5. Makan malam keluarga

426 35 0
                                    

Makan malam sudah tersaji di meja makan. Aku dan SeokJin duduk berdampingan. Ayah dan ibu SeokJin juga sudah disana dan cukup terkejut melihat putra sulungnya membawa pulang gadis. Namjoon, Taehyung dan Hyerin juga Boram sudah duduk di tempatnya.

"Ayah, ibu. Aku ingin meminta ijin kalian untuk menikahi Haena." SeokJin memang tak terprediksi. Alat makan yang saling beradu tiba-tiba harus berhenti.

Ayah dan ibunya menatap tak percaya kearah SeokJin. Rungu mereka mendengar tapi mereka tak kuasa untuk tidak kaget. Putra sulung mereka tiba-tiba memutuskan untuk menikah.

Orang tua SeokJin telah cukup berusaha menikahkan putra tertuanya setelah semua yang terjadi. Kim SeokJin melirik kearah orang tuanya.

"Apa kau sehat?" Ibunya bertanya sembarangan karena begitu terkejut.

"Ibu, aku sangat serius. Kami harus menikah dengan restu kalian." Tangan SeokJin tiba-tiba menggenggam tangan ku.

Bukan hanya ayah dan ibunya tapi pasangan lainnya di meja itu pun kaget mendengar permintaan mendadak itu, NamJoon hanya tersenyum.

"Kita akan makan malam dulu, setelah itu kita akan bicara." Ayahnya memberi perintah yang tak pernah bisa dibantah.

"Paman Jin akan menikah dengan bibi Haena? Aku senang. Aku akan punya bibi, seperti teman-teman ku disekolah. Aku bosan hanya punya paman." Keluhan Boram membuat semuanya tertawa.

"Apa kau lupa? Kau punya paman yang hebat Boram. Bahkan paman mu tak hanya 2 tapi 6." Namjoon menyombong.

"Iya, tapi semuanya belum punya bibi. Maka jadinya aku belum punya adik. Oh ya paman Jin, apakah kau akan memberiku adik segera?" Boram menatap dengan mata memohon.

"Paman akan berikan adik bayi pada mu segera. Jadi bantu paman dan bibi untuk meminta restu kakek dan nenek ya?" Boram mengangguk antusias.

"Jadi? Kapan paman Joon akan membawa bibi ke rumah?"

Bingo! Pertanyaan Boram seperti petir tanpa hujan di telinga NamJoon. Pertanyaan itu membuat yang lain mengulum senyum.

"Nona kecil, bisakah kita bicara saja soal paman Jin dan bibi Haena? Soal paman Joon nanti saja." Bujuk NamJoon tak hilang akal.

"Benar kata mu Boram, maka jadinya tinggal kau Joon. Kapan kau membawa calon istri mu?" Namjoon tak menjawab pertanyaan ibunya malah melotot kearah Boram yang terkikik menertawakan pamannya yang menderita.

Makan malam selesai, semua duduk di ruangan santai. Tapi tak membuat ku menjadi santai. Aku tegang dan gugup. SeokJin duduk di samping ku dengan cangkir kopi dihadapannya.

"Tenanglah, mereka tak akan mengigit mu Haena-ssi." Senyum terpaksa kuberikan padanya. Tak disangka-sangka, tangannya mengelus punggungku lembut. Aku menoleh kearahnya kaget. Tapi senyum manis yang kulihat darinya.

"Katakan jika kau lelah, aku tak ingin bayiku ikut lelah juga."

"Te-terima kasih." Tangannya pindah mengelus-elus pinggangku. Rasanya nyaman sekali. Aktifitas itu terlihat oleh ayah dan ibu SeokJin.

Mata ibunya berkaca-kaca. Pemandangan ini telah lama dia inginkan. Keterpurukan SeokJin telah lama berlangsung, walau mereka kaget karena semua tiba-tiba namun perlakuan manis SeokJin pada ku adalah bukti bahwa dia tak main-main.

"Jin, kapan rencananya kau akan menikah? Kami akan merestuinya." Ayahnya tiba-tiba bersuara dari arah belakang.

SeokJin berterima kasih dan menyampaikan rencananya. Aku hanya diam mendengarkan dan tak menyangka jika SeokJin serius bahkan sudah menyusun rencana pernikahan kalian.

CEO's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang