Happy Reading^^
.
.
Ali memandang foto Alisa yang di pegang oleh tangan kanannya. Sudut bibir kanannya terangkat dan membentuk senyuman miring.
Lalu kakinya bergerak mencari tusukan berupa paku kecil. Dan dapat. Ia kemudian menempelkan foto Alisa di sebuah papan triplek.
Ada beberapa foto wanita lain juga tercetak disana. Tetapi Ntah siapa.
"A~li~sa......"
Ucap Ali dengan bernada.
"Hemm, Lo itu cantik. Tapi Lo masih bocil. Tapi gue gak peduli."
Ia kemudian tertawa terbahak bahak seperti ada yang menghiburnya. Namun suara teriakan itu membuat amarah Ali kembali.
"Ahhh, sialan! Semua cewek bisa nya teriak aja kali ya?"
Kakinya melangkah ke arah kamar Diva. Bibirnya terus bersenandung kecil.
Ditangannya terdapat sebuah balok kayu.
"BERISIK!"
Bugh.
"Arghhhhhh," Diva menjerit dengan keras. Ia merasakan kepala dan tubuhnya berdenyut kesakitan. Gadis itu merasa tubuhnya benar-benar remuk. Hampir setiap hari dia menangis, meminta tolong. Namun tak ada seorang pun yang mau menolongnya.
"To-long..."
Mata diva perlahan tertutup. Ia kehilangan kesadarannya.
Ali membanting kayu itu ke sembarang tempat. Nafas nya begitu bergemuruh. Ia mengusap wajahnya kasar.
***"Alisa, gimana kabar kamu?" Tanya Nesa. Ia di suruh bunda untuk menjenguk putrinya Ardi. Tadinya nesa menolak karna memang hari ini ia punya tugas dan akan bekerja sama dengan Olivia. Namun, karna perintah bunda itu nomor satu, jadi nesa melakukan hal itu terlebih dahulu.
Alisa mengangguk. Seharian ia hanya duduk dikamar saja. Kakinya masih sakit, mungkin saat itu ia terkilir.
"Aku baik-baik aja kak."
"Kakak bawain kamu Boba nih. Kata Abang kamu, kamu suka nya boba, tapi kakak lupa nanyain, jadi kakak beli nya rasa matcha."
Alisa menerimanya dengan baik.
"Gapapa kak, aku suka rasa apa aja kok. Makasih ya kak."
Nesa tersenyum. Alisa langsung meminum Boba itu dengan senang. Moodnya langsung kembali jika ia diberi minuman ataupun makanan favorit nya.
"Btw, kenapa kamu bisa jatuh Lis? Pasti kamu gak fokus bawa motornya ya?" Tebak Nesa.
Alisa menghentikan aktivitas nya itu. Ia kembali teringat wajah Ali kemarin. Ali hanya tersenyum, tetapi Ntah mengapa senyumannya itu bagi Alisa sangat mengerikan.
"Iya kak. Aku cuma banyak pikiran. Kasian banget kemarin Abang di pukul cuma gara-gara kesalahan Alisa yang ceroboh." Gadis itu menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Novela Juvenil[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...