Bagian 33 - perkelahian

44 5 0
                                    

Ananda hanya terdiam setelah mendengar ucapan Ervan, sementara itu di taman Kia duduk seorang diri sembari menulis di buku diarynya..

"Entah kenapa, hati ini berkata aku harus memaafkanmu, tetapi aku belum bisa, ingin rasanya berkata aku rindu, tetapi belum bisa, tetapi hati ini sepeti berkata bahwa aku tidak boleh lama - lama marah denganmu Ervan Bratadikara" kalimat yang Kia tulis di buku diary itu.

selesai menulis Kia menutup buku diary itu, Ervan yang melihat Kia duduk sendirian pun menghampiri.

"Kia" panggil Ervan, Kia yang melihat Ervan pun langsung pergi dari tempat itu.

"Kia, tunggu" ucap Ervan tetapi Kia menghiraukannya.

•••

Dirumahnya Kia, ia duduk di sofa empuknya sembari mendengarkan musik.

"Aku merasa kesepian kalau tak ada Evan, tetapi aku masih sangat marah dengannya" ucap Kia.

Tak lama dari itu bel rumah Kia berbunyi.

"Itu pasti Evan, hiraukan saja" ucap Kia.

"Permisi mbak" ucap orang yang berada diluar itu.

"Kayak bukan suaranya Evan, buka aja deh" ucap Kia lalu membuka pintu itu.

"Siapa ya?" Tanya Kia.

"Ini, ada kiriman paket, silahkan ditandatangi," ucap kurir itu.

"Oh, oke," ucap Kia sembari menandatangani.

"Makasih ya pak" ucap Kia.

"Iya sama - sama, saya permisi" kurir itu pergi.

Setelah menerima paket itu Kia masuk kerumahnya lagi dan membuka paket itu.

"Ini paket dari siapa ya, atau jangan - jangan dari Evan" ucap Kia lalu membuka kotak itu.

Dan setelah melihat isi didalamnya Kia melemparkan kotak itu,

"Gak, gak, aku benci kalian" ucapnya.

Ternyata isi paket itu adalah tulisan dengan tinta merah "apakah ciumanku kemarin sangatlah enak?" Isi surat itu.

"Kalian jahat" teriak Kia.

"Aku sangatlah malu, aku malu dengan semua ini" ucap kia, ia seperti orang yang stres,.rambut nya acak - acakan, dan tatapan matanya kosong.

"Evan, aku butuh kamu" ucap Kia.

•••

Dirumah Ervan, ia sedang duduk di kursi belajarnya sembari memikirkan Kia yang masih marah dengannya.

"Kia, aku ingin sekali bicara denganmu, tapi kau selalu menghindar, aku ingin menjelaskan semua ini kepadamu, aku sangatlah menyayangimu" ucap Ervan.

Dina yang melihat anaknya sedang melamun pun menghampirinya dengan membawa satu gelas teh hangat.

"Sayang, jangan melamun terus, ini ibu buatkan teh " ucap Dina meletakkan segelas teh di atas meja.

"Ya Bu makasih" ucap Ervan sembari tersenyum ke arah ibunya.

"Gimana, sudah berhasil menjelaskan kepada Kia?"

"Belum Bu, Kia sepertinya masih belum menerima ini, dia selalu menjauh dariku saat aku ingin menjelaskan kepadanya, "

"Jangan menyerah ya, pokoknya kamu harus terus berusaha, dan harus dapatkan hatinya lagi" ucap Dina.

"Pasti itu bu," ucap Ervan sembari memegang tangan ibunya.

Azkia(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang