48 -kepergian kia

211 1 0
                                    

Di balik itu, Ervan sudah sangat lama datang duluan di taman itu, ia membawakan bunga yang indah dan boneka, ia celingak-celinguk untuk melihat apakah Kia sudah datang atau belum, karena sudah jam 7 lewat "Kia, apakah dia tidak datang" ucap Ervan.

"Hai"

"Kia, kamu Dateng?"

"Ya, kan ini terakhir kali kita bertemu sebelum aku akan pergi jauh"

"Kamu beneran akan pergi?"

"Iya, kamu jaga diri baik - baik ya,"

"Aku rindu denganmu Kia, ambil"

"Apa?"

"Bunga sama boneka untuk kamu, anggap aja sebagai hadiah dan kenang - kenangan meskipun Bunga ini akan layu tapi rasa sayang aku ke kamu tidak akan pernah hilang maafin aku ya, udah bersikap dingin ke kamu".

"Iya, aku juga minta maaf"

"Buat?"

"Gara - gara bundaku kamu jadi kehilangan ayahmu" .

"Gak usah dibahas lagi"

"Hm iya, jujur, aku sangat rindu denganmu Ervan, " Kia memeluk erat Ervan begitu pun juga Ervan.

"Apakah bisa kisah cinta kita di ulang kembali, "

"Kurasa tidak, karena aku akan pergi jauh, "

"Aku menyayangimu Kia, sangat menyayangimu"

Mereka berpelukan sangatlah erat, tetapi tak lama dari itu Ara datang dan berteriak sangat kencang.

"Ervan, Kia, awass" teriak ara

"DORRR!"

Suara tembakan yang begitu keras terdengar oleh telinga Ervan, kia terkulai lemas dan terjatuh karena peluru itu tepat masuk ke dalam tubuh Kia, wajahnya sangatlah pucat"Kia, Kia, Kia, ara, ada apa ini, siapa yang menembak Kia, " ucap Ervan.

"Dia lari Van, sepertinya ia sengaja"

"Kia, kenapa kamu tidak berbelok saja, harusnya aku saja yang tertembak, KIA!"

Ervan menggenggam tangan Kia dengan sangat kuat, tangisnya pun pecah setelah melihat gadis kesayangannya itu terkulai lemas dan wajahnya memucat"kia, hei, kamu harus kuat ya, jangan ninggalin aku, aku sayang sama Kia, jangan pergi duluan ya, Kia, kamu itu wanita yang kuat dan gak gampang nyerah," ucapnya,

Tak lama dari itu hujan pun turun begitu derasnya mengguyur mereka berdua"kia, ayo bangun, Kia," Ervan terus memanggil nama Kia.

"E -eva -n" ucap Kia terbata - bata.

"Kia, kamu bangun, aku tahu kamu kuat,"

"A -k -u a ak-an -p -er-g-i j-ag-a d-i-ri ba-i-k ba-i-k y-a, a-ku s-a-ng-at me-ny-aya-ngi-mu" Kia berusaha memegang pipi Ervan.

"Kia, kamu menyerah, kamu harus tepati janjimu, untuk selalu bersamaku, ayolah, jangan gini, aku belum siap kehilangan kamu"

"K-a-mu te ten-an-g a-ja ki-ta p-a-sti b-e-rte-mu lag-i,"

"Kia, pegang tanganku erat - erat, aku gak bakal biarkan kamu pergi, aku sangat menyayangimu Kia"

"Au, s-a-kit, pe-lu-r-u-h-nya j-a-hat s-am-a a-ku"

"Kia, tunggu ya, bentar lagi taksi datang, "

Taksi pun datang, Ervan langsung menggendong Kia untuk masuk kedalam taksi tersebut, "pak, ke rumah sakit Medika jaya" ucap Ervan .

"Baik" ucap supir itu.

"Kia, kamu yang kuat ya, aku gak akan biarin kamu pergi, "

"Van, darahnya sangat banyak keluar" ucap Ara .

"Iya Ra, pak, tolong cepat"

"Iya dek, ini sudah sangat cepat"

Setelah sampai di rumah sakit, Ervan langsung keluar dari taksi itu dan langsung menggendong Kia masuk ke rumah sakit itu"sus, sus, tolong pacar saya, ayo sus, cepat"

"Tenang dulu, ada apa dengan dia?"

"Dia tertembak sus, ayo cepat"

"Letakkan di atas brankar ini, dan selesaikan pembayaran dulu"

"Aku akan bayar berapapun nominalnya tapi pacar saya harus selamat sus, saya mohon segera lakukan tindakan "

"Baik , kamu doakan saja, saya akan bawa dia ke ruang IGD kamu tunggu disini saja,"

"Iya sus" ucap Ervan, Ervan saat itu sangatlah runsing bajunya penuh dengan darah, dan rambutnya acak - acakan,"Van, Lo lebih baik bersih - bersih dulu, Kia biar gue yang tunggu"

"Gak, sebelum gue tahu keadaan Kia gue gak bakalan bisa tenang,"

"Tapi lihat keadaan Lo sekarang'

"Udah ra, gue tetep mau disini, Kia itu berharga buat gue, kalau sampai dia kenapa - kenapa gue bakalan nyalahin diri gue sendiri"

"Ervan sangatlah menyayangi Kia, Kia sangatlah beruntung mendapatkan Ervan, ya allah, selamatkan Kia"  ucap Ara dalam hati.

Setelah beberapa menit berlalu dokter keluar dari ruangan IGD dengan wajah yang tidak biasa "dok, gimana, Kia selamatkan?, "

"Saya harus menyampaikan kabar yang tidak baik ini" ucap dokter itu.

"Kabar apa dok, pacar saya baik - baik saja kan, ayo dok bicara "

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan Kia, tetapi tuhan berkata lain, dia sudah dijemput tuhan, maafkan kami"

Mendengar ucapan dokter itu membuat emosi Ervan meledak, ia mencengkram kerah baju dokter itu"dok, jangan main - main, ayo periksa lagi, dia itu wanita yang kuat dok, dia gak mungkin pergi begitu saja, cepat dok periksa lagi,"

"Van, ayolah " ucap Ara.

"Maaf, tapi pacarmu memang sudah meninggal, dia kehabisan banyak darah dan peluru itu tepat mengenai ginjal sebelah kanannya, hal itu yang membuat dia tidak bisa bertahan, coba saja dia cepat - cepat di bawa kerumah sakit, bisa jadi dia bisa terselamatkan "

"Gak dok, Kia gak mungkin meninggal , ia itu kuat dok, gak mungkin" air mata Ervan mengalir begitu derasnya.

"Saya permisi " dokter itu pun pergi.

Ervan pun langsung masuk keruangan Kia"sayang, kamu gpp kan, dokter itu pasti cuma ngeprank aku kan, pasti kamu yang nyuruh ya, ayo dong bangun, jangan pura - pura gini, kia" ucap Ervan,

"Van, Kia udah meninggal, ikhlasin Kia, biarkan dia tenang, kamu jangan gini dong" ucap ara.

"Gak Ra, dia ini cuma prank"

"Van, liat dia, dia pucat dan sudah tidak bernafas lagi, apa ini yang Lo bilang cuma prank, jangan buat dia gak tenang Van"

"Gak Ra, dia masih hidup, iya kan Kia, ayo bangun, Kia, hei, ayo bangun, Kia" Ervan menggoyang - goyangkan tubuh Kia.

"Van, sadar, jangan kayak orang kerasukan gini, Kia udah meninggal, ayolah"

"Kalau kamu memang sudah meninggal berarti kamu sudah mengingkari janjimu, kita sudah berjanji untuk selalu bersama," ucapnya sembari menatap wajah Kia yang sudah pucat.

"Aku juga gak nyangka Kia bisa seperti ini, tapi kita harus sabar, Kia pasti sudah gak sakit lagi"

"Aku belum siap kehilangan Kia, aku sudah banyak sekali melakukan kesalahan padanya, dan aku belum sempat untuk memperbaiki semua ini, aku memang laki - laki brengsek"

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri,"

"Aku memang tipikal laki - laki brengsek Ra, harusnya aku yang tertembak bukan Kia,"

Azkia(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang