Bagian 11

63 7 0
                                    

Melihat kamar Ervan yang hampir mirip dengan kamarnya, dan dipenuhi dengan foto - foto masa kecilnya yang sangat imut dan lucu bersama bundanya, Kia tersenyum kecil"kamarnya rapi banget, aku suka desainnya" ucap Kia dalam hati.

"Kia" panggil Ervan.

"Iya" jawab Kia kaget.

"Gimana kamarku, hampir mirip kamarmu kan?" Tanya Ervan.

"Iya, ini foto kamu waktu kecil ya?" Tanya Kia balik sembari menghampiri foto itu.

"Iya, ganteng kan?" Tanya Ervan lagi.

"Gak,"

"Terus apa?"

"Lucu dan imut"

"Masa sih, coba lihat"

"Nih, mukamu cubby banget waktu kecil gak kayak sekarang" ucap Kia.

"Kenapa sekarang?" Tanya Ervan.

"Sekarang mah ganteng" jawab Kia.

"Ih, kamu mah" ujar Ervan sambil mencubit pipi manisnya kia.

"Sakit Evan," ujar Kia berlari.

"Mau kemana kamu" ujar Ervan mengejar - ngejar Kia.

"Kejar aja, gak bakalan dapet kok" ujar Kia.

"Capek juga ya" ucap Kia sembari menghela napas.

"Dapet juga kan" Ucap Ervan sambil memeluk pinggang Kia.

"Ih, Evan, curang," ujar Kia.

"Apanya yang curang, kamu udah ada ditangan aku" ucap Ervan sembari menggelitik Kia.

"Geli Evan, Evan geli" teriak Kia.

"Biarin"

"Aku lapor bunda Lo" ucap Kia.

"Iya - iya" ujar Ervan.

"Nah gitu dong" Kia merasa senang karena terlepas dari gelitikan Ervan.

"Kia, aku mandi dulu ya, kamu tunggu disini" ujar Ervan mengambil handuk.

"Oke, sipp"

Sembari menunggu Ervan yang sedang mandi, Kia pun memainkan handphonenya dan tak lama dari itu bundanya menelepon.

''pasti pak rodi udah ngelapor ke bunda, makannya bunda nelpon, kalau gak dianggkat bisa ribet, anggkat aja deh'' ujar kia.

kia menanggkat telepon dari bundanya....

''hallo kenapa bunda?'' tanya kia.

''kia, tadi pak rodi nelpon bunda dan katanya kamu habis nampar siswa yang bernama Alista, apa benar?'' tanya ana balik.

''bener kok, lagian salah Alista sendiri'' jawab kia.

''kamu ini, baru bunda tinggal 2 hari udah buat onar lagi, tolong kia kamu jangan buat bunda malu, kamu itu udah besar jangan bertingkah seperti anak kecil lagi'' ujar ana dengan nada yang penuh amarah

''terserah bunda deh, kia udah capek,'' ucap kia.

''bunda yang capek bukan kamu, bunda kerja banting tulang demi kamu, tapi apa balasan kamu ke bunda,'' ujar ana.

''kia gak butuh uang bunda, kia cuma butuh kasih sayang dan perhatian dari bunda, tapi bunda gak pernah ngabulin permintaan kia, yang bunda pikirin cuma uang, uang, dan uang.'' ucap kia.

''bunda cari uang juga buat kamu kia, lagian kamu udah udah bisa jaga diri sendiri jadi jangan kayak anak kecil'' ucap ana.

''kia juga pengen kayak anak - anak yang lain bunda, kia dari kecil gak pernah bunda kasih perhatian, cuma ayah yang selalu kasih perhatian ke kia, kia cuma pengen bunda, bunda seperti anak - anak yang lain, tapi kia yakin sampai kapan pun bunda gak bakal pernah kasih perhatian itu, mungkin kalau kia mati baru bunda akan kehilangan, dan itupun mungkin'' ucap kia.

Azkia(SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang