Happy Reading^^.
.
Dalam waktu 1 Minggu lagi, Nesa akan naik kelas 12. Kegiatan dirinya akan semakin bertambah. Apalagi ia tidak boleh bersikap seperti anak SMP pada umumnya. Ia harus bersikap dewasa, agar memberi contoh terhadap adik kelasnya.Gadis itu bersama teman sekelasnya sibuk membagikan tugas untuk acaranya. Sepertinya acara kali ini akan meriah. Banyak siswa yang akan menunjukkan bakat mereka. Terutama Nesa.
Gadis itu mengajak para murid dari kelas 10 sampai kelas 12 membuat acara melukis. Ini bukan ajang perlombaan, namun nantinya lukisan itu akan di simpan di ruangan khusus karya siswa.
Kegiatan ini tidak diwajibkan dan tidak memaksakan siswa yang tidak ingin ikut untuk ikut serta. Jika mereka ingin, maka silahkan saja.
Nesa memang pandai dalam hal melukis. Jadi, karna itu salah satu hobinya, ia pun berinisiatif untuk mengikuti nya.
"Kuas yang mana yang bagus?" Tanya Nesa pada Randi.
Mereka saat ini sedang berada di toko peralatan melukis. Gadis itu mencari kuas yang menurutnya akan merasa nyaman saat dipakai. Ia butuh pendapat Randi.
"Lo kan suka melukis. Jadi Lo pasti tahulah selera Lo kayak gimana. Kok malah nanya," cibir Randi.
Nesa memutar bolanya malas. Perkataan Randi memang benar. Kenapa ia malah bertanya pada laki-laki itu?
Nesa mengambil kuas mana saja. Bahkan ia mengambil 5 buah kuas dalam ukuran yang berbeda. Tak apa uangnya habis, asalkan ia puas.
"Kenapa harus sebanyak itu nes? Kan sayang. Lagian mana mungkin Lo pake semua nya kan? Jangan boros-boros nes."
"Sekali ini aja ran, gue suka Kalaf kalau denger ada acara kayak gini."
Randi menghela nafas.
"Yaudah, besok belajar hemat. Mau sebanyak apapun uang kamu sekarang, jangan pernah suka menghambur-hamburkan uang cuma buat hal yang sepele. Sifat boros itu dilarang banget tau," Randi bersedekap dada. Ia membuka satu permen coklat dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Iya iya Randi."
"Anak pintar," Randi mengacak rambut Nesa.
***
"Nes,""Hm?"
"Impian terbesar Lo apaan?"
Nesa menyipitkan matanya.
"Dihh kepo!"
"Nanya aja kalii."
Mereka saat ini baru saja pulang dari toko peralatan melukis. Mereka juga berjalan kaki. Tadinya Randi ingin membawa motornya, namun Nesa menolak. Ia ingin berbicara sambil berjalan santai dengan laki-laki itu. Rasanya, kini hati milik Nesa akan dipenuhi oleh Randi sepenuhnya.
"Impian Lo, apa?" Nesa kembali bertanya.
Randi tampak berpikir sesuatu. Jari telunjuk nya ia ketukkan pada dagunya itu.
"Emm apa ya..."
"Ck! Masa gak tahu sama impian sendiri." Nesa berdecak kesal. Ia membuang muka ke sembarang arah.
"Hobi nya marah Mulu, kayak emak-emak komplek ke suami nya aja." Cibir Randi.
Nesa membelalakkan matanya tak terima. Masa iya dirinya disamakan dengan ibu-ibu komplek yang rese itu? Randi memang tidak punya akhlak. Wajah saja goodlooking, tapi akhlak nya minus. Kira-kira seperti itu cibiran Nesa dalam hatinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/279425215-288-k983439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...