33

574 27 4
                                    


~♡~♡~♡~♡~

Kedua bola mata berwarna coklat itu berbinar menatap setiap kendaraan yang berlalu-lalang dari jendela mobilnya, namun ia bukan terfokus pada kendaraan-kendaraan itu melainkan pada isi pikirannya. Entahlah, saat nanti bertemu dengan Alona, Mateen akan senang atau malah marah. Perasaan Mateen saat ini sungguh kacau. Kini Mateen terlihat sangat kusut dan lesu karena hatinya terasa tak tenang. Semua ini disebabkan oleh Alona yang tiba-tiba pergi dari hidupnya.

Suara nada dering ponsel membuyarkan Mateen dari lamunannya. Ia langsung meraih ponsel dan menatap layarnya. Terpampang nama Paman Doni disana yang jelas saja membuat Mateen langsung mengangkat panggilan itu karena berpikir kalau Paman Doni ikut cemas dengan kepergian Alona.

"Halo, Paman"

"Mateen, bagaimana? Apa kamu sudah menemukan Alona?"

"Ya, Paman. Sebentar lagi. Sebentar lagi saya akan bertemu dengan Alona. Baru saja dia menyalakan handphonenya dan GPSnya langsung terlacak di handphone saya"

"Jadi, handphone kalian saling terhubung?" Tanya Paman Doni yang hatinya sudah ketar-ketir

"Ya, tentu saja. Tetapi berulangkali saya mencoba menghubungi Alona namun tetap tidak bisa. Tapi itu tidak penting sekarang karena yang jelas saya sudah tahu keberadaannya, Paman. Saat ini saya sedang di perjalanan menuju Trafalgar Square, tempat dimana Alona sedang berada sekarang" Ungkap Mateen yang jelas saja membuat Paman Doni diam-diam merasa geram

Lalu cepat-cepat Paman Doni mencari alasan pada Mateen untuk mengakhiri panggilannya karena pria paruh baya itu harus segera menghubungi Alona yang sudah berani melawan perintahnya.

-------

📍 Trafalgar Square

Suasana dingin dan langit yang mendung masih terasa setelah hujan deras mengguyur Kota London hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana dingin dan langit yang mendung masih terasa setelah hujan deras mengguyur Kota London hari ini.

Kini terlihat Alona yang masih terus melamun di pinggir kolam. Ia melipat tangan di depan dadanya karena tak kuat menahan dinginnya hembusan angin yang menusuk kulitnya. Tapi Alona tak mengambil pusing tentang dirinya karena saat ini pikirannya sedang terpacu pada Mateen.

Disaat Alona masih terus melamun, tiba-tiba ia didatangi dua bodyguard yang sejak tadi menunggunya dari jauh. Kedua wajah pria bertubuh kekar itu terlihat mengekspresikan amarah. Seketika salah satu dari mereka mencengkram lengan Alona sesaat keduanya sampai di hadapan gadis itu.

"Hey, apa niatan sebenarnya dari dirimu, Nona?!" Sergah bodyguard itu

"A.. apa?" Alona merasa gugup, ia yakin kalau Paman Doni dan bodyguard ini sudah mengetahui niatannya.

"Anda dengan sengaja menyalakan GPS ponsel anda agar Pangeran Mateen menemui anda disini dan dengan begitu anda bisa membongkar semuanya pada Pangeran Mateen!" Tuduh pria itu

Alona menggeleng, "Ti... tidak"

"Anda sudah keterlaluan, Nona. Kami sudah memberikan kesempatan untuk keinginan yang anda mau. Tapi sekarang kami tidak akan menuruti permintaan anda lagi. Lebih baik kita pergi ke bandara sekarang!" Bodyguard itu menarik tangan Alona dengan kencang dan dengan tergopoh-gopoh Alona pun mengikuti langkah lebar kedua pria itu.

OUR INCOMPLETE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang