Bab 14: Dilema
SIANG INI lagi lagi hujan turun dengan derasnya. Allya dan tentunya seluruh murid yang merasa sedang lapar dan sangat keroncongan perutnya akan mengomel dan menggerutu dalam hati, mengapa disaat istirahat kedua malah hujan deras seperti ini.
Sungguh sangat tidak baik, mau bagaimanapun hujan adalah berkah dari Tuhan bukan?
Sumpah demi Tuhan, Cindy sudah sangat lemas, perutnya bahkan seperti sudah tidak ada isinya lagi.
"Sumpah, ini kapan sih selesai hujannya? gue lapar anjrit!!"
"Astaghfirullah Cindy, hujan itu berkah, nggak boleh di anjritin!" ujar Binta.
"Lo pada resek deh kalau lagi laper!" Didi datang dari bangku belakang menengahi mereka. Dengan santainya ia mengeluarkan sebuah pisang dan sebotol air minum dan makannya di depan teman temannya yang sedang kelaparan.
"Gaasik lo makan sendiri, bagi napa!" ujar Cindy.
Allya yang tanpa babibu langsung mengambil alih botol minum Didi dan meminumnya hingga beberapa kali teguk.
"Thanks ya Di!" ujar Allya.
"Ye sialan, bilang aja kagak lo!" ujar Didu ketus.
"Laper banget, seriusan lama lama gue lari nih ke kantin,"
"Yaudah yuk, lari aja!" ujar Cindy menyemangati agar semua teman temannya termotivasi.
Allya menghela nafas, ia mengingatkan pada teman temannya, baju seragam hari ini masih dipakai untuk besok.
Gadis itu berjalan, menuju ke depan kelas. Ia menatap lapangan dan langit secara bergantian.
Ia merasakan percikan air hujan membasahi sepatunya.
Gadis itu pun membuka kancing seragamnya satu persatu menyisakan kaos oblong dan juga roknya, ia juga melepaskan sepatunya beserta kaos kakinya.
"Yaudah yuk lari aja," ujarnya kepada teman temannya.
"Hadeh, gue sih gamau ambil resiko, kalau ketahuan hujan hujanan,"
"Binta, plis lah, asikin dikit kek lo, tapi yaudah sih kalo engga ikut, jangan nitip ya," ujar Cindy sambil meledek Binta diujung kalimatnya.
Gadis itu juga ikut ikutan melepaskan alas kakinya beserta seragamnya, dan juga menyisakan kaos oblongnya.
Allya, Olla, Didi, Cindy bersama sama berlarian menerjang hujan siang ini. Keempatnya sebisa mungkin mencari jalan yang tertutup atap agar tidak terlalu lama terkena hujan, setidaknya bajunya tidak terlalu basah bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Walk On Major
Fiksi RemajaIni tentang Allya, si gadis aneh bertubuh mungil dengan tatapan matanya yang tajam dan dalam. Bertemu dengan teman teman baru di SMA, membuatnya semakin berdeda dan tampak aneh. Pesonanyanya memang tak bisa dipungkiri lagi, dia manis dengan memilik...