~♡~♡~♡~♡~Mereka telah tiba di sebuah lapangan luas tempat dimana Alona dan Natin bertemu kemarin. Jika mengingat kejadian itu rasanya Alona ingin tertawa sekencang-kencangnya. Bagaimana tidak, hal yang tak bisa ia lupakan dalam hidupnya yaitu di seruduk seekor kuda hingga akhirnya diselamatkan oleh seorang pria tampan nan kaya.
"Hei, kenapa kamu tersenyum sendiri?" Natin membuyarkan lamunan Alona, "Ayo sini ikut, saya akan menunjukkan tempat peternakan kudanya" Ajak Natin yang sudah berjalan lebih jauh dari Alona
Ternyata peternakannya tepat di samping lapangan. Cukup besar untuk ukuran sebuah peternakan yang berisi puluhan kuda.
"Natin, dimana kuda yang bernama Pausa yang kemarin menyerudukku?" Tanya Alona sambil menoleh ke arah kanan dan kiri
"Ayo sini saya tunjukkan" Jawab Natin
Ia terus melangkah hingga akhirnya berhenti di salah satu kandang dan seketika langsung memeluk kuda itu.
"Ini dia, Pausa" Ucap Natin
Alona menghampiri si kuda lebih dekat, "Hi Pausa. Kenapa kemarin kamu menyerudukku, ha?" Gemasnya
"Pausa sebenarnya kuda yang baik dan tenang" Balas Natin yang masih mengelus-elus kepala Pausa
"Ya dia juga lucu. Boleh saya ikut mengelusnya?" Pinta Alona
"Tentu saja. Kemarilah, jangan ragu" Ajak Natin yang langsung meraih tangan Alona dan mengarahkannya tepat ke kepala Pausa.
Tangan Alona mulai menyentuhnya dan dengan Perlahan ia mencoba mengelus-elus kepala Pausa dengan lembut. Namun tiba-tiba kuda itu mengeluarkan suara yang tak Alona mengerti tapi itu tidak kedengaran seperti marah melainkan sebaliknya.
Natin tersenyum, "Hei, sepertinya Pausa menyukaimu" Ujarnya
Tampak Alona yang langsung kegirangan, "Oh yaaa?!!"
"Kamu mau mencoba menungganginya?" Tawar Natin
Alona membulatkan matanya, "Serius? Apa boleh?"
"Tentu boleh. Sekarang kita bawa Pausa ke lapangan, yuk"
"Tapi saya tidak tau cara menunggangi kuda" Ucap Alona pelan
"Tak apa. Nanti akan saya ajarkan" Balas Natin yang masih terfokus mengikatkan sebuah tali kendali khusus untuk kuda.
"Jon!!" Panggil Natin pada seseorang yang sepertinya pekerja di peternakan ini.
Jon tertunduk menunggu perintah Natin, "Ya, tuan?"
"Bawakan peralatan berkuda untuk Alona"
"Baik, tuan" Jawab pria hampir paruh baya itu yang langsung bergegas pergi ke sebuah ruangan kecil untuk mengambilkan beberapa peralatan khusus untuk berkuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR INCOMPLETE STORY
Подростковая литератураFAN FICTION OF PRINCE MATEEN (SUDAH TAMAT) Bagaimana rasanya saat pergi berlibur ke tempat impian dan tiba-tiba bertemu dengan seseorang yang bisa juga disebut "impian"? Berawal dari sebuah kejadian tak terduga bahkan bisa dikatakan tak menyenangkan...