Happy Reading^^
.
.
"Ali siapa?" Tanya Randi.
Nesa menoleh.
"Laki-laki yang bikin via hamil. Dia laki-laki paling brengsek yang pernah aku temuin selama ini,"
Pandangan Nesa kembali mengarah ke arah jendela mobil. Sedangkan Randi, ia fokus menyetir.
"Kapan kamu ketemu dia?"
"Gatau, lupa." Nada bicara Nesa sedikit ketus.
"Nes..."
"Nesa..."
"Cantik..."
"Sayang..."
"Apasih ran," Nesa benar-benar dibuat emosi. Padahal Randi hanya bertanya. Tapi dia malah jadi badmood. Mungkin karna jadwal Pms nya sudah datang.
"Pms ya?"
Nesa menghela nafas. Pikirannya benar-benar kacau. Ntah apa yang membuat mood nya hancur.
"Aku mau Ali mati,"
Gadis itu menoleh pada Randi.
"Dia harus segera di tangkap Ran. Kita gak bisa ngebiarin dia berkeliaran gitu aja, dia harus di penjara. Dia harus dikasih hukuman mati."
"Iya Nes, Aku paham. Tapi untuk sekarang, kamu harus banyak istirahat. Apalagi badan kamu sekarang agak kurus loh, kesehatan kamu juga harus dijaga."
"Kenapa? Malu punya pacar kurus? Terus kenapa masih dipertahanin? Emang seburuk itu ya cewek yang kurus? Kenapa? Kenapa cewek itu harus selalu di tuntut sempurna di mata laki-laki? Kenapa?"
Gadis itu tiba-tiba terisak pelan. Padahal ucapan Randi tidak untuk bermaksud menyinggung nya.
"Enggak gitu sayang. Maksud aku bukan kayak gitu—"
"Terus apa? Maksud kamu apa ngomong kayak gitu? Ngeledek? Hah?"
Randi menghela nafas. Mungkin seperti ini berhadapan dengan wanita yang sedang Pms. Rasa sabarnya harus sebesar gunung.
"Siapa yang ngeledek si. Maksud akutuh biar kamu gak sakit sayang. Aku gak ada maksud nuntut kamu buat sempurna, enggak sama sekali. Aku cuma gak mau kamu sakit. Kalo kamu sakit, aku juga ikut sakit sayang. Kamu ngerti kan maksud aku? Hm?"
"Alesan! Udahlah, aku turun disini aja! Berhenti!"
Namun Randi tak mau mendengarkan perintah Nesa. Ia terus menginjak gas nya dan terus melaju dengan kecepatan sedang.
"Lo budeg ya? Gue bilang berhenti! Gue mau turun!"
Cara bicara Nesa kembali berubah. Namun bagi Randi itu bukan masalah besar. Wanita selalu seperti itu. Jadi itu masih wajar.
"Iya, aku budeg. Kenapa? kamu ngomong apa?"
"Randi! Berhentiin mobilnya atau gue lompat dari sini," Tangan Nesa memegang pintu mobil bersiap untuk membukanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...