Bab 45

2.5K 141 0
                                    

Adit gelisah luar biasa setelah kepergian Rina. Perasaannya nggak enak kali ini. Dia tak mengira PENGAGUM RAHASIA yang dimaksud Rina bisa setampan itu. Dia terlalu meremehkan pengasuhnya. Wanita itu rupanya cukup pandai menggaet pria yang cukup lumayan. Bisa dibilang pria seperti Sam itu digolongkan sebagai pria idaman wanita jaman sekarang.

Adit tau dia juga tidak jelek. Tak sedikit juga wanita yang mengejar-ngejar dia. Tapi kali ini dia sadar, dia menemukan saingan yang seimbang yang dapat membahayakan posisinya di hati Rina.

Dilihat dari cara pengasuhnya itu melihat Sam, Adit yakin tempat pria itu di mata Rina cukuplah spesial. Dan itulah yang membuatnya gusar. Dia baru saja merencanakan untuk mendekati Rina lagi dan entah kenapa si pengagum rahasia itu muncul dan mengacaukan semuanya. Gara-gara pria itu, Rina jadi memandangnya sebelah mata dan tampak kehilangan minat.

Panik, Adit mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Rina. Dia ingin meluruskan tentang kelakuannya tadi dan menjelaskan hal yang dianggap semena-mena oleh Sam tadi. Dia ingin sekali menendang kakinya sendiri saat menyadari kebodohannya. Dia sadar bahwa dia tak seharusnya memperlakukan Rina dengan kasar.

Adit terus mencoba menghubungi Rina, namun tetap wanita itu tak mengangkat panggilan telponnya. Sepuluh kali kira-kira dia mencoba dan selalu gagal. Pesan yang dikirimkannya pun tak satupun yang dibaca.

Ditengah-tengah frustasi, sebuah pesan tiba-tiba muncul di notifikasi ponsel Adit.

"Dit, jangan lupa pesta ulang tahun Pak Jimmy malam ini! Kalau kau sampai tak datang, dia pasti kecewa. Kau sudah tak datang tahun lalu, ingat!" Dibacanya pesan dari Ivan itu dan melihat ke arah jam.

Untung saja masih ada waktu dua jam sebelum pesta itu dimulai. Gara-gara peristiwa datangnya pengagum rahasia tadi, dia hampir melupakan pesta ultah klien pentingnya. Pak Jimmy adalah pengusaha beberapa cafe yang selalu menyetok produk-produk kopi yang diproduksi dari perusahaan Adit.

Dengan setengah berlari, dia menuju ke kamarnya dan segera memilih baju yang akan dikenakannya ke pesta yang penting itu. Dia akan bertemu banyak klien potensial di tempat itu dan dia harus menunjukkan penampilan terbaiknya.

.

Saat Adit datang, pesta itu sudah dipenuhi oleh tamu yang mulai berdatangan. Dia merapikan jas dan dasinya lagi dan masuk ke dalam. Kali ini Ivan tidak datang karena harus tugas ke luar kota. Maka dia harus bisa menjaga sikapnya dan menarik calon klien sebanyak-banyaknya.

Di pintu masuk terdapat penerima tamu yang akan mencatat nama tamu yang datang dan menampung hadiah yang dibawa untuk yang berulang tahun. Adit mengumpulkan bingkisan hadiah miliknya yang berisi jam tangan mahal ke resepsionis itu. Hal ini sudah merupakan hal yang biasa dilakukan di pesta ulang tahun Pak Jimmy tiap tahunnya.

Setelah menyerahkan hadiahnya, Adit melihat ke segala arah untuk melihat seseorang yang mungkin dikenalnya di tempat itu.

Seseorang menepuknya dari belakang dan dia pun berbalik. Wajah sumringah Susan Li yang cantik dan memukaulah yang menyapanya saat dia berbalik.

Wanita bertubuh sintal dan tinggi bak model tersebut sudah menjadi temannya selama lima tahun terakhir. Susan Li adalah pengacara pribadi Pak Jimmy. Sudah banyak kasus gugatan terhadap perusahaan Pak Jimmy yang dimenangkannya dan membuat wanita itu sebagai tangan kanan Pak Jimmy yang cukup dihormati.

Namun... sebenarnya hubungan Adit dan Susan tidaklah biasa. Mereka bukanlah teman biasa seperti kelihatannya. Susan pernah menjadi penghangat ranjang Adit saat dua tahun pertama mereka berkenalan. Walaupun begitu, hubungan mereka tidaklah mengikat. Adit bebas berkencan dengan wanita lain, demikian juga sebaliknya.

Tepat setelah dua tahun mereka menjadi teman tidur, Susan akhirnya menemukan pria yang katanya serius berhubungan dengannya dan bahkan sudah mengajaknya bertunangan. Saat itulah hubungan mereka sebagai teman tidur berakhir.

"Aku pikir kamu nggak bakalan datang lagi tahun ini. Pak Jimmy kecewa sekali waktu tau kamu nggak bisa datang ke pesta ulang tahunnya tahun lalu," seru Susan sambil mengaitkan tangannya ke lengan pria itu. Hal itu sudah biasa dilakukan wanita itu pada siapa saja. Oleh karena itu, Adit membiarkan hal itu terjadi.

"Biasalah... masalah keluarga. Aku kan nggak single sepertimu. Ngomong-ngomong kapan kamu nikah, kok nggak ada kabarnya sama sekali?!" tanya Adit sambil lalu.

"Dibatalkan! Biasalah cowok... nggak tahan tidur dengan satu wanita saja! Untunglah aku belum menikahinya. Kalau sudah, wah... pasti ribet harus cerai lah... ngurus soal harta gono gini lah." celetuk Susan santai sambil tersenyum, seakan-akan hal itu bukanlah berita yang menyakitkan baginya.

Adit memandang Susan sekilas dan menepuk punggung tangan wanita itu beberapa kali.

"Nggak masalah! Toh laki-laki sampah memang lebih bagus dibuang cepat-cepat. Yang harus kamu kuatirkan sekarang adalah dirimu sendiri."

Adit menoleh ke arah Susan. Wajahnya berubah serius kali ini. Dia tahu wanita itu sedang membicarakan tentang bisnisnya. "Maksudnya?"

"Beberapa hari lalu, keponakan Pak Jimmy datang dari Singapura. Kabarnya sih keponakan itu yang bakal ambil alih perusahaan sementara waktu. Kamu tau sendiri kan Pak Jimmy kesehatannya agak memburuk akhir-akhir ini. Makanya dia memanggil keponakannya dari Singapura untuk memegang bisnisnya sementara waktu. Masalahnya, kalau ada pemimpin baru kayaknya kamu harus melobi ulang deh. Soalnya, kabarnya Pak Jimmy nggak akan ikut campur dalam keputusan baru keponakannya itu," jelas Susan dengan terperinci.

"Waduh... kerjaan baru lagi dong! Memangnya hari ini keponakannya datang?!" tanya Adit kuatir. Urusan melobi pemimpin baru seperti ini bukanlah keahliannya.

"Kayaknya tadi aku ketemu di depan. Baru datang juga orangnya dengan pacarnya. Imut banget mirip artis korea Jang Nara tampangnya. Cocok dengan cowoknya yang tinggi dan kekar," jawab Susan mulai menggosip.

"Aku nggak perlu tau soal pacarnya. Yang perlu kuketahui adalah dimana keponakan Pak Jimmy sekarang!"

Susan meremas tangannya dan berkata,"Oh itu orangnya lagi bicara dengan Pak Jimmy. KIta hampiri saja." Susan menunjuk pada pria yang memakai jas biru dan menggandeng seorang wanita berpakaian merah membara di sampingnya. Hanya saja... Adit tak bisa melihat wajah pria itu, karna dia berdiri membelakangi Adit dan Susan.

Saat mereka berada tepat di belakang pria itu dan menyapanya, barulah pria itu dan pasangannya berbalik.

"Oh Pak Adit... saya sudah menunggu anda dari tadi. Perkenalkan keponakan saya... Samuel Berry!" seru pria tua yang bernama Jimmy dengan bersemangat.

Adit tak perlu mendengar nama itu dua kali untuk mengenali pria di depannya. Baru tadi siang bahkan dia sudah bertemu pria yang ternyata adalah keponakan klien pentingnya.

Si keponakan itu... tak lain dan tak bukan adalah si pengagum rahasia pengasuhnya, sedang tersenyum ke arahnya dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

Mau tak mau Adit menerima tangan itu dan menyalaminya. "Kali ini, anda mau juga ya menjabat tangan saya," sindir Samuel masih dengan senyumnya yang penuh teka teki itu.

"Kenalkan pacarnya saya. Oh... rasanya kalian sudah mengenal satu sama lain!" tambah Samuel dan menunjuk ke arah wanita di sampingnya.

Adit mengarahkan pandangannya ke samping Samuel. Wanita cantik yang diperkenalkan Samuel anehnya malah memandangnya dengan ekspresi terkejut dan panik.

Dia mengamati wajah wanita itu sekali lagi dan sepertinya dia mengenalinya.

"Lho... Miss... ngapain kamu disini?!" teriak Adit terkejut dengan pemandangan yang ada di depannya.

***

MENIKAH KARNA DENDAM (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang