Tak lama, mereka berdua sampai di depan pagar yang menjulang tinggi dengan warna pagar coklat.
Tiinnn Tiiinnn
Suara kelakson Gara membuat pagar yang awalnya tertutup rapat, sekarang terbuka perlahan, dengan menampakkan seorang satpam yang tersenyum ramah.
"Ehh aden. Selamat datang den," ucap satpam itu sambil melirik ke belakang Gara.
"Hmm."
"Setelah kejadian itu, baru kali ini den Gara bawak cewek ke rumah. Biasanya sendiri kalau enggak ramai-ramai." gumam satpam itu dalam hati, sambil terus memandangi Gara dan Lisa yang sudah berlalu pergi menuju garasi rumah .
Setelah mereka memarkirkan motornya, mereka berdua berjalan menuju pintu rumah dan memasuki rumah dengan mengucapkan salam.
Lisa sempat tercengang melihat isi rumah Gara yang barang-barangnya dominan berwarna hitam putih. Sangat simpel dan elegan—warna yang sangat cocok di padukan. Walaupun warnanya sedikit gelap, tapi memiliki kecerahan dan kenyamanan di dalamnya. Beda sekali dengan rumahnya, walaupun memiliki warna barang-barang yang cerah tapi tetap seperti hampa dan sunyi, hanya ada pelayan yang berlalu lalang ke sana ke mari.
"Bik temen-temen saya ada di mana?" tanya Gara ke pelayan yang sedang mengelap meja tamu.
"Lagi di taman belakang den," jawab pelayan tersebut.
"Oh, makasih bik," ucap Gara dengan gaya biasanya.
"Sama-sama den."
Lisa hanya bisa diam sambil mendengarkan percakapan dan mengekor dari belakang.
Author: kek bocah lagi ngekorin emaknya.😂
Baru saja melangkahkan kaki ingin menuju ke taman belakang, tiba-tiba saja suara wanita parubaya membuat langkah mereka berdua terhenti.
"Gara tolongin Bunda, ambilin kue pesenan Bunda!" suruh Sekar ibunda Gara—sambil menulis sesuatu di dalam secarik kertas. "Ini bon nya dan alamatnya," ucap sekar ibunda Gara sambil memberikan kertas yang ada di tangannya.
Gara menerimanya dan memandangi kertas yang tadi di tangan bundanya kini beralih ke tangannya.
"Baru aja pulang udah di suruh-suruh. Kan Gara capek bun..." dumel Gara sambil mengalihkan tatapannya ke depan, untuk memperlihatkan tampang melasnya ke hadapan ibundanya agar tidak jadi di suruh.
Bukan mengindahkan ucapan anaknya, sekar malah berjalan melewati Gara dan berhenti di hadapan seorang Gadis yang tengah berdiri tidak jauh dari putranya itu.
"Eh ini Lisa kan? Yang waktu itu bantuin bunda ngejar copet kan? Yang di parkiran mall itu kan?" pertanyaan beruntun itu yang pertama kali keluar dari mulut Sekar ibunda gara. "Emm, iya tante," ucap Lisa tersenyum.
"Jangan panggil tante! Panggil Bunda aja!"
"I-iya Bunda," ucap Lisa sedikit canggung dan gugup.
Gara yang di abaikan sejak tadi langsung berpamitan untuk pergi—melaksanakan perintah ibundanya itu.
"Dari pada kek nyamuk di sini, lebih baik angkat kaki dari sini." batin Gara.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARALISA
Teen FictionSiapa yang tidak kenal dengan Ice prince nya sma gemilang jaya, yang tampan, pintar, di idami semua kaum hawa, ketua basket, dan ketua geng hunter yang di segani oleh banyak orang. Dia adalah RENALDI ANGGARA sering di panggil GARA. Segalanya berjala...