Kami berjalan kearah Mall sambil bergandengan. Hotel dan mall ternyata connecting. Hotel milik Taehyung dan mall milik SeokJin berhadapan dengan sebuah jembatan penghubung. Sungguh perpaduan yang sempurna.
Kedatangan kami disambut oleh GM Mall tuan Choi. Mereka berpelukan. Sepertinya mereka sangat dekat.
"Wuah, kau akan jadi ayah rupanya." Choi menjabat tangan ku sambil tersenyum.
Tuan Choi menemani kami berkeliling bersama. Tangan SeokJin sepertinya tak mau melepaskan genggamannya. Choi memberikan semua informasi dan menjelaskan secara gamblang. Beberapa orang yang ikut di belakang kami sesekali juga menambahkan info.
Seorang gadis tiba-tiba muncul menyongsong kami dengan beberapa map ditangannya.
"Kang Seulgi, semua sudah disini? Tak ada yang terlupakan?" Choi bertanya pada wanita itu yang ku simpulkan sebagai sekretarisnya.
Wanita itu menjawab tegas kemudian menyerahkan map pada bos-nya. Choi lagi-lagi menjelaskan semua berkas yang ada dalam map itu pada SeokJin.
SeokJin melirik kearah ku yang sedang terpukau dengan toko baju bayi didepan ku berdiri sekarang.
"Istriku sepertinya menemukan kesenangannya." Aku yang membelakanginya tentu tak mendengarnya.
"Kau mau masuk kedalam?" Bisiknya sambil membungkuk mensejajarkan dengan tinggi telinga ku. Senyuman ku sudah mewakili jawaban.
"Masuklah."
"Aku lupa membawa dompet ku." Aku meringis kecil.
"Ini." SeokJin menyerahkan dompetnya langsung pada ku. Semua orang disana melihat kearah kami. Sebelum aku pergi, SeokJin sempat menyapukan tangannya di atas perut ku.
SeokJin dan yang lainnya duduk di kursi tepat didepan toko perlengkapan bayi itu. Aku meninggalkan mereka berdiskusi.
Toko perlengkapan bayi adalah surga bagi ibu. Disini semuanya ada dan tersedia. Aku mengagumi interior dan produk yang ditawarkan toko itu.
"Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Seorang pramuniaga menghampiri ku.
"Aku akan melihat-lihat terlebih dahulu. Boleh?" Pramuniaga itu mengangguk lalu kembali ke meja kasir dimana ada seorang gadis yang berseragam sama sepertinya disana.
"Dia hanya akan melihat-lihat." Ucapnya dengan nada menghina sedikit keras yang terdengar oleh ku. Sudah sering aku diperlakukan seperti itu, jadi aku tak menganggapnya. Biarkan saja dia berkreasi dengan otaknya.
"Jangan kasar pada pelanggan. Bagaimana pun juga, pelanggan adalah raja." Sanggah yang lainnya.
"Walau tak punya uang tetap jadi raja?" Sarkasnya.
"Turunkan volume mu. Jika kau tak ingin melayaninya biar aku saja."
"Baiklah nona Mina yang baik hati. Silahkan."
Gadis yang di panggil Mina itu mendekati ku. Seluruh pembicaraan mereka terdengar dengan jelas oleh ku.
"Nyonya, apakah sudah mendapatkan pilihan anda?"
"Ahh iya, aku suka jumper ini."
"Jika boleh saya menyarankan, nyonya memilih di sebelah sana, produk disana yang kualitasnya bagus." Kau menoleh pada gadis itu.
"Apa kau tak takut jika aku hanya melihat tanpa membeli?"
"Hak anda membeli atau tidak tapi adalah pekerjaan saya untuk memberikan rekomendasi produk yang bagus untuk kulit sensitif bayi, nyonya."
Aku mengangguk, lalu mengikuti arah tangannya. Dibanding jumper yang ku lihat tadi, kwalitas kain di counter itu lebih lembut dan nyaman.
Mina memberikan tas belanjaan pada ku setelah melihat ku memegang beberapa baju bayi. Aku nencocokkan dengan sepatu-sepatu mungil dan topi kecil. Sungguh membuat tentram jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
CEO's Love Story
Fiksi PenggemarHanya untuk menghindari hukuman dan melupakan mantan tunangan. Peristiwa perkosaan membuat hidup gadis yatim piatu pemilik toko roti berubah. Tuan pemilik mall tiba-tiba menjadikan dirinya istri untuk sebuah tanggung jawab. Kisah SeokJ...