BAHAGIA🌟

108 8 0
                                    

▪▪▪

"Bik Lili..." Panggil Lisa turun dari lantai atas setelah mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian santai.

"Iya non? " Saut bik Lili dari ruang makan.

"Kotak P3K ada dimana ya? Lisa udah nyari di lantai atas gak ada. "

Tak ada jawaban langsung dari Bik Lili, tiba-tiba saja bik Lili berlari dengan muka cemas menghampiri Lisa yang baru sampai di dasar tangga.

"Non luka? " Tanya bik Lili dengan muka khawatir sambil memandangi badan Lisa dari atas sampai bawah.

"Tangan Lisa terkilir doang bik... "

"Kok bisa? "

"Tadi jatoh di toilet sekolah"

"Non sih gak hati-hati"

"Iya besok-besok Lisa bakal lebih hati-hati lagi, sekarang... Mana kotak P3K nya? "

"Oh iya, bibik Juga lupa naroknya di mana... Bibik cariin dulu. " Bik Lili dengan cepat mencari ke seluruh ruangan dan memerintahkan pelayan yang lain untuk mencarinya.

"Bik, Lia udah pulang? " Tanya Lisa.

"Udah non, Lagi di ruang tamu ngerjain tugas sekolah"

"Tumben buat tugas sendiri." Lisa heran dengan Lia yang tumben-tumbenan tidak meminta tolong untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Lisa berjalan menghampiri Lia yang ada di ruang tamu.

"Lia, kok tumben ngerjain tugas sekolahnya sendiri? " Ucap santai Lisa sebelum terdiam melihat sosok Gara yang sedang berada di samping Lia.

Pandangan mereka bertemu satu sama lain, Lisa terdiam sedangkan Gara melambaikan tangan sambil tersenyum tipis.

"Bang Gara tamu Lia, kak Lisa gak boleh usir tamu Lia" Ucap Lia sambil menulis di bukunya.

"Siapa yang ngusir... " Ucap santai Lisa seakan tidak terjadi apa-apa di depan Lia.

"Kak Lisa bohong." Bisik Gara ke Lia.

Lia mengangguk mendengar bisikan Gara. "Tenang ada Lia"

"Kalau gitu kak Lisa bantuin Lia ngewarnain gambar Lia! "

Mendengar ucapan Lia, Lisa berjalan menghampiri dan duduk di samping kiri Lia.

"Yang mana? " Tanya Lisa.

"Bentar, bang Gara buatin Gambar Pohon yang bagus,"

Gara dengan cepat menarik kertas yang ada di depan Lia, sedangkan Lisa yang melihat adiknya tidak meminta bantuan kepadanya melainkan ke orang lain memasang muka jengkel.
"Gambar pohon doang mah mudah" Suara kecil Lisa tapi dapat di dengar oleh telinga Gara.

"Wahhh bagus banget... " Ucap Lia melihat hasil gambar Gara yang seperti pohon hidup.

Mendengar suara adiknya Lisa berusaha tidak kepo agar tidak menjatuhkan harga dirinya.

"Oke, giliran kak Lisa... " Lia menyodorkan gambarnya agar Lisa  segera mewarnainya.

Lisa terdiam sejenak melihat hasil gambar Gara yang mirip seperti pohon hidup. "Wahhh." Terlihat dari mata Lisa menggambarkan kekaguman tapi dengan cepat ia tutupi dengan raut muka dinginnya.

Lisa tak mau kalah, ia mengabaikan rasa sakit tangannya dan mulai memegangi pensil warna dan mewarnai Gambar tersebut dengan gemetaran.

Gara yang melihat muka Lisa yang menahan sakit, tangan yang gemetaran dan mata yang memaksakan fokus, membuat Gara tak habis pikir.

GARALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang