Kurang apa Soonyoung, Salah langkah apa Soonyoung, "Apa lagi, Soonyoung?"
Menusuk dada. Tembakan tepat mengenai jiwa. Jihoon tetap sulit sekali didapatkan. Segala cara Soonyoung upayakan (bohong) namun tetap, belum juga mampu ia dapatkan hati sang pujaan. "Apa lagi, Soonyoung?" Merupakan satu satunya kalimat yang Jihoon berikan kala mereka memiliki kesempatan berbicara. Sempat Soonyoung putus asa, Namun jika kembali ia lihat Jihoon berlalu dihadapannya ia langsung melihat keindahan dunia yang terbayang dibenaknya. Tak ada lagi cara, Soonyoung tak tahu lagi harus berusaha macam apa. Pemilik hatinya tak kunjung menyadari perasaannya.
Lihatlah, Semua orang dibumi punya kekasih hati! Setiap penjuru mall ini diisi oleh sepasang insan yang mampu menikmati keindahan bumi. Langkah itu terseret seret, Soonyoung jujur iri dengki dengan keadaan ini.
"Makan malam sendiri lagi," Ucapnya perlahan pada diri sendiri. Masih terasa suntuk dihati melihat banyaknya pasangan di pusat pemberlanjaan ini. Matanya ingin ia garuk, namun belum terlaksana amarahnya keluar, Soonyoung melihat orang yang tak ia sangka ada disini.
"Ah!"
Seokmin.
"Wah..."
Bersama seseorang, sedang bergandengan tangan.
Soonyoung tak menghiraukan wajah kesal Seokmin yang sudah menggantikan senyumnya yang lebar. Lelaki bermata segaris itu justru menatap nanar Jisso yang tersenyum kebingungan.
"Pengkhianat!" Seru Soonyoung, "Katanya nggak punya pacar."
"Yatuhan..."
Diantrian orang orang yang berniat masuk ke kedai Hot Pot, Seokmin dan kekasihnya –Jisoo– berdiri saling menatap sosok dihadapan mereka kini. Soonyoung nampak sedih sekali.
"Temen Seokmin?" Tanya Jisoo, "Halo, aku Jisoo."
"Ya. Hai," Jawab Soonyoung lemas. Ia hanya terdiam tanpa bicara apapun dihadapan keduanya.
Sangat sunyi. Rasanya canggung sekali.
"Mmmm, Mau makan?"
"ya."
Dalam hati Seokmin merutuki pria ini. Namun hati kecilnya berbisik pelan, kasihan sungguh kasihan. Ia lantas memutar otak. Pikiran pertama yang muncul adalah mengajak Soonyoung makan bersama—namun TIDAK! Seokmin jelas menentang itu. Ia tak mau kencannya bersama Jisoo diganggu oleh mahluk aneh tersebut.
Seokmin melirik kekasihnya, Jisoo nampak iba pada pria dihadapannya. Sesaat, Sebuah ide masuk kekepala Seokmin. "Eh, Lo... udah ngobrol sama Minghao?"
"Belum."
Singkat.
"K-kalo gitu," Suara Seokmin agak terganggu. Ia jujur bingung dengan situasi ini. Ponselnya ia keluarkan, Seokmin lantas menyodorkan sebuah nomor pada Soonyoung dihadapan. "Coba lo ngobrol sama dia, siapa tau bisa deketin lo sama Jihoon."
Bak matahari terbit secara mendadak. Wajah murung Soonyoung hilang begitu cepat. "Wah iya juga ya! Gue sampai lupa!" Sepucuk harapan kembali tiba. Soonyoung tak lagi putus asa.
Seokmin melihat bagaimana dengan cepat Soonyoung mengetik ulang nomer disana. Tanpa ragu Soonyoung tertawa. "Sampai lupa gue sama sepupunya Jihoon ini."
Namun Seokmin tak mau berkomentar. Ia jujur sudah cukup pusing dengan banyak hal, biarlah dia menjernihkan pikirannya dulu dengan kencan bersama sang pacar. Jisoo sendiri hanya berdiri sambil melihat interaksi dan obrolan yang tak ia mengerti. Akan tetapi senyum jadi terpasang dipipi karena menyaksikan semangat Soonyoung yang kini berdiri tinggi.
"Lo mending hubungin dia sekarang deh," Seokmin berujar cepat, "Gue denger dia free malam ini."
"Eh, iyakah?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years
RomanceMinghao dijual bibinya pada seorang pria kaya untuk dijadikan suami palsu. Kontrak yang rencananya berlangsung hanya sampai sang bunda meninggal dunia mundur hingga 6 bulan lamanya. Namun sampai ratusan hari berlalu, Minghao masih berada di rumah me...