Mall ini milik salah satu anggota keluarga Kim. CEO nya seorang pria muda, belum menikah berusia 34 tahun. Kim SeokJin, adalah putra pertama keluarga Kim. Dia diberi tanggungjawab menjadi CEO franchise pusat perbelanjaan yang tersebar di beberapa kota besar di negara ini.
Namaku Haena, Song Haena. Usia ku 25 tahun dan aku punya toko kue di depan mall milik Kim SeokJin. Karyawannya sering menghabiskan waktu di tokoku saat makan siang.
Kisah ku dimulai saat aku harus mengantarkan pesanan untuk rapat mendadak di perkantoran mall itu. Berapa hari yang lalu, sekretaris kantor mall itu datang untuk berteduh. Awalnya begitu, hingga dia menanyakan sesuatu yang membuatku sangat senang.
"Haena-ssi, boleh ku minta kartu bisnis mu? Andai saja kami dapat rapat mendadak, aku bisa memesan cemilan disini. Apa boleh?" Tentu saja aku dengan senang hati memberikannya.
Sore itu, Hyerin sekretaris SeokJin menelpon ku untuk membawakan 10 set cemilan dengan kopi dan teh. Rapat mendadak akhirnya terjadi. Aku dan Eunha karyawan ku satu-satunya mengantarkan sendiri pesanannya.
Malam makin larut saat ku suruh Eunha pulang lebih dulu, karena besok tetap harus membuka toko. Rapat bersama koleganya dari Jepang sepertinya menyita banyak waktu. Aku yang harus membereskan peralatan ku, mau tak mau harus menunggu hingga rapat itu selesai di toko ku.
Tepat pukul 10 malam, mereka menyelesaikan rapat. Hyerin datang memberi tahu dan meminta ijin ku untuk tak menemani ku berbenah. Putrinya sakit tiba-tiba. Ruang rapat telah sepi. Aku yang kembali ke gedung tinggi itu berjalan sendirian menuju ruang rapat tadi.
Saat pintu terbuka, tercium bau alkohol masuk hidung ku. Ruang rapat telah kosong. Botol-botol alkohol khas Korea berserakan. Water tank berisi kopi dan teh ku telah kosong. Ku bereskan semuanya sendirian.
Hingga, pintu di belakangku tiba-tiba terbuka. Seorang pria dengan kemeja putih acak-acakan muncul menuju kearah ku. Bau alkohol kembali tercium saat dia makin mendekat.
"Siapa kau?"
"Maaf tuan, saya membereskan peralatan coffee break tadi sore." Matanya menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Pria itu makin mendekat hingga dia mendekap ku. Bibirnya singgah di ceruk leherku. Menyesapnya dalam dengan nafsu yang memburu. Aku yang tak punya pikiran buruk sebelumnya akhirnya sadar bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Aku meronta, namun tenaganya begitu kuat bahkan saat dia mabuk seperti ini. Tangannya menyeret ku hingga menuju ruangan yang ku pastikan adalah kantor. Ternyata ruang rapat bersebelahan dengan kantornya.
Tubuhku dibantingnya ke sofa. Ku tau bahwa sesuatu yang buruk akan menimpaku. Benar saja, dia membekap ku dengan tangan kirinya, dan tangan kanannya mencengkeram lengan ku. Aku tak bisa bergerak. Kakinya telah berada di antara pahaku.
"Ji-won, jangan melawan. Kau tak seperti biasanya. Oppa menginginkan mu."
Tanganku berusaha keras melepaskan cengkeramannya. Tapi setan sepertinya sudah menguasai pikiran dan hatinya. Semua yang kupertahankan sebagai gadis telah direnggutnya secara paksa malam itu.
Aku hancur berantakan. Esoknya hingga seminggu kemudian, ku tinggalkan Eunha dan toko tanpa penjelasan. Hingga kemarin, Eunha mengetuk pintu apartemen ku dan akhirnya dia tau semua yang terjadi.
"Eonni, mengapa tak kau laporkan perbuatan bejatnya?"
"Eonni?!" Teriaknya dengan nada tinggi karena aku tak merespons.
"Dia orang kaya dan berkuasa Eunha, aku malah akan mempermalukan diriku sendiri. Tolong doakan aku, supaya tak akan ada hal buruk yang lainnya setelah ini."
2 bulan kemudian.
"Eonni, apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat.""Aku tak apa Eunha, pasti ini hanya kelelahan. Tadi malam kita tutup hingga larut bukan?" Aku merasakan tak nyaman di tubuhku. Tadi malam ada pesanan dadakan untuk acara orang-orang kaya. Makanya kami tutup toko hampir tengah malam.
Aku masih menikmati lemon tea hangat ku. Kurasa teh asam ini sangat membantu. Aku jadi bersemangat lagi. Eunha jadi tersenyum melihatku sudah beraktifitas lagi hati ini.
"Eonni, kita ada pesanan lagi untuk keluarga yang tadi malam memesan 20 set." Eunha meringis menunjukkan pesan di ponselnya.
"Baiklah, kita akan siapkan dan jangan sampai mengecewakan mereka."
"Siap boss!" Eunha dengan cekatan membantu ku menyiapkan pesanan Snack 20 set. 1 set berarti 1 Snack manis, 1 Snack asin dan 1 pie buah serta kopi atau teh.
Pesanan telah siap 30 menit kemudian dan seorang menjemputnya di toko.
"Wah, eonni dari mana saja?""Apa aku melewatkan sesuatu?"
"Pria tadi begitu tampan. Tinggi dan menawan." Mata Eunha berbinar karena kagum.
"Siapa?"
"Pria yang membayar pesanan tadi. Dia bilang dirumahnya akan ada acara dan ibunya yang menyuruhnya untuk mengambil pesanannya." Masih dengan terkagum-kagum Eunha bercerita.
"Benarkah, masih adakah anak muda yang begitu manis jaman sekarang?"
"Semoga dia sering datang kesini. Jadi langganan dan dia jatuh cinta padaku karena biasa bertemu. Ouuhhhh senangnya." Ucapnya terkekeh-kekeh.
"Tolong hentikan Eunha, kau menakuti ku."
"Eonni!" Regeknya.
Hingga....
"Hoek!" Perutku bergolak. Aku berlari kearah kamar mandi untuk memuntahkan seluruh isi perutku.Eunha yang khawatir mencarikan obat pereda mual untukku. Dia tau bahwa aku masuk angin. Dia juga sadar bahwa kami berdua melewatkan jam makan siang.
Tapi aku....aku tau sesuatu telah terjadi. Kejadian tak diinginkan beberapa bulan lalu sedang menunjukkan hasilnya. Aku yang tau bahwa aku hamil, hanya bisa berusaha menyembunyikan kebenaran ini dari siapapun juga termasuk Eunha.
Aku begitu takut, memberi tahu Eunha walaupun dia sudah tau keseluruhan ceritanya. Hanya saja aku belum yakin soal kehamilan ku, tapi dua bulan terakhir ini aku tak pernah menyentuh pembalut ku.
"Eonni, kau baik-baik saja kan? Apa perlu kita ke dokter?" Tangan ku ku goyangkan kekiri dan kekanan untuk menolaknya. Aku takut mendengar vonis dokter.
"Tapi sepertinya ini parah."
Jika ini pertanda hamil, mengapa mual ku hanya di sore hari? Bukan di pagi hari seperti kebanyakan? Aku tak ingin berspekulasi maupun mencari kepastiannya. Aku takut menghadapinya.
"Eonni...eonni...." Suara panggilan Eunha begitu jauh terdengar. Aku terkulai lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO's Love Story
FanficHanya untuk menghindari hukuman dan melupakan mantan tunangan. Peristiwa perkosaan membuat hidup gadis yatim piatu pemilik toko roti berubah. Tuan pemilik mall tiba-tiba menjadikan dirinya istri untuk sebuah tanggung jawab. Kisah SeokJ...