankan kisah cinta kita dengan tenang dan bahagia"

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang