Mata elang Adit mengawasi gerak-gerik pengasuhnya kemana-mana. Tak menyangka ternyata pengasuhnya santai-santai saja diperhatikan seperti itu. Mata Adit sudah hampir copot saking seriusnya mengekori kemanapun wanita yang seharian sudah membuatnya pusing itu. Hari ini dia akan membuat perhitungan dan akan membuat Rina bertanggung jawab akan semua masalah yang di alaminya seharian ini gara-gara wanita itu.
Kalau saja wanita itu menurut tadi malam dan tidak bertindak seenaknya, pasti tidak akan ada masalah setelahnya. Dia akan tidur pulas, bangun dengan badan yang segar bugar, moodnya juga pasti bagus sepanjang hari di kantor dan yang penting karyawannya juga tak harus dikorbankan gara-gara ulah wanita menyebalkan itu.
Sudah hampir sejam sejak Adit mengawasi wanita itu, tapi tak sedikitpun dia bergeming. Wanita itu bahkan tak melihat ke arahnya. Entah apa yang membuat pengasuhnya itu tiba-tiba saja berubah sikap seperti ini! Seingatnya tadi malam, dia tak melakukan sesuatu apapun yang kemungkinan bisa membuat wanita itu marah. Betapa dia ingin masuk ke dalam kepala wanita itu untuk melihat apa yang sebenarnya dipikirkannya.
“Moza… ayo mandi dulu! Abis gitu biar bisa makan malam!” panggil Rina pada anak asuhnya yang masih asik main dengan slime dan koleksi glitter miliknya. Rina melihat tangan dan leher anak itu sudah terkena glitter dan kelihatannya bakalan susah dibersihkan.
“Tunggu Miss… lima menit lagi!” protes Moza yang sedang sibuk mencampurkan slimenya dengan glitter-glitter warna-warni. Rina mengernyit tampak tak suka dengan kedua kombinasi itu. Menurutnya slime itu justru tampak kotor dan menjijikkan.
“Sudah jam 6 ini! Besok lagi kalau mau main!”
“Aku mandi sama Miss kalau gitu! Kayak dulu mandi di bathtub pakai bubbles… bubbles…” rengek Moza yang tambah membuat Rina pusing. Karna tak mau bertambah lama berargumen dengan anak asuhnya itu, dia mengiyakan permintaan itu begitu saja. Dia sudah lelah seharian dan segera ingin beristirahat.
“Aku ikut boleh nggak?” celetuk Adit tiba-tiba dan langsung dihadiahi tatapan galak oleh Rina.
Adit tak mengerti kenapa Rina harus menatapnya segalak itu. Toh dia hanya bertanya! Lagipula dia nggak akan mengganggu mereka kok, menurutnya. Dia cuma akan membantu saja… barangkali mungkin pengasuhnya itu butuh sesuatu.
.
Adit capek mengekori Rina dan anaknya. Setelah makan malam, dia menenggelamkan konsentrasinya pada pekerjaannya. Paul sempat menelpon dan menanyakan perkembangan antara dia dan Rina. Tapi karna kesal, Adit hanya menjawab singkat dan langsung menutup telpon.
Jam setengah dua belas malam, Adit akhirnya selesai berkutat dengan pekerjaannya. Dia ingin segera menuju ke kamar untuk langsung berbaring di ranjangnya. Namun saat melihat TV di ruang tamu masih menyala, dia bergegas berjalan ke sana untuk mengecek. Dia tahu betul ini pasti ulah pengasuhnya. Hanya wanita itulah yang gemar menonton malam-malam begini.
Betul juga… dia melihat pengasuh anaknya sudah terkapar di sofa, dengan tangannya yang masih memegang remote. Sedikit kesal karena masih teringat tingkah wanita itu seharian, Adit membangunkan wanita itu dengan mengguncang-guncangkannya kasar. Namun… bukannya bangun, kepala wanita itu malah terjatuh di atas tangan Adit.
Karna malas membangunkan lagi, Adit mematikan TV dan langsung menggendong wanita itu ke atas. Setiap menaiki beberapa anak tangga, Adit memelototi wajah Rina yang terlihat pulas sambil merutukinya. Dia kesal betapa enaknya perempuan itu bisa tidur nyenyak padahal belum melakukan misi rahasia yang ditugaskannya hari ini. Apa sih susahnya memberinya kecupan dulu sebelum tertidur, keluhnya dalam hati.
Dengan perlahan, Adit meletakkan Rina di ranjangnya. Sialnya… tiba-tiba saja wanita itu terbangun.
“Bapak ngapain ke sini?!” tanyanya curiga. Wanita itu memincingkan matanya seakan-akan sedang menyelidikinya. Sontak saja Adit kesal melihat ekspresi wanita itu. Terlebih lagi karna dia memang tidak sedang berbuat sesuatu yang tidak disukai wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENIKAH KARNA DENDAM (COMPLETED)
RomanceApa yang akan terjadi jika cinta dan benci dari masa lalu menyapa kembali setelah sepuluh tahun berlalu? Rina Wibowo sungguh tak menyangka dia akan kembali bertemu dengan Aditya Harsono, pria yang pernah menjadi mantan pacarnya sekaligus mimpi buruk...