~♡~♡~♡~♡~Sesampainya mereka di Hyde Park, kemudian Mateen mengajak Alona untuk mencari kursi taman yang berada tepat di pinggiran danau.
Kemudian dengan gembira mereka menikmati indahnya pemandangan bebek-bebek yang sedang berenang kesana-kemari.
Mateen tersenyum lega sambil mengamati wajah Alona yang sangat ia rindukan. Padahal mereka hanya terpisah satu hari saja tapi rasanya seperti terpisah berpuluh-puluh tahun lamanya.
"Mateen, boleh aku bertanya?" Ucap Alona membuka pembicaraan
"Ya, tentu saja"
"Apa yang akan Paman Doni lakukan jika kita terus bersama seperti ini? Pasti dia takkan tinggal diam"
Mateen mengangkat kedua pundaknya, "Entahlah, saya yakin kalau dia pasti akan melakukan segala cara. Tetapi saya akan terus melindungimu dan kamu tak perlu khawatir akan itu, Alona"
"Aku yang merasa khawatir padamu, Mateen. Aku takut hubunganmu dengan keluargamu yang ada di Istana akan berantakan hanya karena wanita biasa sepertiku"
"Ssstttt... jangan pernah menyebut dirimu sebagai wanita biasa. Kamu adalah seorang wanita yang istimewa bagi saya, sama seperti ibu dan kakak-kakak saya"
Alona tersenyum, "Kenapa kamu begitu mencintaiku?" Tanyanya
"Tak ada alasan. Tetapi saya sangat berterima kasih pada Pausa yang telah mempertemukan kita" Jawab Mateen
"Hahahaha benar juga. Oh iya, sudah beberapa hari aku tidak menemui Pausa. Bisa kita pergi ke peternakan?" Pinta Alona
"Ya, tentu saja. Kita bisa kesana sekarang"
Alona mengangguk senang. Tetapi saat ia akan beranjak dari duduknya tiba-tiba Alona teringat akan sesuatu, "Mateen, bagaimana dengan barang-barangku yang ada di hotel?" Tanyanya
"Berikan saja kunci kamar hotelnya pada Mosta atau Jerry. Biarkan mereka yang membawakan barang-barangmu" Jawab Mateen santai
"Mateen, seperti yang aku bilang saat di mobil tadi bahwa sepertinya aku tidak bisa untuk kembali ke apartemen. Entah kenapa ada rasa trauma jika mengingat tempat itu. Maaf ya" Ujar Alona takut menyinggung perasaan Mateen tetapi untungnya kekasihnya itu mengerti dan memahami keadaannya saat ini.
"Hey, it's okay. Kita bisa pindah apartemen"
"Serius?" Tanya Alona tak percaya
"Ya, itu hal yang mudah jadi tidak usah terlalu dipikirkan" Jawab Mateen
Alona tersenyum lega, Mateen benar-benar sungguh memanjakannya. Bagaimana tidak, gadis itu bisa menjadi kekasih dari seorang Pangeran yang berwajah tampan yang selalu memberikannya apapun tanpa Alona memintanya terlebih dahulu.
"Kamu sudah cukup puas menyaksikan bebek-bebek ini berenang?" Tanya Mateen yang membuyarkan lamunan Alona
"Ya, sudah cukup ku rasa" Jawab Alona
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR INCOMPLETE STORY
Teen FictionFAN FICTION OF PRINCE MATEEN (SUDAH TAMAT) Bagaimana rasanya saat pergi berlibur ke tempat impian dan tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang bisa juga disebut "impian"? Berawal dari sebuah kejadian tak terduga bahkan bisa dikatakan tak menyenangkan...