Ceroboh

218 12 3
                                    

◻◼◻◼

"Yoo.. " Panggil Rafa menepuk pundak Lio yang ada di depannya.

"Apaan? " Tanya Lio sambil membalikkan badannya ke belakang.

"Noh! " Rafa menunjuk ke arah Gara dengan isyarat mata dan senyuman agar Lio melihat apa yang sedang ingin ia beri tahu.

Lio yang melihat Rafa mengisyaratkan sesuatu langsung saja mengikuti pandangan Rafa yang sedang melihat Gara. Sedangkan Gara sedang melihat ke arah belakang yang tertuju kepada Lisa yang sedang menulis dan mengunyah roti sesekali.

"Ohhhhh." Lio langsung mengangguk, tersenyum dan bersiap untuk mengolok olok Gara saat itu juga.
"Ehem... Gitu amat liatnya bang, ampe kering tu mata. "

"Namanya juga pacar sendiri yo. " Sambung Rafa membantu Lio.

"Eh iya juga ya, " Ucap Lio tertawa kecil di ikuti Rafa.
"Eh Raf, menurut lo berubah gak sih"

"Iya, perlahan lahan berubah sih. "

"Bukan kayak dia biasanya kan? " Lio semakin antusias.

"Betul ba-" Belum sempat mengiyakan pertanyaan Lio ucapan Rafa langsung terhenti sebab Gara melihat ke arah mereka dengan pandangan dingin dan sorot mata yang akan menelan mereka hidup-hidup kalau mereka masih menyambung obrolan mereka.

"Ngomongin gua? " Dua kata yang membuat Lio dan Rafa mengidik ngeri. Dua kata yang memiliki banyak arti mengancam di baliknya.

Rafa dan Lio saling menatap tidak mengeluarkan sepatah katapun dan langsung menggelengkan kepala dengan cengiran di bibir mereka, menjawab pertanyaan Gara kalau mereka tidak membicarakannya.
"Buka lo Gar, tapi kucing si Lio yang berubah. " Ucap Rafa.

"Betul, kucing gua mau kawin makanya sikapnya berubah. "

Tidak menanggapi Lio dan Rafa, Gara beralih mengeluarkan buku dan pena melihat ke papan tulis yang makin lama makin penuh dengan coretan sepidol. Gara mulai mencatat sambil mendengarkan musik dengan volume sedang.

◻▫◻▫◻

Pulang sekolah:

Gara dan Lisa sampai di depan Gerbang rumah Lisa. Lisa turun dari motor dan berdiri di samping Gara yang stay di atas motornya sambil melepas helm. Lisa yang melihatnya sempat bingung. "Lah...tumben gak langsung tancap gas ni orang. " Batin Lisa.

"Kenapa? " Tanya Lisa yang melihat Gara yang tidak langsung tancap gas dan hanya melihat ke arahnya setelah membuka helm tanpa memberikan penjelasan tentang sikapnya.

"Ucapan! " Hanya satu kata yang keluar dari mulut Gara dan makin membuat Lisa bingung. "Ucapan? " Tanya Lisa memasang muka bingung.

"Hmm." Dehem Gara.

Lisa memutar otaknya dengan cepat dan langsung terlintas. "Ouhhh." Lisa mengangguk paham.

Gara dengan muka datar tapi dengan hati yang berharap.

"Hati-hati." Lisa melambaikan tangan kanannya dua kali dengan cengiran terpaksa.

Ucapan Lisa membuat Gara tidak mood seketika, Gara mengalihkan pandangannya ke depan yang awalnya melihat Lisa. Harapannya tidak sesuai realita yang di inginkan nya. Gara memakai helm nya kembali tanpa memedulikan salam perpisahan dari Lisa. Gara menancap gasnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

GARALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang