Happy Reading^^
.
.
"Alisa." Panggil Ali dengan lembut.
Gadis itu menoleh. Ia merasakan aura Ali sangat berbeda. Seperti... Psikopat!
"Mau ga jadi pacar gue?"
Deg
Alisa Membelalakkan matanya terkejut. Ia menelan ludahnya. Tenggorokan gadis itu merasa sangat kering seketika.
"K-kak A-li," Alisa terbata-bata.
2 detik kemudian. Wajah Ali yang sangat menakutkan itu kembali normal. Laki-laki itu malah tertawa renyah dihadapan Alisa.
Ketakutan gadis itu justru bertambah saat Ali bersikap seperti itu.
Ia langsung bangkit dari tempat duduknya. Tangannya mengambil tas dan mengeluarkan uang 50 ribu lalu disimpan di atas meja itu. Kakinya bergerak berlari menjauhi cafe.
Alisa langsung menyalakan motornya. Dalam perjalanan, hatinya sungguh tak tenang. Padahal menurutnya itu tidak terlalu menyeramkan, tapi Ntah kenapa ia merasa gelisah.
Karna ketidakfokusannya terhadap jalan. Alisa menabrak pembatas jalan. Ia terjatuh. Kaki serta tangannya terluka. Namun tidak terlalu parah, hanya beberapa goresan saja.
Di pipi serta keningnya juga terdapat goresan. Alisa merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Ia juga merasa tangan serta kakinya perih.
"Hiks, sakit." Gumamnya.
Tidak ada orang disana. Tidak ada yang lewat. Dengan sekuat tenaga, Alisa mengambil handphone yang ikut terlempar beberapa cm darinya.
Ia mencari nomor Randi dibarisan kontak handphone nya.
"Bang, tolongin Lisa."
***
Plak
"Kamu itu Randi! Bukannya tadi Alisa nyuruh kamu Anter, kenapa gak di anter. Dia sampe luka kayak gini semua gara-gara kamu!"
Adi benar-benar emosi ketika ia tahu bahwa putrinya jatuh dari motor. Setelah Randi sendiri yang menjelaskan, amarahnya semakin menggebu-gebu. Bahkan Tia saja tidak bisa menenangkan suaminya itu.
"Maaf Pah," Randi hanya menundukkan kepalanya, tak berani menatap sang ayah. Ia mengakui kesalai yang diperbuatnya itu.
Adi tak menjawab, ia malah keluar dari ruangan rumah sakit itu.
"Bang, kan mamah sama papah udah nitipin Alisa ke kamu, kok kamu malah gitu. Kamu liat kan akibat dari rasa males kamu itu? Papah marah, adek juga luka. Masih beruntung dia cuma dapet luka goresan. Motor bagi mamah gak terlalu penting. Motor masih bisa dibeli pake uang, lah nyawa, emang kamu bisa balikin nyawa seseorang balik lagi? Nggak kan?"
"Iya mah, Abang tau Abang salah. Besok Abang bakalan jagain Alisa. Ga bakalan Abang izinin dia pergi sendiri."
Tia menghela nafas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Departure✓
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️TYPO BERTEBARAN⚠️ ______ Ini kisah tentang seorang gadis yang memiliki seorang tetangga baru yang bersebelahan dengan rumahnya dan kini menjadi kekasihnya. Hubungan keduanya memang mulus, Namun tragedi pembunuh...