Happy Reading^^
.
.
Gadis itu berjalan dengan perasaan linglung. Ingin pulang, namun alasan apa yang harus diberikan pada ibunya?
Sudah 2 hari Olivia tidak pulang. Ntah apa yang gadis itu pikirkan saat ini. Dan sekarang, Olivia berjalan tanpa tujuan. Ia hanya akan mengikuti kemana kakinya melangkah.
"Gue harus bilang apa sama ibu, hiks."
"Gue emang anak gak tahu diuntung,"
"Harusnya malem itu gue gak boong sama dia, gue harus apa sekarang. Kerumah Nesa? Gak mungkin kan. Sedangkan gue gak ada temen lagi selain dia."
Gadis itu kemudian duduk di atas pembatas jalan. Ia menyembunyikan wajahnya di tumpukan kedua tangannya.
Namun seorang wanita paruh baya menghampiri gadis itu. Tangannya memegang bahunya itu.
"Nak," Ucapnya.
Olivia menoleh.
"Ya Allah Oliv,"
Yap, itu adalah Erna. Wanita itu kemudian ikut berjongkok memeluk putri semata wayangnya itu. Erna menangis begitu sesenggukan. Tak peduli pada pandangan orang yang lewat disana. Ia benar-benar merindukan Olivia.
"Kamu kemana aja, dua hari gak pulang. Kemana nak, kamu tau gak?! Ibu khawatir sama kamu. Nelpon Nesa katanya gak ada dirumah nya. Jujur sama ibu, kamu pergi kemana, hah,"
Olivia menundukkan kepalanya. Tidak mungkin ia jujur begitu saja. Ia tak ingin membuat hati ibunya semakin hancur. Gadis itu menelan Saliva nya.
"O-oliv waktu itu diculik Bu," sahutnya yang masih tertunduk.
"Ya Allah nak, tapi kamu gapapa kan? Penculiknya gak ngapa-ngapain kamu kan Oliv. Pantesan perasaan ibu gak enak, pokoknya besok lagi ibu gak bakalan izinin kamu keluar rumah di malem hari. Tapi ibu bersyukur, kamu masih ada disini nak,"
Erna kembali memeluk Olivia.
"Maafin Oliv Bu, maafin Oliv,"
"Udah, gapapa nak, ibu seneng kamu selamat."
"Maafin Oliv karna udah bohong Bu,"
***
"CCTV pada waktu kejadian tiba-tiba mati. Dan kemarin baru aja di benerin," Ucap pak Joko di ruangan khusus semua guru.
Brak
Randi menggebrak meja dengan keras hingga semua guru di sana terkejut.
"Jaga sikap kamu Randi!" Tegur Pak Kepala sekolah.
Randi menghela nafas.
"Maaf pak,"
"Seperti nya ada yang sengaja merusak CCTV ini biar kita gak bisa nemuin buktinya." Ujar pak kepsek.
"Bener pak, saya yakin, adik saya gak mungkin bunuh diri. Saya tahu sifat adik saya gimana," laki-laki itu menatap lurus dengan pandangan kosong.
Pak Joko menepuk-nepuk bahu Randi yang di sampingnya.
"Kamu sendiri tahu betul sikap adik kamu. Yang pasti, ini adalah kasus pembunuhan berencana. Kita yakin banget, suatu saat, pelakunya pasti ketemu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Roman pour Adolescents[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...