Bab 41

2.5K 139 3
                                    

"MISS Rinaaa... tolong dibawain kue coklatnya lagi dong, saya mau makan di sini sambil nonton TV," teriak Miss Betty suatu waktu saat Adit tak ada.

Malas berdebat, Rina menuruti saja pemintaan Miss Betty. Hanya saja karena dituruti, tingkahnya jadi menjadi-jadi.

Lagaknya seperti nyonya rumah dan memperlakukan Rina seperti pembantu pribadinya. Bahkan Moza juga ikut-ikutan kesal dibuat wanita bermuka dua tersebut.

"Miss... pulang aja napa ke rumah Miss sendiri! Jangan terus-terusan merepotkan kita di sini. Aku nggak suka Miss terus-terusan nyuruh-nyuruh Miss Rina seenaknya!" semprot Moza saat mereka makan malam bersama.

"Hush Moz! Kamu kok ngamuk-ngamuk gini sama Miss Betty?! Miss Rina aja nggak keberatan kok bantuin Miss Betty sementara... Toh kan Miss Betty lagi sakit," jawab Adit seenaknya.

"Saya keberatan pak!" jawab Rina dengan cepat. "Kerjaan saya di sini bukan pembantu atau pelayan pribadi Miss Betty. Kalau dia mau nyuruh-nyuruh orang, ya bawa sendiri pembantu khusus dari luar untuk urusin dia. Kalau terus-terusan begini, saya lebih baik berhenti!" Rina tak tahan direndahkan seenaknya seperti itu oleh Adit dan pacarnya.

"Lho kok jadi gini! Kenapa nggak bilang dari awal Miss? Mepet gini gimana mau nyari pembantu baru," seru Adit bingung. Dia penasaran kenapa akhir-akhir ini rumahnya dipenuhi konflik melulu.

"Gimana mau bilang, lha papa tiba-tiba aja bawa Miss Betty ke rumah. Harusnya papa yang ijin ke kita dulu. Masak lebih penting kenyamanan Miss Betty daripada kenyamanan kita, yang jelas-jelas tinggal di rumah ini!" hardik Moza dengan ketus.

"Udah nggak apa-apa dit... aku yang ngalah aja. Aku ada kok kenalan yang bisa datang untuk bantuin selama aku di sini." Sambil menyibakkan rambutnya, Miss Betty berlagak seperti orang yang sedang tersakiti.

Adit tetap mengarahkan pandangannya pada Miss Rina seraya berkata, "Oke... jadi uda dengar ya Miss. Miss Betty mau bawa pembantunya sendiri, jadi nggak perlu lagi ada acara ngamuk-ngamuk seperti ini. Tinggal beberapa hari aja kok."

Ya... beberapa hari yang dikatakan Adit memang hanya tinggal lima hari saja. Tapi di beberapa hari itu, Miss Betty dan pembantunya sudah membuat masalah berkali-kali sampai membuat bahkan Mbak Saroh dan Pak Slamet nggak suka.

Yang membuat parah adalah Adit tiba-tiba saja ada kerjaan di Bandung dan nggak ada di rumah selama tiga hari. Alhasil… tiga hari itu dibuat Miss Betty untuk mengundang teman-temannya supaya bisa bertamu ke rumah Adit sesuka hati mereka. Terkadang sampai seharian tamu-tamu Miss Betty itu nggak pulang-pulang dan membuat rumah Adit sudah bagaikan klub aja saking banyaknya orang yang datang.

Salah satu orang yang paling sering datang adalah Mr. Andy. Kalau sudah datang, pria itu berani sampai masuk-masuk ke kamar Miss Betty. Entah apa yang dilakukan keduanya di balik pintu tertutup itu. Yang jelas... mereka sungguh nggak tau malu. Padahal Moza lagi ada di rumah. Tapi tetap saja mereka nggak peduli.

Nggak hanya sampai di situ saja. Teman-teman Miss Betty yang datang juga berani bawa minuman keras dan bermain taruhan bola di ruang tamu, sambil cekikikan dan memasang suara TV keras-keras. Diperingatkan berkali-kali sama Mbak Saroh dan Pak Slametpun mereka tak perduli.

Saking geramnya, Rina mematikan saklar listrik dan mengusir semua tamu-tamu Miss Betty dan mengancam mereka akan dilaporkan polisi kalau nggak segera keluar dari rumah Adit.

Melihat semua temannya pada pergi karna ancaman Rina, Miss Betty marah besar. Dia mengambil asbak di dekatnya dan melemparkannya ke arah Rina.

Untung saja asbak itu meleset dan melayang agak jauh ke samping kanan kepala Rina. Asbak itu pecah berantakan saking kuatnya lemparan itu dan jatuh di dekat kaki kanan Rina.

MENIKAH KARNA DENDAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang