Bagian 32

165 16 5
                                    

Happy Reading^^

.

.

Alisa kembali mengingat kejadian malam itu. Kejadian dimana ia selalu merasa ketakutan tanpa sebab. Ia juga tak bisa menceritakan hal ini ke sembarang orang. Ia takut hidupnya akan berakhir begitu saja ketika informasi itu jatuh ke tangan orang yang salah.

Alisa memejamkan matanya. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. Menikmati segarnya angin pada waktu itu.

Setelah pikirannya dirasa rileks, ia berniat untuk pergi dari sana. Namun tiba-tiba langkah nya terhenti.

"Hai, Alisa." Sapa Ali yang tiba-tiba muncul dihadapan Alisa. Gadis itu menelan ludah nya susah payah.

"Kenapa reaksi nya berlebihan banget si? Harusnya Lo seneng gue ada disini. Lo pasti kangen banget kan sama gue?" Ujar Ali disertai kekehan kecil.

Alisa menggeleng cepat. Ia ingin menjawabnya dan berteriak meminta tolong. Tapi sayangnya ia merasa ada lem yang menempel di kedua bibirnya itu sehingga membuat nya sulit membuka mulutnya itu.

"Masa sih? Gak usah munafik deh. Gue tahu Lo juga kangen kan sama gue?"

Kaki Ali terus berjalan mendekati Alisa. Sedangkan Alisa sendiri berusaha menghindar, ia malah terus berjalan mundur hingga tak terasa punggungnya sudah berada di pagar besi pembatas rooftop.

"Ja-jangan sakitin Alisa kak," Cicit Alisa. Ia memejamkan matanya beberapa kali untuk menghindari kontak mata dengan Ali.

"Hahhh," Ali tertawa.

"Lo lucu banget kalo ketakutan kayak gini, sumpah, gue gak bohong."

"Gimana ya, gue sebenernya gak mau ganggu Lo. Tapi wajah Lo itu suka terbayang-bayang di kepala gue, gimana dong?" Ali mendekatkan wajahnya itu pada wajah Alisa. Deruan nafas Ali benar-benar terasa di wajah Alisa.

"Alisa mohon kak," lirih gadis itu tak berdaya.

"Ututuuu, kasian banget." Tangan Ali mengacak pelan rambut Alisa.

Namun dengan cepat Alisa menghempaskan tangan Ali dari kepalanya itu. Ia benar-benar merasa jijik ketika melihat semuanya dari tubuh Ali itu. Apalagi saat ia tahu bahwa sikap asli dari laki-laki itu sangatlah buruk. Membayangkannya saja membuat Alisa ingin amnesia seketika.

Ali menatap tajam ke arah Alisa. Giginya menggertak keras. Hingga suaranya terdengar sampai ke telinga Alisa.

Gadis itu lagi-lagi menelan Saliva nya kuat-kuat.

Plak

Ali menampar pipi Alisa secara kasar.

"Arrghhh,"

Alisa meringis.

Tangan Ali kemudian mencengkeram erat wajah Alisa hingga kukunya itu melukai kedua pipi gadis itu.

"Berani banget Lo ngelawan gue?"

"Lo bener-bener cari mati Alisa,"

Departure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang