"Na-ya!" Suara SeokJin bersamaan dengan tersibaknya tirai yang menutupi ranjang ku. Wajahnya lega dan lelah. Kami berpelukan, aku menumpahkan tangis mu di dadanya.
NamJoon menuju ke meja perawat untuk menanyakan beberapa hal. Setelahnya dia memberi kabar orang rumah bahwa aku telah ditemukan dan selamat.
1 jam setelah penangkapan...
Aku masih di rumah sakit untuk pemeriksaan fisik dan kandungan ku. Banyak pertanyaan ku jawab dari dokter yang memeriksa untuk keperluan laporan kepolisian.Terakhir aku akan diperiksa bagian dalam dan kandungan ku. Aku menunggu dokter kandungan untuk memeriksa ku. SeokJin yang mendapat penjelasan dari NamJoon duduk dengan gusar.
"Joon, bisakah kau minta dokternya perempuan saja?" Ucapnya polos. NamJoon mengerti maksud tak tersampaikan SeokJin.
NamJoon keluar sambil tersenyum kearah kakaknya yang melotot memintanya untuk bergerak cepat. Aku berbaring di ranjang dengan tangan digenggam SeokJin.
"Aku tak akan pernah lagi meninggalkan mu sendirian. Kau percaya pada ku kan sayang?"
Anggukan ku membuatnya mengusap lembut kepala ku, "aku percaya oppa, terima kasih sudah datang menjemput ku."
NamJoon muncul bersama seorang dokter wanita. Wajahnya cantik dengan senyum manis. Rambutnya panjang terurai dan ikal seperti ku hanya saja pirang.
"Hyung dokter Moon yang akan memeriksa Haena. Chagi, silahkan."
Kau dan SeokJin spontan menoleh kearah mereka berdua.
"Chagi?" SeokJin spontan mengulangi panggilan Namjoon dengan kaget.
"Kekasih ku. Chagi, dia Hyung ku dan istrinya." Dokter Moon mengangguk pada kami lalu duduk di kursinya.
"Halo, nama saya dokter Moon Haenul. Saya dokter kandungan yang ditugaskan untuk mengambil visum anda nyonya...Kim." ucapnya sambil membaca berkas rekam medis ditangannya.
SeokJin berdiri menjauh setelah memberiku kecupan singkat di dahi. Pertanyaan demi pertanyaan ku jawab dengan tenang dan dokter Moon menuliskan pada lembar kertas dihadapannya.
"Nyonya, saya akan memeriksa organ intim nyonya, permisi sebentar." Ucapnya sambil menarik tirai menutupi area bed.
Tak berapa lama, dokter Moon melepaskan sarung tangan medisnya kemudian sibuk mencatat hasil pemeriksaannya.
"Bagaimana dok?" SeokJin bertanya Melirik sekilas kearah mu.
Dokter Moon menutup berkas ku, melepaskan jas dokternya kemudian kembali duduk.
"Aku tak bisa bicara karena ini rahasia negara." Ucapnya kemudian.
SeokJin menoleh pada adiknya yang berdiri di samping kanannya. Aku yang masih duduk di ranjang tau bahwa ada rasa curiga dari suamiku sekarang.
Belasan jam aku bersama pria lain yang nota bene mencintai ku pasti membuat pikirannya kacau dan berasumsi buruk. Wajar! Tapi, jika aku percaya pada seluruh ucapannya tadi, maka seharusnya dia juga mempercayai ku.
Jika dia bisa berjanji tak akan meninggalkan ku, maka dia harus melakukan itu tanpa syarat. Bagaimana jika aku telah dinodai oleh Chanyeol? Bagaimana kabar dengan janji tak akan meninggalkan ku? Apakah dia akan berubah pikiran dan melanggar janjinya sendiri?
Hati ku dilanda dilema. Sakitnya bukan main. Tak dipercayai oleh suami sendiri, membuat ku sakit hati dan kecewa. Dokter Moon menangkap signal dingin diantara kami. SeokJin yang menuntut mengetahui hasil pemeriksaan dan aku yang kecewa atas sikap SeokJin.
"Hyung, semua akan baik-baik saja. Percaya pada Haena saja. Aku yakin dia mampu menjaga dirinya." NamJoon menepuk bahu SeokJin sambil memberinya kopi panas. Mereka duduk diruang tunggu menunggu ku yang berganti baju.
Hanya aku dan dokter Moon di ruangan
Itu. Dokter Moon menunggui ku berganti pakaian seperti permintaan kekasihnya NamJoon."Nyonya Kim." Panggil lirih dokter Moon.
"Bisalah kau memanggil ku Haena saja?"
"Ahh, nde. Haena-ssi, kau beruntung bisa lolos dari Park Chanyeol."
"Maksud dokter?"
"Ada beberapa kuburan dan 2 kantong mayat dirumah itu." Aku berdiri tegang ditempat ku mendengar informasi yang tak aku tau.
"Aku bangun sudah pagi, dia sedang membuat sarapan dan menganggap ku istrinya. Dia menyuruh ku mandi....." Dokter Moon menunggu cerita ku.
"Haena-ssi, lalu?"
"Aku mencium bau menyengat yang tak biasa di uap air saat menyalakan kran air panas. Banyak baju wanita disana. Aksesoris dan botol-botol obat." Aku menghela nafas dalam-dalam.
"Jadi kau tak tau apa yang dilakukan Chanyeol saat kau tertidur?" Dahi ku berkerut mendengar nada pertanyaan dokter Moon yang tak biasa.
"Aku bangun dengan baik-baik saja dok, apa dia melakukan hal tak pantas padaku?"
"Tidak..tidak...bukan begitu. Tak ada yang dia lakukan pada mu, bahkan dia sepertinya menjaga mu dengan sangat baik Haena-ssi." Nada pernyataannya menjadi berat karena sedih.
Aku sudah selesai berganti baju. Mendengar analisa dokter Moon, aku tau karena merasakannya sendiri, bahwa Chan menjaga ku dengan segenap hatinya.
Mobil membawa kami ke sebuah lapangan sekolah. Sebuah helikopter sudah menunggu disana. SeokJin mendekap ku dalam Chopper. Kami mengudara pulang ke Seoul.
Sampai di atap mal milik SeokJin kami langsung turun dan pulang ke rumah. Berkas dan Chanyeol akan dipindahkan ke kepolisian pusat Seoul. Maka seluruh penyelidikan dan kelanjutan informasi akan disampaikan dari pihak kepolisian Seoul. Memudahkan kami yang bukan berasal dari Seokcho.
Berita penculikan dan penangkapan Chanyeol seketika menjadi pembicaraan luas. CEO perusahaan iklan besar membuat gempar seluruh negara. Berbagai headline dan isi berita menjadi trending.
8 jam setelah penangkapan....
Aku terbangun tanpa SeokJin di samping ku. Sisi kanan ranjang ku masih rapi. Artinya dia tak tidur. Pukul 22. 46, aku keluar kamar mencari keberadaan SeokJin.Lamat-lamat aku mendengar suara dari teras belakang. Suara SeokJin berbicara dalam panggilan telpon.
"Aku tak tau, aku bahkan tak mendapat penjelasan apapun dari siapapun. Bagaimana bisa aku tenang?"
"...."
"Aku tau aku mempercayainya, hanya saja semalaman dia tak sadarkan diri. Mungkin pengaruh bius. Aku tak mau berspekulasi, tapi aku pun tak sanggup untuk tak memikirkan hal paling buruk yang bisa terjadi."
"...."
"Jangan samakan aku dengan keadaan sekarang Jhope. Walaupun aku mabuk, aku akan ingat semua hal kemudian."
Nada bicara SeokJin terdengar kesal, lelah, curiga dan marah. Aku berdiri didekat pintu dan mendengar seluruh kalimatnya, tanpa ragu aku menyimpulkan bahwa SeokJin tak lagi mempercayai ku.
Tak bisa disalahkan juga, karena aku sendiri pun tak tau apa yang terjadi selama malam itu. Yang aku percayai, Chan tidak akan berlaku kurang ajar pada ku. Tak ada tanda-tanda seperti itu di tubuh ku.
Aku kembali ke kamar ku, kamar tamu, dengan pukulan keras di dada. Semua yang SeokJin pernah lakukan sangat menyakitkan, tapi kali ini sakitnya berpuluh kali lipat. Ketidakpercayaan suami ku menyakiti hati hingga dalam.
Kali ini aku tak tau apakah bisa memberinya maklum sekali lagi atau tidak. Kali ini apakah masih ada sisa maafnya lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO's Love Story
FanfictionHanya untuk menghindari hukuman dan melupakan mantan tunangan. Peristiwa perkosaan membuat hidup gadis yatim piatu pemilik toko roti berubah. Tuan pemilik mall tiba-tiba menjadikan dirinya istri untuk sebuah tanggung jawab. Kisah SeokJ...