1

6.2K 126 0
                                    


~♡~♡~♡~♡~

Seorang gadis berambut hitam panjang dengan piyama biru kesayangannya tengah menatap kosong ke arah jendela di kamarnya sambil memegang sebuah buku tabungan di tangannya.

"Saldo sih udah banyak. Tapi enaknya berangkat kapan ya?" Ucapnya bingung.

"Hei anak gadis, bangun! Udah jam 7 pagi!" Teriak Mama dari balik pintu kamar yang sontak membuat ia langsung melompat dari tempat tidur, "Iya iya Ma, aku udah bangun kok" Jawabnya.

Happy Jan Alona,
gadis berumur 20 tahun yang berwajah manis namun agak judes. Berkulit kuning langsat, berbadan langsing dengan pinggul yang besar serta mempunyai postur tubuh yang tinggi. Tak lupa ia juga memiliki bentuk alis yang indah, bibir yang tebal serta bentuk hidung yang mungil.

Tubuh idealnya ia jatuhkan kembali ke atas kasur sesaat dirinya baru saja melipat selimut. Tatapannya mengarah ke langit-langit kamar, namun fikirannya beralih ke tempat lain. Alona merenungi tentang segala yang sudah ia lalui selama ini.

Semenjak Alona mengakhiri hubungannya dengan mantan pacar saat ia baru lulus SMA, Alona banyak berubah. Ia menjadi gadis yang tertutup dan pendiam. Sudah hampir 2 tahun juga Alona vakum dari segala sosial media karena berfikir ingin merubah hidupnya dan melupakan segala kenangan pahit yang pernah ia lalui.

Sejak saat itu, Alona menghabiskan waktunya untuk membantu Papanya yang mempunyai toko grosir yang cukup besar dan dengan begitu Alona akan mendapatkan uang jajan lebih yang kemudian akan ia tabung untuk sesuatu yang sudah dirinya rencanakan.

-------

Selesai sarapan bersama keluarganya kemudian Alona bersiap-siap untuk pergi membantu Papanya di toko. Ia biasanya akan membantu Papanya hingga siang hari dan sisa waktunya bebas untuk Alona gunakan.

Sebenarnya Alona adalah gadis yang agak pemalas dan cenderung susah bergaul. Contohnya, setelah lulus sekolah saja ia tak berniat meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi karena menurutnya sudah cukup membantu Papanya di toko, toh kalo ada rezeki lebih Alona bisa buka toko sendiri dan ia akan fokus untuk berbisnis saja. Dengan terpaksa Papanya pun memaklumi keputusan Alona karena anak gadis itu sudah terbiasa di-iyakan sejak ia masih kecil.

"Kakak, ayo cepetan! Nanti aku telat lho sekolahnya" Panggil Abram, adiknya Alona.

"Iya tunggu sebentar, kakak tinggal pakai parfum nih" Jawab Alona sambil menyemprotkan parfum favoritnya ke arah leher.

Abrama Prasaja, Adik satu-satunya Alona.
Ia adalah anak laki-laki berumur 9 tahun yang dekil karena selalu bermain layangan setiap sepulang sekolah. Namun walaupun begitu, Abram adalah anak yang cerdas dan aktif sekali. Tak heran jika Mama, Papa dan Alona menyayanginya karena Abram adalah penghibur di keluarga ini.

Dan ya, sama seperti pagi-pagi sebelumnya, Papa dan Alona akan mengantar Abram pergi ke sekolah sebelum mereka pergi ke toko.

"Bye Abram, jangan nakal! Belajar yang pinter. Muacchh..." Seru Alona sambil melambaikan tangannya ke Abram.

Dengan wajah kesal, Abram menatap kakaknya dengan sinis "Ah bikin malu saja kakak Alona ini" Batinnya.

-------

Di dalam mobil saat perjalanan menuju ke toko seperti biasa Alona pasti berbincang-bincang bersama Papanya entah itu gurauan ataupun hal yang serius.

"Alona, apa kamu nggak mau cari pacar? Apa mau Papa yang carikan?" Tanya Papa membuka obrolan.

Alona sudah malas jika Papanya membuka pembicaraan seperti ini,

Ia membuang nafasnya dengan kasar, "Nggak ah Pah, Alona lagi nggak mau pacaran. Nggak tau kenapa aku belum bisa buka hati buat siapapun. Rasanya masih trauma aja sama yang dulu"

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang