"Huh!"
Hansol diam. Desah lelah Seungkwan hanya menjadi tontonanya. Bocah itu bahkan dengan sengaja mengeraskan suara lelahnya namun hanya di tatap datar oleh pria yang berdiri di depan pintu utama dengan tangan terlipat di dada.
"Ahh capek!"
"..."
"Berat banget! Raden Hao barang nya apa aja sih!?"
"..."
Tidak peka.
Demi dewa, Seungkwan menyesal buang buang tenaga hanya untuk akting kelelahan di hadapan Hansol. Supir keluarga Kim itu hanya memperharikan para pelayan yang sedang memasuk masukan barang barang Minghao ke kamarnya.
"Hansol, bantuin Seungkwan kasian dia," Ucap mbok Diya.
"Oh mau di bantuin?"
"Gak usah Mas Hansol. Seungkwan bisa sendiri," Seungkwang gengsi pembaca, jadilah pemalu di hadapan gebetan.
"Oh yaudah."
Setelah mengangguk paham Hansol lanjut melakukan hobinya : diam.
Minghao tersenyum saat salah satu pelayan bilang bahwa itu koper terakhir. Minghao bilang akan membereskan barang barangnya sendiri, jadi para pelayan hanya bertugas membawa barang dari mobil ke kamar. Toh hanya tinggal memasukan baju ke lemari, menyusun buku dan barang barang kecil lain. Semua furniture sudah ada di kamar bahkan sejak waktu pertama ia kemari.
Braaak!
Seungkwan membanting Koper ke lantai, "Ketinggalan," Ucapnya ketus.
"Errr.... ok kwan? Makasih?"
"Hm."
Seungkwan berlalu. Menutup pintu keras. Lagi lagi membuat Minghao kaget sampai hilang waras.
Ahhh Hari baru, hidup baru.
Minggu depan sudah mulai ospek perkuliahan. Minghao juga sudah pindah dan meninggalkan kontrakan.
2 jam nya habis ia gunakan untuk membereskan kamar. Kamar yang akan menjadi tempat tinggalnya sampai suatu hari Bunda meninggal. Entahlah kapan, kalau boleh dan tak dosa, Minghao harap secepatnya saja.
"Selamat siang manisku."
"Haiii."
"Lagi apa nih, Istri orang?"
"Ish! Wonu bercandanya jelek."
"Kan bener?" Wonwoo tertawa besar. Wajah kesal si pacar di layar benar benar lucu sekarang, "bercanda sayang, Lagi apa?"
"Baru selesai beres beres."
"Seinget ku Suami mu orang kaya. Masa gak punya asisten rumah tangga?"
"Hm. Aku pengen beresin sendiri aja. Btw nuuu, Stop deh pake embel embel suami-istri. Aku gak nyaman."
Wonwoo hanya mengangguk. Di lehernya tergantung sebuah headphone yang sudah pasti terhubung dengan komputer. Yup, Wonwoo pasti habis main game, Biasanya Wonwoo tidak mau di ganggu kalau pacaran dengan Point Blank atau game game nya yang lain. Tapi kali ini saat Minghao baru dengar satu deringan saat memanggil si kekasih, Wonwoo langsung mengangkaynya.
"Btw aku jadinya nyewa apart nanti. Om aku nemu yang pas, deket kampus juga."
"Damn, baby your family must has a lot of money."
"Damn, sayang. Ngomong mu itu kayak lagi godain bottom di bar."
"Kok kamu bisa tau sih!? Sering ke bar ya!?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years
RomanceMinghao dijual bibinya pada seorang pria kaya untuk dijadikan suami palsu. Kontrak yang rencananya berlangsung hanya sampai sang bunda meninggal dunia mundur hingga 6 bulan lamanya. Namun sampai ratusan hari berlalu, Minghao masih berada di rumah me...