Happy Reading^^
.
.
Randi sudah siap dengan seragam nya. Ia kemudian turun dari kamarnya dan menuju ruang makan. Disana sudah ada orang tua serta adiknya sedang sarapan.
Randi ikut bergabung. Ia meminum susu coklat kesukaan nya dengan santai.
"Bang, ntar sore temenin ke Cafe di Deket mall itu." Ucap alisa memakan sarapannya.
Randi menoleh, "Mau ngapain?"
"Ketemu temen. Bentar aja kok,"
"Temen apa temen?"
Alisa berdecak. Kakaknya memang suka sekali menggodanya.
"Temen bang ih! Ngerti kan artian temen?" Alisa memutar bolanya malas.
"Iya iya,"
"Randi, Anter adikmu aja sekalian biar kalian barengan." Ujar Adi membuka suara.
Namun dengan cepat Alisa menolak.
"Ehh ga usah pah, Alisa mau di jemput sama temen."
"Iya sih pah, lagian Randi juga mau bareng sama Nesa." Kata Randi dengan senyuman menyeringai dibibirnya.
"Nesa? Siapa Nesa?" Adi memang tidak terlalu tahu soal anak tetangga nya. Mungkin karna setiap harinya yang ada di pikirannya hanya kerja, kerja dan kerja.
"Ituloh pah, anaknya pak Faizan, tetangga kita itu." Sahut Tia sembari mengolesi roti dengan Nutella.
"Ohh tetangga sebelah kita?"
"Iya, gitu aja ga tahu."
"Wahh, anak papah hebat ya. Dapetin calon mantu tuh Deket banget. Jadi gak usah bawa mobil, tinggal jalan lima langkah, langsung nyampe." Ucap Adi dengan senang.
"Anak mamah gitulohh," bangga Tia.
"Ehh anak papah juga,"
"Terus, Alisa anak siapa?" Ucapan Alisa menghentikan aktivitas ketiga manusia itu.
"Jelas anak papah juga dong,"
"Kecampur sedikit sel telur mamah juga nak," semuanya tertawa terbahak-bahak.
Randi selesai sarapan terlebih dahulu. Ia pamit kepada orang tuanya. Sedangkan Alisa sudah berangkat dijemput temannya. Ntahlah Randi tidak tahu, ia tak menyaksikan adiknya pergi.
Langkah Randi memasuki halaman rumah Nesa yang begitu bersih. Perlahan ia mengetuk pintu rumah itu dengan sopan.
"Permisi bunda,"
Bunda yang sedang mencuci piring menghentikan aktivitas nya, dan melihat siapa yang datang.
"Ehh nak Randi, kenapa nak?"
"Nesa nya ada Bun?"
"Nesa? Dia udah berangkat dari 15 menit lalu. Emang dia gak ngajak bareng kamu?"
Randi menggeleng, "Engga, nesa gak ada kerumah Randi Bun,"
"Lah, kirain barengan. Mungkin berangkat duluan nak,"
"Gitu ya Bun, yaudah Bun Randi berangkat dulu, udah mau telat soalnya."
Ia menyalami tangan bunda lalu kembali menghampiri motornya dan menancapkan gas dengan kecepatan normal.
"Lo kenapa nes? Tumben gak nyamperin ke rumah." Batin Randi.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...