Bagian 38 -teror

46 3 0
                                    

Keesokan harinya Ervan pun bersiap - siap untuk pulang, Kia sedang membereskan barang - barang Ervan sedangkan Dina sedang menyelesaikan administrasi.

"Aku sangat senang bisa pulang hari ini" ucap Ervan.

"Tapi inget ya, dirumah nanti harus istirahat jangan banyak gerak dulu" ucap Kia.

"Siap tuan ratu"

"Oke, oh iya, bajumu aku kembalikan nanti ya, mau aku cuci dulu"

"Iya, gak di kembaliin juga gpp"

"Nanti kamu gak punya baju lagi".

"Bajuku banyak".

"Oh gitu" ujar Kia sembari menggangukkan kepalanya.

"Kalian sudah siap?" Tanya Dina.

"Sudah" jawab mereka.

"Yasudah, ayo kita segera pulang, bunda udah urus administrasinya"

"Iya Bu, aku sudah tidak sabar berbaring di kasurku yang empuk tidak seperti brankar ini"

"Namanya juga brankar" ucap Kia.

"Yasudah, ayo kita berangkat" mereka pun keluar dari ruangan Ervan untuk pulang.

•••

Sesampainya di rumah Ervan ternyata sudah di tunggu oleh April dan bibi titin pembantu Ervan.

"Kak Ervan" ujar April lalu memeluk erat tubuh kakaknya itu.

"April, kenapa?" Tanya Ervan sembari membalas pelukan adiknya.

"April sedih, karena kakak kecelakaan , April gak mau kehilangan kakak, karena semenjak ayah sudah tidak ada lagi di kehidupan April kakak sudah jadi ayah buat April"

"Kakak gak bakalan tinggalin April," Ervan melepaskan pelukannya.

"Janji ya kak" ucap April menjulurkan jadi kelingkingnya.

"Janji" ucap Ervan.

"Ya udah, ayo kita masuk" ucap Dina.

"Iya bunda" ujar Kia.

"Ayo masuk, bibi sudah siapkan makanan," ucap bibi Titin.

"Wah, ini makanan kesukaanku semua" ucap Ervan sembari menarik kursi lalu duduk.

"Iya den, bibi dan non April sengaja buatkan untuk menyambut kepulangan den Ervan" ucap bibi Titin.

"Makasih bi" ucap Ervan.

"Yasudah, Kia, April, bik ayo duduk, sekalian kita makan bersama, udah lama kita gak kayak gini" ucap Dina.

"Kalian saja buk, saya masih ada urusan di dapur," ucap bibi Titin.

"Loh, gpp bik urusannya nanti saja" ucap Dina.

"Iya bik, mending makan bareng kita" ucap Ervan.

"Tidak apa - apa, bibi nanti biar makan di dapur saja, bini permisi dulu"

"Yasudah, Kia, ayo makan" ucap dina.

Tetapi Kia tak mendengar ucapan Dina ia melamun di depan meja makan.

"Kia, sayang" ucap Ervan.

"Eh, iya" ujar Kia kaget.

"Kamu mikirin apa?"

"Tidak"

"Jangan bohong, dari matamu saja kamu menyembunyikan sesuatu"

"Gak kok, aku kayaknya capek aja"

Azkia(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang