Bab 40

3.6K 146 6
                                    

Adit sampai di pekarangan rumahnya tepat jam sepuluh malam. Seluruh ruangan terlihat gelap, saat dia masuk lewat pintu depan. Hanya cahaya dari TV di ruang tamu yang terlihat. Mengurungkan niatnya untuk segera beristirahat di kamarnya, Adit berjalan ke arah ruang tamu.

"Masih belum tidur, Miss?!" tanya Adit sambil duduk di sebelah pengasuhnya. Matanya tak lepas dari wajah Rina dan mengamati suasana hati wanita itu.

"Nonton ini sebentar... trus abis itu tidur," jawab Rina cuek dengan pandangan mata yang mengarah pada drama korea di depannya.

"Masih film ini juga! Kok nggak tamat-tamat sih!" seru si bos kesal. Dia ingin melihat dan mengobrol dengan Rina. Tapi tampaknya wanita itu lebih mementingkan TV daripada dirinya.

"Bukan film. Ini drama. Memang sampai beberapa episode baru tamat!" jawab Rina mengkoreksi dengan nada yang terdengar ketus.

Mendengar nada ketus itu, tak elak Adit pun merasa tersinggung. "Apa enaknya sih menonton pria pucat kayak dia! Ganteng juga enggak, palingan juga wajahnya itu bekas operasi! Biasalah orang korea kan biasanya-"

"Pria pucat? Namanya Hyun bin, pak! Jangan sembarangan menamai orang!" Rina naik pitam mendengar idolanya dinamai seenaknya saja. "Lagipula mau dia operasi atau nggak... nggak ada urusannya sama bapak. Kalau nggak suka... ya nggak usah nonton!" Dia menonton drakor ini juga untuk menenangkan hati dan otaknya sedikit. Itupun masih saja harus diganggu oleh bosnya yang tak berperasaan itu.

"Biasa aja Miss... nggak perlu sampai nyemprot-nyemprot segala! Realistislah dulu... aktor seperti dia itu belum tentu sifatnya sama dengan yang ada di film atau drama... atau apalah namanya itu! Lagian... kalau ada cowok seperti karakter drakor ini di dunia nyata, berapa besar memangnya kemungkinan dia akan memilihmu?! Satu persen mungkin. Atau... bisa aja tidak sama sekali, ya kan?!"

Emosi Rina semakin memuncak dan dia memutuskan untuk mematikan TV seketika. "Maunya apa sih, pak?! Saya hanya ingin menonton! Semua hari saya berantakan sepanjang hari dan saya hanya ingin bersantai sedikit dan menikmati drakor idola saya. Apa itupun salah di mata bapak? Saya sudah lelah seharian dan di sini bapak malah sibuk menguliahi saya dan membuatnya jadi lebih buruk! Belum cukupkah bapak memotong kue coklat bikinan saya dan memberikannya pada Miss Betty?! Kalau memang si wali kelas itu lebih cantik, lantas ngapain bapak di sini? Bukannya lebih baik menginap saja sana seperti kemaren!" Bagaikan gunung api yang meletus, kemarahan yang sudah ditahannya itu meledak juga akhirnya dan menyemburkan semua kekesalannya selama seharian ini pada Adit.

Semburan amarah itu membuat Adit tertegun. Baru pertama kali dia mendengar orang mengomel bisa sepanjang itu dalam satu tarikan nafas saja. Dia tak tahu harus berkata apa, jadi dia memilih diam. Salahnya memang tak mengerem lidahnya. Padahal dia hanya ingin berbincang-bincang sebentar dengan pengasuhnya itu.

Karena melihat Adit diam saja, Rina bangkit dari sofa dan pergi meninggalkan bosnya.

.

Keesokan harinya, Moza, Adit dan Rina sarapan pagi dalam diam. Moza sibuk makan sambil membaca buku cerita yang baru dibelinya di Mall kemarin. Sedangkan papanya dan Rina sibuk dengan makanan mereka masing-masing dan menolak untuk bicara sepatah kata pun.

Ada ketegangan tebal di antara mereka berdua yang jika diganggu sedikit saja akan berubah menjadi percik-percik amarah. Adit menahan bibirnya untuk mengucapkan sesuatu pada pengasuhnya yang lagi terlihat marah tersebut. Dia juga nggak mengerti kenapa wanita itu gampang sekali marah akhir-akhir ini. Masak gara-gara soal drakor, marahnya sampai segitunya. Lagaknya uda kayak macan yang baru saja melahirkan.

"Segitu ngefansnya kah dia sama hyunhyun atau siapa namanya cowok drakor kemarin?!" pikir Adit kesal.

Di lain sisi... sebenarnya Rina masih menyimpan sakit hati gara-gara masalah kue coklat kemarin. Dia tak suka diperlakukan sebagai penyedia makanan bagi Miss Betty yang tak tau diri itu.

MENIKAH KARNA DENDAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang