Bagian 6

86 9 0
                                    

"temenloh tu yang kurang ajar" ucap Kia menunjuk Felin.

"Lo yang gak tahu malu" ujar Alista.

Plak!

Tamparan yang begitu keras mendarat ke muka Alista, "awas aja Lo, gue aduin ini ke bunda Lo" Ucap alista sembari memegang Pipinya yang merah akibat tamparan yang begitu keras dari Kia.

"Laporin aja, gue gak takut, gue cuma takut sama tuhan" ujarnya.

"Ih, yok fel cabut" Alista dan felin pergi meninggalkan Kita.

Ervan yang melihat kejadian itu tersenyum"dia memang gadis yang selama ini gue cari," ujar Ervan dalam hati.

Setelah kejadian tadi, Kia pun dipanggil oleh pihak sekolah karena telah menampar Alista. "Kia, ikut bapak kerumah BK"

"Baik pak"

Yang yang bersikap biasa saja membuat pak Rodi semakin marah besar. "Kamu ini anak yang pembangkang, mau jadi apa kamu" ujar Rodi dengan suara nyaring.

"Jadi IRT pak," jawabnya dengan lantang.

"Bapak nanya serius jangan main - main, kalau kamu begini terus bapak akan skors kamu, bukannya contohin yang baik ke adik kelas malah contohin yang buruk"

"Bagus dong pak, skors lama - lama ya pak".

"Kamu ini ya, bapak akan laporkan ini ke bunda kamu, jangan karena bunda kamu gak ada kamu malah menjadi - jadi ya Kia"

"Laporin aja pak sekalian ke polisi,"

"Kia!" Teriak pak Rodi marah.

"Kenapa pak, harusnya bapak itu pikir pake logika dulu sebelum menghina saya, tadi si alista dan felin ngelabrak saya, mereka hujat saya di depan umum apakah saya harus diam pak, tidak kan, terus saya tampar muka alista, apa salah" ungkap Kia

"Harusnya kamu sabar"

"Saya ini manusia, ada batas kesabaran pak, kalau bapak digituin apa bapak bakal terimah, tentu tidak kan pak ," ucap Kia.

"Jangan nasihati bapak, saya guru jadi saya tau mana yang baik dan mana yang tidak baik"

"Males ngomong sama bapak, permisi" Kia pergi dari hadapan pak Rodi.

"Kia, bapak belum selesai bicara"

"Nanti aja pak, banyak urusan"

"Awas saja kamu, bapak akan laporkan kepada bundamu"

Kia yang kesal dengan perkataan pak rodi pun pergi ke taman sekolah untuk duduk dan memikirkan nasibnya," kenapa hidupku tidak seperti yang lain"

"Hidupmu itu sempurna tapi kamu belum saja merasakannya" ucap Ervan yang menghampiri Kia.

"Evan"

"Jangan nangis, kan kamu pernah bilang kamu gak cengeng, udah hapus air matanya" ujar Ervan sembari menghapus air mata Kia dengan tangannya.

"Aku bingung aja, kenal setiap ada masalah aku yang selalu disalahkan padahal tadi yang salah Alista"

"Alista" ujar Ervan kaget.

"Iya, kamu kenal"

"Dia itu selalu ingin mendekati aku, katanya sih penggemar berat aku, dia gak sendirian ada satu lagi temennya kalau gak salah namanya"

"Felin" ucap Kia

"Iya,"

"Kesel banget gue sama mereka rasanya pengen gue Jambak - Jambak tu rambutnya"

"Sabar aja, jangan kamu ladeni orang kayak setan begitu,"

"Haha iya"

"Aku duluan ya, mau ke kelas, bentar lagi masuk,"

Azkia(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang