telpon📞

94 5 0
                                    

☀️☁️☀️☁️


   Angin berembus kesana-kemari, dengan kendaraan yang tidak banyak berlalu lalang.

Seorang gadis sedang duduk sambil menghidup matikan ponsel yang ada di tangannya. Ia sesekali merapikan rambut yang terkena hembusan angin.

Ia sangat bosan dan mengantuk saat ini. Ia melihat jam di ponselnya. Sudah 30 menit berlalu sejak telpon dari seseorang yang berjanji ingin menjemput.

"Ah ngantuknya..." Lisa bergumam sambil melihat langit yang di tutupi dahan pohon yang ada di atas kepalanya. Ia sedang bersandar dengan nyaman saat ini.

Lisa melihat kanan dan kirinya memastikan apakah masih ada siswa dan siswi yang sedang menunggu jemputan seperti dirinya.

"Tinggal gue sendiri ternyata." Lisa memanyunkan bibir dengan ekspresi mengasihani dirinya sendiri.

Lisa menunduk memerhatikan sepatu sekolahnya yang terlihat bagus jika di foto. Lisa membuka kamera ponselnya, mengambil dua foto sepatunya.
"Di rekam juga bagus kayanya."

Lisa menekan tombol vidio dengan awal merekam kedua pasang sepatunya dan mengarahkan ke jalan yang ada di depannya diakhiri dengan langit berawan yang tepat berada di atasnya.

Lisa melihat hasil vidio yang ia ambil secara serius.

Lisa terdiam melihat seseorang berdiri dengan muka datar di dalam rekamannya. "Apa gue udah di fase dimana bisa ngebayangin dia ada di mana-mana." Gumam Lisa dengan heran. Dan memastikan kembali dengan memutar vidio yang ia ambil untuk kedua kalinya.

Lisa mem pause vidio dengan cepat. "Ehh."

"Udah?" Suara seseorang hanya berjarak sejengkal dari muka Lisa membuatnya makin kaget.

Pandangan satu sama lain hanya berjarak sejengkal. Membuat jantung Lisa benar-benar tidak karuan.
"Bang jauhan dikit, jantung saya gak kuat kalau gini." Ucap Hati Lisa yang tak terdengar oleh siapapun.

Gara yang menunduk perlahan berdiri tegap menjauhi mukanya dari Lisa.

"Pulang!" Gara mengambil alih tas Lisa yang ada di samping yang punya tas.

Gara berjalan menuju mobil dan membukakan pintu mobil untuk Lisa.

Sedangkan Lisa masih stay duduk terdiam memandangi Gara.

"Gak pulang?"

Pertanyaan Gara menyadarkan Lisa. Dengan cepat Lisa berdiri tampak seperti robot yang berjalan.

Memastikan Lisa masuk ke dalam mobil, Gara segera menutup pintu mobil dengan pelan. Gara pun berjalan menuju pintu kemudi dan menutup pintu di sampingnya dengan cepat.

Gara memasang sabuk pengamannya sambil melirik Lisa sekilas yang masih diam seperti patung.

Tanpa berbasa-basi dengan Lisa, Gara mendekat ke arah Lisa menarik sabuk pengaman dan memasangnya dengan cepat

Kali ini Lisa meyakini kalau pipinya benar-benar memerah.

"Maaf lama." Gara meminta maaf sebelum menghidupkan mobilnya.

"Ah... Iya gakpapa." Lisa menjawab dengan canggung dengan melihat Gara sesaat dan beralih menatap keluar jendela.

Lisa memegang kedua pipinya yang terasa panas.
"Kenapa gue salting sendiri sihh? Akhh."

GARALISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang