Bagian 51

154 15 0
                                        


Happy Reading^^

.

.

"Keputusan saya sudah bulat! Saudara Ali akan dihukum dengan penjara 25 tahun dan juga didenda uang sebesar 15 miliar rupiah!" Ucap hakim saat sedang mengadakan sidang kasus dari Ali atas pembunuhan terhadap orang tua Nesa.

Suara ketukan kayu itu membuat nafas Nesa merasa lega. Ia menatap Randi yang di sampingnya sembari menunjukkan senyumannya. Laki-laki itu pun membalas senyuman Nesa. Tangannya masih setia menggenggam tangan Nesa.

"Semoga setelah ini hati kamu bisa tenang, sayang." Bisik Randi pada telinga Nesa.

"Tenang banget Ran, semoga aja Ali merasakan sengsara di penjara selama itu." Sahut Nesa.

Randi mengangguk. Mereka kemudian bangkit, melangkah keluar dari ruangan sidang.

Saat hendak melewati pintu keluar, Nesa dan Randi berpapasan dengan Ali yang di iringi oleh beberapa petugas kepolisian.

Tatapan Ali benar-benar tajam. Namun Nesa tak merasa takut, ia tetap tenang walaupun Ali memandangnya dengan pandangan mengancam.

"Semoga Lo sengsara selama hidup di penjara dan kapok buat ngelakuin kejahatan kayak dulu," ucap Randi pada Ali.

Sedangkan Ali malah tersenyum remeh pada Randi.

"Oyahh? Gue kasih saran, kalian jangan seneng dulu. Jangan karna gue dipenjara selama itu, kalian bisa hidup tenang. Permainan baru dimulai kawan."

"Terserah, Lo mau ngomong apapun juga gue gak peduli. Emang Lo bisa apa? Sekarang Lo gak bisa ngapa-ngapain selain meratapi nasib Lo yang buruk itu." Sahut Nesa.

"Liat aja, kalian bakalan nanggung akibatnya karna udah bikin gue dipenjara. Mungkin bukan sekarang, tapi suatu saat nanti, gue bakalan bikin kalian berdua nyesel udah ngusik gue." Ancam laki-laki itu.

Sebelum Randi dan Nesa menjawab, petugas polisi itu segera membawa Ali ke penjara. Agar ia tak bisa lagi bicara tentang ancamannya itu.

Randi memeluk Nesa dengan memegang bahunya itu.

"Kamu gak usah takut, aku bakalan terus jagain kamu. Kamu tenang aja ya sayang,"

Nesa mengangguk. Selagi Randi bersamanya, apa yang harus ditakutkan?

***

8 bulan berlalu.

Mereka menjalani kehidupannya dengan tenang. Nesa kembali bersekolah seperti biasa. Olivia pun sudah melahirkan. Sayangnya bayinya prematur. Gadis itu melahirkan sebelum waktunya. Tetapi untungnya keduanya selamat. Bayi nya laki-laki. Dan kini, Olivia sudah menjadi seorang ibu.

Acara kelulusan sekolah sudah tiba. Sekolah mendadak riuh karna semua siswa kelas 13 merayakannya.

Terutama Randi dan juga Nesa. Namun, mereka memilih untuk tidak mencoret-coret seragam sekolah. Katanya sayang. Bajunya masih bagus, akan lebih bermanfaat jika diberikan pada yang lebih membutuhkan.

Kedua manusia itu lebih memilih untuk tetap di kantin. Menikmati makanan yang dipesannya.

"Gak kerasa ya, tiba-tiba udah lulus aja." Ucap Nesa. Gadis itu memasukan makanya pada mulut. Lalu mengunyahnya sampai lembut, kemudian menelannya.

Randi mengangguk.

"Karna aku murid pindahan, jadi aku sekolah cuma 1 tahun setengah." Sahut Randi terkekeh.

Departure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang