.
.
.
."Enak?"
"Uhum!"
"Good boy, makan yang banyak."
Jeonghan memperhatikan bagaimana sang putra dan adik tak sebapaknya berinteraksi di ujung meja. Seungjae bahkan berkali kali menawarkan makanan di piringnya pada Minghao, padahal masih banyak makanan lain di meja yang Minghao bisa ambil sendiri tanpa perlu di tawarkan si bocah menggemaskan disana.
"Mingyu gak ikut sarapan?"
"Dia udah berangkat."
"Gak sarapan?"
"Mas Mingyu tad—"
"Mas Mingyu buru buru jadi gak sempet sarapan."
Seungkwan membisu. Menutup mulutnya rapat rapat kala tadi Minghao menginjak kaki nya di bawah meja.
Mingyu sudah sarapan. Sama seperti hari lainnya, Ia sarapan lebih dulu tanpa Minghao. Tentu saja karena kebiasaan tak sarapan bersama. Tapi dari pada kebiasaan mengherankan itu di ketahui sang kakak, Minghao lebih baik tak membicarakannya.
"Aku kuliah siang. Kakak beneran mau pulang hari ini?"
"Iya. Seungjae harus sekolah."
Minghao mengangguk paham, "Kemarin mau kemana kak?" Topik Penting yang belum sempat terbahas akhirnya Minghao ungkit, "Seungjae Kecelakaan, Bukannya bawa kerumah sakit kok malah Kakak bawa ke Mall."
"Kita udah ke rumah sakit," Ujar Seungjae, "Tapi kata Mama di obatin di Hotel aja!"
"Hotel?"
Minghao kini kembali melihat pada sang Kakak di hadapannya. Ia jelas tahu Mall di tempatnya kemarin makan siang bersama Wonwoo memang punya Hotel di sebelahnya, Namun agak kaget karena kemarin sore sang Kakak tak membahas persoalan menginap di kota sebelah.
"Jadi Kakak ke sana itu buat nginep? Ngapain?"
Jeonghan tak menggubris. Sibuk memakan makanannya bahkan sampai Minghao berulang kali meliriknya. Tak mungkin pertanyaan yang di lempar yang lebih muda tak terdengar, Minghao yakin Jeonghan tak mau bicara saja.
Namun, ayolah! Sangat Janggal melihat Jeonghan dengan tega tak mengobati putranya yang kecelakaan. Jeonghan dari dulu apik dan tak sudi melihat Seungjae luka bahkan satu goresan.
Tapi kini bahkan saat kulit lembut Seungjae sobek, Jeonghan malah membawanya keluar dari rumah sakit.
Beruntung bocah lelaki itu tak rewel.
"Hao, Kakak liat kemarin ada kebun dibelakang rumah?"
Minghao mengangguk mengiakan, Tiba tiba Seungjae berdiri lalu mengajak sang paman untuk pergi.
"Jae kesananya di anter mbak nya aja ya? Haohao belum selesai makannya."
"Tapi nanti HaoHao temenin main!"
Jeonghan mengangguk. Masih memasang senyumnya sampai sang putra hilang di balik pintu bersama salah satu pelayan yang akan mengantarnya ke taman belakang.
Minghao masih diam. Menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya sekarang. Sampai akhirnya sang kakak membuka mulutnya.
"Kakak pengen cerai Hao."
Oh begitu.
Ternyata memang ada sesuatu.
"Rumah lagi kacau tapi Kakak gak mau kerumah mama jadi Kakak kemarin ke sana... without reason, cuman random pilih kota tujuan."
"Kenapa?"
"Hm? Kenapa apa?"
"Kenapa gak ke rumah Mama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Five Years
RomanceMinghao dijual bibinya pada seorang pria kaya untuk dijadikan suami palsu. Kontrak yang rencananya berlangsung hanya sampai sang bunda meninggal dunia mundur hingga 6 bulan lamanya. Namun sampai ratusan hari berlalu, Minghao masih berada di rumah me...