Day 72

624 91 5
                                    

"Jelek gak sih Kwan?"

"Enggak."

Minghao menyipitkan matanya, ia rasa Seungkwan berbohong soal bola plastik di kepalanya. Lagi pula, Siapa sih yang akan berkata bahwa dandanan ala ospek ini bagus di seseorang? Tentu saja Seungkwan jawabannya.

"Lucu..."

"Kwan! Mana ada cemong cemong gini lucu."

Si manis kembali bercermin. Di belakang, Seungkwan menatapnya dengan mata berbinar, "Gimana rasanya kuliah?"

"Saya baru mulai ospek hari ini, kwan..."

"Nanti kasih tau saya ya, Raden."

Ah. Benar.

Minghao hampir lupa Seungkwan seusia dengannya. Harusnya si pipi Chubby itu juga mulai kuliah hari ini.

Saat Minghao mengeluh harus menikah di usia muda, Ia tak sadar ada Orang yang harus bekerja dan jadi tulang punggung keluarga.

Kala Minghao bisa dengan tenang kuliah tanpa biaya, Seungkwan putus sekolah lalu bekerja dan mengirim uangnya demi menghidupkan keluarga.

Minghao better wash his mouth with a soap.

Seungkwan menyodorkan jaket yang sedari tadi ia peluk. Tersenyum kala tangan Minghao mencubit pipinya gemas.

"Iya Kwan. Nanti saya ceritain!"

"Yeaay!"

2 lelaki manis itu berjalan keluar kamar. Dengan si pelayan yang membantu menjinjing tas berisi barang barang si tuan. Minghao sibuk memeriksa keadaan dirinya sendiri di pantulan kaca dari beberapa lemari yang ia lewati.

"Mas Mingyu masih siap siap sekarang,"Bisik Seungkwan saat mereka akan turun tangga, "Lagian Raden beneran harus berangkat jam 6 pagi?"

"Iya..., gak tau juga deh."

"Eh?"

Minghao berjalan turun sambil berpikir. Sebelumnya melirik ujung ruangan lantai dua yaitu kamar Mingyu yang pintu kamarnya masih tertutup rapat.

Di ruang makan beberapa pelayan masih sibuk menyiapkan sarapan. Namun sesuai kebiasaan dan izin Minghao yang bilang bahwa ia tak apa makan di temani berisiknya pelayan yang sibuk — memasak, membereskan, bahkan mencuci— Jadi Minghao oke oke saja.

Satu piring Sandwich buatan Mbok Diya. Berisi telur dan beberapa sayur hijau— yang Minghao tak suka.

"Kok ada sayurnya?"

"Ck! Aden ini masih muda, Masa di kasih sayur bilang gak suka."

"Mbok... Ayo sisihin aja ya sayurnya."

"Eh! Gak boleh!"

"Ayo dong..."

"Gak! Makan!"

Pada Saat Minghao dan kepala Pelayan rumah ini sibuk saling tawar menawar. Mereka tak sadar Pintu ruang makan terbuka lebar.

Mingyu membatu kala melihat si manis berdandan aneh dengan potongan bola plastik di kepala. Juga karton dengan tulisan namanya yang tertulis sangat besar.

"Oh! Mas Mingyu!" Teriak Mbok Diya senang, "Mau sarapan sekarang?"

"..."

"...."

"Kamu mau ngapain kayak gembel begitu?"

"Gembel!?"

"..."

"Mau Ospek lah Tolol, lo pikir gue ngapain pagi pagi bangun siap siap kayak gini!?"

Semua orang di ruang makan terkejut bukan main. Minghao yang jelas usianya lebih muda dari sang majikan dengan lantang berkata tak sopan. Namun tak ada yang berani menyela, semuanya diam dan tak bicara.

Five Years Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang