Happy Reading^^
Kedua jenazah itu kini telah dilarikan kerumah sakit. Alfan yang memang sedang tidak ada jadwal operasi pun menangani kasus ini.
"Kedua wanita ini ditemukan di sungai dalam keadaan yang mengenaskan," Ucap pak polisi itu.
Alfan mengangguk paham. Ia segera memberikan aba-aba terhadap dokter lainnya dan juga beberapa suster untuk melakukan identifikasi.
Wajah mereka hancur, jadi mereka tidak bisa dikenali. Begitupun dengan Alfan, ia sama sekali tidak mengenali bahwa itu adalah diva. Padahal ia sendiri yang menangani nya.
Setelah hasil tes nya keluar. Alfan benar-benar terkejut. Ia akhirnya mengetahui identitas dari kedua wanita itu.
Kabar itu kini telah sampai pada polisi. Dengan cepat, pihak mereka segera mengabari keluarga nya. Para reporter pun datang untuk mencari informasi lebih lanjut. Dan berita ini cukup menggemparkan seluruh kota Jakarta maupun luar kota lainnya.
Dan saat ini, polisi akan bertindak mencari pelaku dalang dari semua masalah ini. Karna ini memang bukan kasus biasa. Ini tentang penculikan dan pembunuhan seorang wanita. Jika dibiarkan berkeliaran begitu saja, maka para wanita akan dalam bahaya.
Kini, hampir di seluruh komplek perumahan di jaga ketat oleh para polisi. Bahkan warga sekitar juga turut membantu. Mereka tak ingin ada lagi wanita yang jadi korban selanjutnya.
Alfan sangat bersyukur. Meskipun kedua wanita itu tidak selamat, setidaknya mereka di kuburkan dengan layak. Masalah kini mulai selesai. Alfan kini bisa bernafas sedikit lega.
Begitupun dengan Nesa, setelah mendengar kabar ini. Hatinya tak terlalu gelisah. Ia memohon, semoga saja pelakunya segera tertangkap.
1 Minggu lagi, Nesa akan berulang tahun yang ke delapan belas. Ia sangat antusias dengan hal ini. Persiapan kartu undangan pun mulai Nesa pesan.
Ada sekitar 150 kartu. Pesta nya akan diadakan besar-besaran. Apalagi ulang tahun kali ini cukup spesial. Dimana Nesa sudah menemukan laki-laki sejatinya. Yang sangat menyayangi dirinya dan juga sangat dipercaya kedua orang tuanya.
"Kartu undangan udah, kue juga udah, dekorasi nya udah. Sekarang apalagi ya?" Monolog gadis itu dengan bergumam.
Nesa tidur dengan posisi tengkurap tetapi kepalanya terangkat. Ia terus berkutat dengan laptopnya. Gadis itu tak ingin merepotkan orang tuanya. Jadi ia sendiri yang mempersiapkan segalanya.
"Anak bunda sibuk banget." Nadia tiba-tiba memasuki kamar Nesa yang cukup berantakan.
Nesa hanya cengengesan.
"Iya Bun, tapi udah selesai kok, hehe."
Bunda hanya menggelengkan kepalanya. "Ini, makan dulu. Dari pulang sekolah kamu belum makan loh," Nadia menyodorkan nampan yang berisi nasi goreng dengan telur mata sapi sebagi topping nya. Sedangkan minumannya air putih.
Nesa kemudian bangkit. Memperbaiki posisi nya menjadi duduk. Tangannya mengambil alih nampan itu. Lalu memakannya di atas kasur. Meskipun begitu, bunda tidak pernah protes. Nesa memang selalu menjadi anak kesayangan bunda.
"Bunda harusnya gak usah repot-repot. Bunda harus banyak istirahat, kasian dedek nya Ntar ikut capek loh." Ujar Nesa dengan mulut penuh dengan Nasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...