Day 545

413 46 5
                                    


"Tapi kamu udah ketemu Soyeon?"

"Udah dong kak, We've talk a lot. Its exciting when both of us are shared our ideas for the comic!"

"Thats nice, Hao."

Minghao dan Jisoo sama-sama melempar senyum. Sudah hampir satu jam keduanya duduk dan saling berbincang di kursi restoran. Sebuah Steak House yang menyajikan menu diatas hot plate menjadi makan siang 2 lelaki manis itu.

Yang lebih muda menunduk sebentar, ia ingin sekali memeriksa dompetnya sekarang. Gawat, Minghao lupa mengitung sisa uangnya dirumah tadi. Ia juga tak tahu berapa total makanan yang ia dan Jisoo pesan. Oh tentu saja Minghao berniat membayar! Ia memang punya janji mentraktir Jisoo dan Soyeon dihari ulangtahunnya. Walau hari ini sudah memasuki bulan Desember dan Soyeon tak ikut hadir namun Minghao tentu merasa bersalah jika belum menepati janjinya.

Setelah kalut dalam pikirannya, si manis membuang nafas, ia bangkit sambil berujar,
"Kak, aku ke toilet sebentar ya." Sebagai sebuah alasan.

Didalam bilik toilet Minghao membuka dompetnya, terdapat beberapa lembar uang. Cukup besar, Minghao yakin total makan siang hari ini tak akan melebihi uang yang dimilikinya sekarang. Tapi Minghao tak yakin ia bisa hidup beberapa minggu kedepan jika uang ini digunakan sekarang.

Sebuah kilatan tiba tiba terlihat dari salah satu sisi dompet Minghao disana. Kilatan dari sebuah kartu hitam yang biasa Minghao pakai tiap 2 kali dalam satu tahun, hanya untuk membayar uang kuliahnya.

Tidak, Tidak Minghao! Mana harga dirimu jika kau pakai bahkan satu sen pun dari kartu itu?

Namun bagaimana? Minghao belum tentu bisa hidup tahun depan jika ia tak menghemat pengeluarannya.

Bergelut Minghao dengan dirinya sendiri, ia akhirnya memberanikan diri mengeluarkan kartu itu untuk digunakan hari ini. Minghao akan mengembalikannya nanti, Ya! Ia akan mencari cara untuk menghasilkan uang.

Dengan langkah mantap (malu) Minghao berjalan kearah kasir. Anggap saja ini hutang, Minghao akan membayarnya segera, Tunggu saja Mingyu!

Kakinya melangkah perlahan lahan. Ragu ia bahkan untuk mendaratkan kaki diubin yang tak berduri. Matanya bahkan terlalu takut untuk menatap kasir yang setia menunggu bersama senyum disitu.

Kala ia menyebutkan nomer meja dimana dirinya dan Jisoo duduk saat itu, sebuah penolakan halus terdengar dari sang kasir.

Kok seperti itu?

.

"Iya. Udah aku bayar."

"Kak Jisoo...."

"Traktir buat ulangtahun kamu."

Bibir Minghao maju. Ia lantas memeluk lelaki dengan senyuman manis itu secara erat. "Kok baik banget sih? Kak Jisoo malaikat ya?"

"Hahaha! Apasih bisa aja!"

"Aku doain Kak Jisoo berjodoh dengan orang baik!"

"Hihi terimakasih!"

"Karena Mas Seokmin nyebelin, gak berjodoh nanti gapapa ya?"

Tawa geli tambah menggelegar. Selain karena ucapan Minghao yang menggelitik, Jisoo tertawa karena Minghao terus mendusel dipelukannya.

Setelah berucap terimakasih berkali kali, Minghao melepas pelukan itu. Keduanya kini keluar restoran dan pergi menghabiskan waktu bersama lagi.

.

Hari ini menyenangkan. Minghao kenyang. Jisoo memanjakannya bak Minghao adalah adiknya tersayang.

Selain itu Minghao senang karena ia kini punya kegiatan produktif selain berkuliah, Ia sedang sibuk membuat komik bersama Soyeon yang rencananya akan mereka publikasikan disebuah laman web-comic. Minghao juga sedang berencana membuat ilustrasi untuk dijual yang ia harap bisa menghasilkan banyak uang.

Five Years Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang