"Kok lama banget ya?"
Mahasiswa Fakultas seni rupa dan Desain itu berdecak untuk ke sekian kalinya. Setelah 30 menit lebih tak juga dihampiri oleh orang yang katanya akan datang menjemput, Minghao memutuskan pergi beli minuman di sebuah kedai sebelah stasiun, namun tetap, Wonwoo tak hadir bahkan tak membalas pesannya.
"Apa dia kenapa-napa ya?"
Lagi lagi Minghao cek ponselnya, Kini khawatir. Dalam duduk di dalam kedai minuman itu Minghao secara berkala juga melihat ke luar siapa tahu Wonwoo lewat dan datang. namun ia tiba tiba di sapa oleh seorang bocah yang berteriak senang, "Hao Hao!"
"Seungjae?"
Sang keponakan.
"Kok kamu disini?"
Senyum sumringah Seungjae tak hilang. Ia malah tanpa bertanya duduk pada kursi kosong di depan Minghao, "Hao hao kok disini? Haohao kan engga punya rumah disini," Ujar anak lelaki itu polos.
"Ah—"
Namun belum sempat Minghao balas ucapannya, pria dengan dua minuman di tangan mengikuti dan mengintrupsi Minghao yang hendak bicara, "Kayaknya kamu punya temen Seje?"
Seungjae tanpa tanya langsung menarik salah satu minuman coklat dari tangannya. Di hadapan, si manis bertanya tanya, Siapa pria ini? Karena jelas ia bukan Jeonghan ataupun Suaminya.
"siapa...?" Tanya Minghao hati-hati. Pasalnya ia juga takut jika orang itu ternyata hendak macam macam pada sang keponakan. Namun rasa khawatirnya hilang kala Seungjae berteriak, "Temen Papi! Om Sechol!"
"Oalah, Emangnya papa kemana?"
Seungcheol tersenyum kecil, Walau pertanyaan Minghao diberikan untuk bocah disana, Pria yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan itu mewakili dengan memberi jawaban, "Jeonghan ada urusan, Jadi saya bantu jaga Seungjae."
"Ah kalo papanya?"
Seungcheol diam. Sedangkan Seungjae angkat bahu kala sang paman meliriknya. Perlahan Minghao bersandar, pikirannya tiba tiba terbang sekitar ke satu tahun yang lalu saat Jeonghan datang ke rumah Mingyu.
Namun gelengan cepat ia lakukan, tak boleh berpikir yang tidak tidak Minghao!
Dokter Residen itu sudah duduk di sebelah Seungjae. Keduanya nampak sangat dekat bahkan Seungjae tanpa malu dan segan mengelap noda di sebelah bibir Seungcheol. Minghao yang melihatnya kembali bertanya-tanya, namun belum ia bersuara untuk menanyakan nama teman sang kakak itu, Seungcheol duluan bersuara.
"Lho? Siapa ini?" Tanya nya sambil tersenyum lebar pada sosok yang baru saja datang.
Wonwoo, menunduk hormat pada Dokter yang beberapa kali ia temui di rumah sakit. "Halo, Dok. Apa kabar?"
Minghao kembali terheran - heran, "Dok?" Katanya. Bisa bisanya Wonwoo ternyata punya kenalan yang kebetulan teman sang kakak, yang kemungkinan besar adalah seorang Dokter. Ia lantas membiarkan Seungcheol dan Wonwoo mengobrol terlebih dahulu tanpa bertanya pada kekasihnya yang datang sangat terlambat itu.
"Baik aku. Mau kemana? Jajan?"
Masih berdiri, Wonwoo menjawab pertanyaan Seungcheol sambil menepuk pundak Minghao, "Jemput ini pak."
"Walah, temen mu ya?"
Wonwoo tersenyum kecil. Ia melirik Minghao yang masih bingung karena tepukan di pundaknya makin cepat, entah karena apa, Namun gerakan itu seolah meminta Minghao untuk buru buru bersiap.
Seungcheol mungkin tak sadar, ia malah kembali bertanya, "Seulgi, Apa kabar?" Yang membuat Minghao justru diam sekarang.
"Terakhir saya lihat kalian Minggu lalu. Sudah jarang jemput dia lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years
RomanceMinghao dijual bibinya pada seorang pria kaya untuk dijadikan suami palsu. Kontrak yang rencananya berlangsung hanya sampai sang bunda meninggal dunia mundur hingga 6 bulan lamanya. Namun sampai ratusan hari berlalu, Minghao masih berada di rumah me...