Terpaksa

243 17 2
                                    

⏰ JAM ISTIRAHAT

'Gue harus dapetin lo lagi Gara, gimanapun cara dan usahanya. '

Seorang murid perempuan berjalan mendekat ke arah segerombolan murid laki laki yang sedang makan dan bersenda gurau dengan posisi duduk berjejer di kursi dan meja kantin yang lumayan panjang.

Ia berdiri tidak jauh dan tepat di sisi kanan murid lelaki yang ingin ia temui. Posisi kantin yang memperlihatkan meja dan kursi terletak di sisi kanan dan kiri serta jalan yang berada di tengah tengah yang menyatukan antara pintu kantin dengan stand penjual yang ada di ujung. Dan jangan lupa dengan murid murid yang mondar mandir dan sedang sibuk dengan aktifitas masing masing, memenuhi kantin tersebut.

"Gara." Panggil murid perempuan tersebut dengan suara kecil tapi dapat di dengar oleh sang yang punya nama.

Gara yang mendengar namanya di panggil oleh suara yang sangat familiar di telinganya, membuatnya menghentikan jarinya yang sedang bermain di atas layar ponselnya, Gara menegakkan kepalanya dan menatap lurus ke arah depan yang memperlihatkan Rafa yang sedang duduk melihat ke arahnya. Hati dan pikiran Gara sedang bercampur aduk dan susah untuk di artikan terlihat jelas di sorot mata dan raut mukanya yang tidak seperti biasanya.

"Aku mau ngomong sesuatu. " Ucapnya menatap Gara yang tidak menatap ke arahnya, "aku tau aku salah, aku minta maaf.... waktu itu aku gak seharusnya ada hubungan sama cowok lain dan pergi gitu aja. Tapi aku punya alasan buat ngelakuinnya, aku punya masalah yang gak bisa aku jelasin waktu itu.... Tapi sekarang aku bisa jelasin, waktu itu-"

"Selama ini Lo kemana aja? Kenapa baru sekarang lo datang dan ngejelasin semuanya dan itu semua udah terlambat. " Batin Gara.

Brak

Satu pukulan meja yang sangat keras membuat seisi kantin tersentak kaget dan memusatkan pandangan ke sumber suara. Sedangkan murid perempuan itu seketika terdiam dengan muka terkejut dan tidak lagi menyambung ucapannya.

Gara berdiri dan langsung melangkahkan kakinya berjalan ingin meninggalkan kantin yang membuatnya sesak dan wanita yang membuatnya emosi mengingat kenangan yg seharusnya telah ia lupakan teringat kembali.

Baru beberapa langkah menjauh, tangan kanan Gara di tahan dengan kuat membuat langkahnya terhenti dengan posisi berdiri tegap tanpa membalikkan badannya.
Melihat adegan yang sangat langka terjadi, murid-murid sudah ber sesakan sampai memblokir jalan untuk masuk ke kantin sebab ingin melihat apa yg sedang terjadi dengan pria yg di idam-idami satu sekolah tersebut. Mereka berkumpul melingkari satu titik dengan murid wanita yang mendominasi.

"Aku minta maaf... kita mulai dari awal lagi ya!. "

"Hahh... Egois" Senyuman kecewa terukir di bibir Gara mendengar ucapan yang tidak ia harapan keluar dari mulut wanita yang selama ini susah untuk ia lupakan.
"Mudah ya lin ngomong kayak gitu, lo gak ngerasain gimana rasanya jadi gua waktu itu. " Batin Gara.

Gara membalikkan badannya menatap ke arah tangan yang sedang menggenggam pergelangan tangannya dan beralih menatap mata sang pemilik tangan tersebut dengan tatapan kembali datar. "Gua ngasih kesempatan satu kali. " Ucap Gara tegas sambil melepas genggaman tangan wanita tersebut dari tangannya dengan pelan.

"Gua Terima permintaan maaf Lo dan udah gua maafin-tapi buat kesempatan kedua maaf gue gak bisa kasih."

"KENAPA? " Tanya wanita itu dengan suara meninggi dan air mata yang jatuh satu persatu.

"GUA GAK BISA ZELIN. " Bentak Gara membuat kantin seketika hening.

"Kenapa? Kasih aku alasan yang jelas gara! Aku sadar sekarang kalau aku gak bisa tapan kamu. " Ucap Zelin mendekatkan dirinya di depan Gara dan menyisakan satu langkah di antara mereka.

GARALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang