Mengenang Masa Lalu♪♪♪

95 4 0
                                    

°°°°°° °°°°°°

🌼🌼🌼


06.30
Ruang makan

Lisa sarapan pagi dengan papanya dan Lia yang duduk tidak jauh satu sama lain.

Mereka diam menikmati sarapan pagi dengan tenang. Pagi ini Lisa dan Lia sarapan dengan nasi goreng dan air putih. Sedangkan Andi menikmati secangkir kopi pagi sambil tersenyum diam-diam memandangi Lisa dan Lia yang sedang makan. Agar tidak ketahuan, Andi ber pura-pura membaca majalah yang ada di tangannya saat ini.

Senyuman tersebut tak pudar Mengingat betapa bahagianya Lisa bersama teman-temannya di acara yang ia siapkan membuat hatinya pun ikut bahagia, di tambah Andi melihat sosok anak laki-laki yang ia kenal berada di samping Lisa membuat kekhawatiran nya sedikit berkurang.

Sedangkan Lisa sudah menyadari kalau papanya tersebut sudah memandanginya sejak Lisa duduk di meja makan.

Lisa menyudahi sarapan dengan lap-an kecil di bibirnya menggunakan tisu.

Suara kursi bergesekan dengan lantai memecah keheningan di ruangan tersebut.

"Bik...Lisa berangkat!" Pamit Lisa.

"Iya non, hati-hati!"

"Kakak tunggu di mobil." Lisa menunduk membisikan sesuatu ke Lia yang masih mengunyah makanan.

Lia mengangguk-angguk kepala mengiyakan ucapan Kakaknya.

"Jangan kebanyakan minum kopi! Udah berumur." Ucap Lisa mengarah ke papanya yang hanya diam sedari tadi. Lisa sudah berniat baik mengingatkan kesehatan Papanya tapi terselip ejekan kecil untuk mengingatkan Andi kalau ia sudah tidak muda lagi.

Lisa melenggang pergi sambil tertawa kecil setelah menjahili Papanya.

Bukannya marah Andi malah tersenyum bahagia melihat Lisa yang sedikit memberi perhatian kepada dirinya.

"Bik!"

"Iya tuan?"

"Besok jangan siapin kopi lagi Bik, kalau saya lupa langsung ingatin! Ah, bukan Bik Lili aja tapi semuanya...kalau saya minum kopi tanpa sengaja langsung ingatin!" Jelas Andi.

"BAIK TUAN." Ucap serempak para pelayan.

"Lia juga, kalau papa minum kopi langsung marahin papa! Oke?" Pinta Andi ke anak bungsunya.

"Okayy." Lia turun dari kursinya dan menghampiri papanya untuk ciuman pipi sebelum berangkat sekolah. Andi berlutut di depan Lia yang sudah menyandang tas seukuran punggungnya dengan seragam sekolah lengkap.

"Emwah, ciuman semangat dari Lia..."

Andi pun mencium Lia dengan gemasnya, betapa bahagia dirinya diberikan dua permata yang begitu berharga dalam hidupnya.

"Emwah, ciuman buat putri kecil papa."

"Dadaaa papa."

"Daaa..."

Lia berlari kecil dengan kaki kecilnya meninggalkan ruang makan sedangkan Andi tersenyum bahagia melihat kepergian kurcacinya yang imut.

⚜️⚜️⚜️⚜️

Menyusuri lorong kelas dengan suasana yang ramai. Lisa sampai di kelas 10 menit sebelum bel masuk.

Duduk di kursinya dengan sambutan pagi dari ketiga sahabatnya.

"Pagi Lisa!" Sapa Hanny sedang menulis sesuatu.

"Pagi..."

GARALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang