Happy Reading^^
.
.
"Lo gak malu?"
Nesa menatap Randi dengan tatapan tak terbaca. Rasanya gadis itu benar-benar dibuat frustasi oleh laki-laki yang berstatus sebagai pacarnya.
"Ngapain mau?"
Nesa mencengkeram wajahnya sendiri. Ia merasa kesal dengan sikap randi padanya. Padahal Randi hanya ingin membantu nesa, apakah itu salah?
"Pliss deh rann, gue malu asu! Lo—!"
"Euuuhhhh." Rasanya nesa ingin melenyapkan Randi saat itu juga. Gadis itu merasa geram dengan Randi.
Bukan karna laki-laki itu membelikan pembalut untuknya, melainkan Randi malah memamerkan dirinya bahwa ia sudah membeli pembalut untuk Nesa.
Laki-laki itu berjalan dengan sedikit melompat layaknya anak TK yang habis dapat nilai seratus sembari membawa pembalut tanpa dibungkus plastik ditangannya.
"Ehh ran, Lo beli pembalut? Lo pms?" Tanya Giri,siswa kelas sebelah.
"Enggaklah, yakali gue Pms. Ini buat pacar gue, dia lagi Pms lupa pake pembalut." Sahut Randi dengan jujur.
"Wahh perhatiannya." Wandi ikut menyahut.
"Iyadong. Karna gue harus jadi pacar yang baik buat dia." Bangganya.
Tak lama, nesa baru saja keluar dari kantin. Gadis itu masih mengenakan jaket di pinggangnya. Tak peduli walaupun darahnya mungkin saat ini sudah memenuhi jaket milik Randi.
Randi melihat Nesa, laki-laki itu segera memanggilnya.
"Nesayang!" Teriakan Randi sukses membuat Nesa berbalik ke arah Randi yang berada di ujung sana bersama dua laki-laki anak sebelah.
Nesa mengernyitkan dahinya tak mengerti.
"Gue beliin Lo pembalut, jangan lupa pake yaaaa." Laki-laki itu berteriak. Seluruh perhatian siswa mengarah ke mereka.
Nesa sungguh terkejut dengan ucapan Randi. Ia menutup wajahnya menahan malu. Rasanya gadis itu ingin sekali mencakar muka Randi sampai hancur.
"Randi anjing, gue kasih pelajaran baru tau rasa!" Umpat Nesa. Gadis itu segera berlari menuju kelasnya tanpa memperdulikan teriakan Randi padanya.
***
"Masih marah Nes?" Tanya Randi.
Mereka sama-sama sedang menjalankan kendaraannya sendiri. Nesa dengan sepedanya, dan Randi dengan motornya.
Nesa tak menjawab ucapan Randi. Ia terus mengayuh sepeda dengan kecepatan rata-rata.
"Nesaaa," Randi merengek.
Nesa berhenti sejenak. Ia menutup matanya menahan amarah.
"Lo bisa diem gak sih ran. Puyeng nih gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...