22. Hoseok dan Eunha lagi

341 22 0
                                    

🔞🔞
Sebelum keberangkatan kami ke Busan, aku sudah memberi kabar via Vidio panggilan pada Eunha bahwa aku akan menyerahkan toko pada Eunha dan Go Eun.

Tentu saja gadis itu tak langsung setuju. Karena dia tau, toko makin hari makin ramai dan dia juga sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Hoseok.

"Oke, jika begitu alasannya. Tapi saat aku menikah, aku minta cuti karena aku akan honeymoon ke Malta." Nada kesal dan wajah cemberut itu membuat ku dan Go Eun terbahak-bahak.

"Jadi sudah sampai dimana persiapan pernikahan kalian?"

"Hanya tinggal menunggunya memilih gaun ku."

"Menunggu siapa? Calon mertua mu?"

"Bukan eonni, tapi Jhope oppa. Dia terlalu banyak mau. Ku pikir ini adalah momentum seumur hidup ku. Jadi aku ingin gaunnya seperti mau ku. Tapi.." Eunha menggantungkan kalimatnya.

"Lalu?" Aku menuntut supaya Eunha menjelaskannya.

"Hoseok ingin gaun yang tertutup, tapi Eunha maunya yang terbuka." Go Eun menjelaskan sambil memperagakan dengan tangannya.

"Eonniiiii." Rengek Eunha lagi.

"Bagaimana jika pilih gaun dengan blazer kecil mungkin?"

"Tapi, mau ku kan hanya sekali ini." Eunha meninggalkan kalian yang saling menatap dengan menahan air matanya.

Hal-hal kecil yang memicu pertengkaran seperti itu yang tak pernah kau alami. Melihat Eunha yang ngambek, aku sedikit iri. Aku bahkan melakukan semuanya tanpa ada drama apapun.

"Apa tak ada cara supaya Hoseok mengiyakan keinginan Eunha, eonni?" Tanya ku pada Go Eun.

"Alasan Hoseok masuk akal. Dia ingin hanya dia yang melihat tubuh Eunha. Aku bisa apa?" Kalian sama-sama menghela nafas.

"Jadi mereka sedang marahan?"

"Tak perlu kau pikirkan. Semua pasangan akan seperti ini jelang pernikahan. Fokus saja pada kesehatan dan perjalanan kalian. Eunha biar aku yang jaga." Go Eun seperti biasanya, menjaga calon iparnya.

Tak berapa lama, Hoseok muncul. Bahkan dia tak menghiraukan kakak iparnya, Hoseok langsung mendekati Eunha yang sibuk mengangkat gelas kotor.

"Jangan marah lagi. Aku kan hanya ingin melindungi mu dari mata lain selain mata ku. Jangan abaikan aku sayang. Baiklah jika kau ingin memakai gaun itu, aku menyerah. Kau boleh memakainya. Tapi pakai lapisan luar seperti jaket kecil." Eunha yang awalnya antusias kembali murung karena "jaket kecil."

"Tak sekalian oppa suruh aku memakai karung? Jaket kecil? Yang namanya jaket tak ada yang kecil kecuali untuk anak-anak." Teriaknya kesal sambil meninggalkan Hoseok yang kebingungan.

"Noona, aku salah bicara ya?"

"Kau ini, bukan jaket tapi blazer." Go Eun membenarkan.

"Itu yang ku maksud sayang, blazer. Baju kecil seperti jas atau apapun yang bisa menutup bahu mu." Eunha yang memang sedari awal mengerti maksudnya, hanya ingin tau seberapa keras pria yang dicintainya ini membujuknya. Melihat wajahnya yang serius dan terkadang polos itu, membuat Eunha ketagihan.

"Shiro!"

"Araseo, aku menyerah. Kau boleh pakai gaun itu tanpa penutup apapun. Tapi tolong jangan diamkan aku. Aku tak bisa konsentrasi bekerja sayang."

"Mian." Ucap halus Eunha.

"Jangan seperti ini lagi, aku tak ingin kau marah-marah, bahkan mengacuhkan ku. Aku juga minta maaf." Mereka berpelukan namun tak begitu terlihat jelas karena hanya via panggilan Vidio.

CEO's Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang