Bagian 30

139 13 0
                                    


Happy Reading^^

.

.


"Bu, malem ini repot gak?" Tanya Olivia pada ibunya yang sedang bersantai di depan TV.

Erna menoleh.

"Engga, emang kenapa nak?"

"Olivia izin keluar ya Bu, mau ke rumah Nesa. Soalnya ada tugas sekolah yang harus banget dikerjain malem ini." Ucap Olivia berbohong. Ia tahu, ibunya tak kan mengijinkannya keluar jika bersama laki-laki. Jadi terpaksa gadis itu harus berbohong.

"Harus banget sekarang ya Liv? Ini udah jam 8 loh, atau mau nginep di sana?"

"Nggak tau Bu, kalo tugasnya gak keburu selesai, mungkin iya, Oliv bakalan nginep disana. Gapapa kan Bu?"

Erna menghela nafas. Perasaannya sedang tidak baik. Apalagi putrinya harus keluar dijam seperti ini.

"Yaudah, ibu izinin. Tapi kamu nanti jangan keluar ya, soalnya perasaan ibu gak enak, takut kamu kenapa-napa."

Olivia tersenyum. Ia berlutut dihadapan ibunya.

"Oliv janji gak bakalan bikin ibu khawatir kok." Tangan kanan Erna mengusap lembut rambut putrinya itu.

Gadis itu kemudian bangkit. Sebelum pergi, ia menyalami ibunya dulu.

"Hati-hati nak,"

***

"Li, lo gak salah ngajak gue ke tempat ini?" Tanya Olivia. Gadis itu menelan Saliva nya

Ali menoleh sembari tersenyum.

"Enggak Liv, emang rencana gue yang mau bawa Lo kesini. Kenapa? Lo gak suka ya?"

Olivia menggeleng cepat. "Enggak Li, bukan gitu, maksud gue-"

"Yaudah, kalo Lo gak suka, kita pindah tempat aja." Ali memotong ucapan Olivia. Laki-laki itu hendak berbalik dan kembali lagi.

Olivia bukannya menolak kemana diajaknya ia oleh Ali. Pasalnya, Ali mengajaknya ke hotel, Ntah apa tujuannya. Hanya diri Ali dan tuhan yang tahu maksudnya.

"Tunggu Li," Olivia menghentikan langkah Ali.

"Oke, gue setuju. Tapi kita mau ngapain kesini?" Lanjutnya.

Ali kembali tersenyum. Ia kemudian menggenggam tangan Olivia dan berjalan memasuki hotel itu. Sebelum masuk, mereka di sambut petugas disana dengan ramah.

Sungguh, Olivia merasa canggung jika seperti ini. Namun ia mencoba menahan nya.

Ali mengajak Olivia makan terlebih dahulu. Tempat itu lumayan ramai, dipenuhi oleh orang-orang berkelas dan juga kaya.

Mata Olivia tak bisa diam. Ia terus menelusuri semua yang ada di ruangan itu. Namun sentuhan tangan Ali membuatnya harus menghentikan aktivitas nya itu.

"Jangan gitu, nanti kita dicurigai loh. Disini banak CCTV." Bisik Ali memperingatkan.

Olivia tersentak dengan ucapan ali. Namun itu ada benarnya juga, apalagi jika terjadi sesuatu, pasti mereka akan menuduhnya karna bersikap mencurigakan.

"Lo mau makan apa?" Tanya Ali.

"Samain aja sama Lo,"

Departure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang